Part 13

4.7K 609 383
                                    

Dari segi sider sama vote jauh banget yaa:( sedih akutuh, apalagi aku suka nemu orang yang ninggalin comment tapi ga vote, maunya apa hei? ayo coba tekan bintang ujung buat hargain aku yang ngetik ini sampe mata perih di malem2 huhu... Okkay 150 vote and 250 comment, ayo kencengin biar aku makin semangat lagi 💕




•Selamat membaca💜•






"Siapa kau!!!" teriak wanita tua bersurai putih itu kala mendapati pemandangan yang kurang senonoh di hadapannya. Sebab bagaimana tidak? punggung mungil gadis Min itu benar-benar sudah terpampang nyata di hadapannya, tengkurap dengan beberapa bercak yang tertinggal di sana.

Sontak teriakan itu mengundang keterkejutan bagi stranger juga si gadis, tanpa berlama-lama lagi pria asing itu lekas beranjak dari atas tubuh Seolhwa. Berlari secepat mungkin melewati pintu keluar, tak memperdulikan teriakan juga makian yang wanita tua bersurai putih itu lontarkan padanya.

"Jangan lari kau bajingan!!" maki sang nenek, di umurnya senja nya ini semakin memperlambat dirinya untuk berlari, jangankan berlari. Terduduk pun kini ia sudah sangat merasa kesulitan.

Tentu hal itu membuat pergerakan pria asing itu untuk melarikan diri berhasil total. Wanita tua bersurai putih itu tak lagi memperdulikan kemana perginya seseorang asing itu, pandangan lekas menatap khawatir pada presensi gadis cantik di sampingnya yang baru saja menjadi seorang korban.

"Kau baik-baik saja cantik?" tanyanya penuh ke khawatiran, ia bahkan lekas membantu Seolhwa untuk terduduk.

"N-nenek— hiks." lirih gadis Min itu ketakutan, bibir hingga tubuhnya bergetar hebat. Menatap wanita tua bersurai putih itu dengan wajah yang berantakan, di penuhi air mata.

Hati wanita tua bersurai putih itu benar-benar terasa terhantam bebatuan besar nan keras, lekas ia menarik tubuh langsing gadis itu ke pelukannya. Memeluk hingga menenangkan kehancuran yang baru saja di alami gadis itu, menutup bagian tubuh gadis itu yang terekspos akibat perbuatan brutal dari seseorang yang tak mereka kenali itu.

"Kau sudah aman bersama nenek." katanya seraya mengelus halus surai pendek gadis Min itu, matanya sampai terpejam ngilu setelah tak sengaja melihat beberapa bekas gigitan yang terdapat pada punggung gadis itu.

Teriakan sang nenek menghiasi rumah mewah itu, memanggil kedua cucu laki-lakinya agar segera menghampiri kamarnya. "Jungkook! Jeongguk!"

Terus menerus seperti itu, hingga akhirnya presensi keduanya tiba. Tidak belum keduanya, sebab Jungkook sedikit terlambat, ia tiba dengan keringat yang melapisi bagian pelipisnya. Berbeda dengan Jeongguk yang tiba dalam keadaan mata yang setengah terbuka, bisa di pastikan bahwa pria kecil itu benar-benar sudah sedikit terganggu dalam tidur pulasnya.


"Noona?!" kejutnya kala mendapati gadis Min itu yang tengah terisak dalam pelukan sang nenek. Lekas Jeongguk berlari ke arah ranjang setelah mengalahkan rasa kantuk nya itu.

Sedangkan Jungkook yang sepuluh detik lebih lambat daripada sang adik itu masih berdiri tegap di depan pintu kamar. Kedua dada kekarnya bergerak naik turun, Jungkook menghela nafasnya sejenak kala mendengar penjelasan sang nenek pada Jeongguk tentang apa yang baru saja terjadi. Pria bertubuh kekar itu lekas menghapus sejenak keringat yang melapisi bagian pelipis hingga lehernya sejenak, sebelum pada akhirnya ia mulai melangkahkan kedua kaki kuatnya ke arah ranjang.

"Tidak mungkin ada penyusup yang berani datang ke rumah ini, bukankah sebelumnya rumah kita ini aman-aman saja?" ujarnya seraya menghampiri kegaduhan yang tengah mengisi ketiga insan yang sudah terlebih dahulu berada di sekitar ranjang itu.

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang