N.19 : 10

426 71 5
                                    

Helaan nafas kecewa menyertai teman-teman yang lain. Padahal hampir saja nama pelaku disebut.

"Yah... kalau seperti ini terus masalahnya tidak akan pernah selesai."

"Sudahlah, cari saja alat bantuan yang lain." Dengus Lisa yang merasa teman-temannya ini sangat mudah putus asa.

"Iya, ayo kita telusuri tempat ini lagi dan bawa barang-barang yang tadi ditemukan." Pinta Namjoon membuat teman-temannya mengangguk.

Mereka mulai berjalan kembali menelusuri gedung asrama ini. Beberapa ruangan mereka masuki untuk mencari alat bantu agar mereka lekas keluar dari tempat ini.

"Kau bilang hanya ada 7 ruangan dilantai dua."

"Kan sudah kubilang, yang kusebut hanya ruangan kamar, bukan ruangan yang lain."

"Begitu ya? aku tidak ingat."

-

"Ada telepon rumah disini!" Soraknya merasa senang telah menemukan barang yang mungkin akan membantunya keluar dari tempat ini.

"Apakah masih bisa terhubung? tidak ada jaringan disini."

"Akan kucoba untuk menghubungi nomor sekolahan."

"Ya, coba saja."

Jimin mulai menekan tombol angka disana, berharap kalau telepon rumah itu masih berfungsi, dengan begitu ia dan kawan-kawan bisa cepat keluar dari tempat ini dari pertolongan nanti.

"Halo..."

"Halo... dengan siapa disana?"

"Tolong, tolong aku dan teman-temanku. Aku terjebak digedung tua ini. Cepat datangkan bantuan. Hey, haloo... tolong jawab aku!"

Sambungan terputus secara sepihak. Jimin bahkan tidak mendapat respon yang bisa membantunya.

"Mereka mematikan telepon dari kita."

Tidak dipungkiri lagi, hati mereka sama-sama gelisah. Yang ditakutkan adalah kalau saja mereka mati mengenaskan ditempat ini dengan perut yang kelaparan.

"Tidak banyak waktu yang bisa kita lakukan disini. Energi kita semakin berkurang karena tidak makan dan minum. Itu bisa saja menjadi bahaya saat kita dikejar lagi oleh makhluk seram itu," ujar Jungkook sembari melirik Lisa, gadis dengan rambut panjang dan berponi itu bahkan tak menampakkan ekspresi apapun, berbeda sekali dengan teman-temannya yang nampak letih.

"Apa kau tidak merasa kelaparan dan kehausan?" Tanya Jungkook kepada gadis yang berdiri disebelahnya.

"Tidak." Lisa menjawab tanpa menoleh kearah Jungkook.

Teman-temannya yang lain terheran-heran dengan Lisa, apakah gadis itu bukan manusia yang tidak merasa lapar atau bahkan kehausan setelah dikejar-kejar oleh makhluk seram?

"Kau begitu aneh."

-

Berhenti sejenak karena rasa lelah, mereka mendudukan diri disembarang tempat.

"Hanya sebentar, karena tidak mungkin kita berlama-lama disini, makhluk itu bisa mengejar kita."

Semuanya mengangguk atas ucapan Yoongi. Dengan rasa lelah yang masih menyertai mereka, tanpa sadar bahwa sesuatu yang sedang merayap diatas mereka.

Tidak mungkin dari mereka tidak ada yang sadar, Taehyung bahkan sudah menyadari keberadaan bayang-bayang aneh dari situ.

"Bayang-bayang apa itu?"

"Apa maksudmu?"

"Itu, bayang-bayang itu..."

Mereka menatap bayang- bayang yang ditunjuk oleh Taehyung.

"Bayang-bayang kita mungkin"

Taehyung mengangguk, ada benarnya juga yang dikatakan Seokjin.

"Apa ini?" Sesuatu menyentuh pundak Lisa. Dengan sigap Lisa menepuk sesuatu dipundaknya itu dengan gesit, tidak, bukan serangga, ini... tangan!

"Semoga dugaanku salah." Lisa dengan berani mendongakkan kepalanya untuk melihat sesuatu diatas sana. Damn, makhluk itu merayap diatas sana.

"AAKKHH"

Sontak teman-temannya terkejut dengan teriakan Lisa.

"Ada apa?!" Semuanya panik, melihat Lisa yang tengah meronta-meronta membuat semuanya gusar. Lisa kenapa?

"Kau kenapa ha?!!"

"APA KALIAN BUTA?! PUNDAKKU DITAHAN OLEH MAKHLUK!!"

Mereka semua terperanjat atas pernyataan Lisa, bagaimana bisa? tidak ada apa-apa dipundak gadis itu.

"Lisa, tenang. Tidak ada apa-apa dipundakmu." Jungkook mendekat lalu memeluk Lisa yang masih meronta-ronta. Mengelus punggung gadis itu agar merasa tenang.

"Ini semua salahku."

NUMBER 19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang