2# JUST MINE!

458 66 98
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——————————————————❝Jangan pernah datang hanya saat kau membutuhkanku, Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——————————————————
❝Jangan pernah datang hanya saat kau membutuhkanku, Lee Jeno. Aku hanya akan setia menunggumu saat kau datang dengan sukarela.❞
——————————————————

Happy Reading!
Enjoy it.





Di pagi-pagi buta, Pemuda Manis itu sedang terburu-buru. Pesan dari kakaknya membuat ia menggertakkan rahangnya. Sebuah alasan klasik memang, tapi pesan itu membuat ia semakin naik pitam. Ekspektasinya di hari minggu yang akan digunakan untuk beristirahat dengan tenang tanpa gangguan, harus runtuh begitu saja, berganti dengan suasana hati buruk.

Dengan kondisi berantakan, kaki jenjangnya melangkah menuju ke Mansion sang Ayah. Dobrakan tangannya pada pintu terdengar sangat keras, tapi pintu itu tidak kunjung terbuka juga. Akhirnya, dengan segenap emosi ia menendang pintu itu hingga kenopnya rusak.

"KELUAR KAU MARK LEE BODOH! DASAR PENGECUT!" Teriakan dan gertakan itu menggema di seluruh ruangan. Segera ia menuju pintu kamar kakaknya, lalu dengan cepat ia membukanya. Dapat si Manis lihat kakaknya yang tengah berbaring, menyeringai dengan sombong.

"Mengapa kau menyuruhku kemari? Ada hal penting, huh?" Punggung Jaemin bersandar ke dinding. Bibirnya berdecak malas dengan tangan terlipat di depan dada. Netranya tidak lepas memandang muak kakaknya.

"..Wow, santai adik Manis." Lalu Pemuda yang Jaemin sebut sebagai kakak tersebut bangkit dari kasurnya. Dengan tangan kiri masuk ke dalam kantung celana, perlahan ia melangkah menuju ke arah sang adik. Wajah itu mendekat lalu membisikkan sesuatu.

"Buka matamu Manis, dan lihatlah perbuatan Ayahmu dulu. Aku tidak habis pikir, kelakuan orang tua dan anak sama saja. Kalian tidak jauh berbeda ternyata." Diiringi dengan tawa ringan, mata itu memandang hina adiknya, lalu menepuk-nepuk pundak Jaemin seakan bahu itu kotor.

"Sudah kuduga, hal yang tidak berguna lagi." Suara rendah Jaemin terkesan mengintimidasi.

"Well, tapi itu kenyataan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUST MINE! °•NOMIN•°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang