66. Take Me Away With You

90 3 11
                                        

Nah, part kali ini panjang lagi nih. So, santai aja bacanya, resapi setiap kalimatnya, bayangin adegannya, dan rasain feel-nya. Kalian akan dapet sesuatu yang spesial disini, jadi jantung sama hati harus bener-bener siap, ya. Dan ya, air mata juga jgn sampe tumpah, lho.. Oke deh, let's reading and be happy🤗

°°

This is my fault! Andai iblis itu tidak datang lagi, kau pasti tidak akan terluka seperti ini.
~~~

••


Brakh! Prangg!!*

Hantaman keras dan dentingan kaca yang memekakkan gendang telinga berhasil mengusik tidur Berlian. Bahkan ia harus terlonjak dan refleks terduduk pada brankar. Niatnya ia ingin menenangkan diri dan melerai segala rasa sakit dengan terlelap tenang. Namun sialnya kegaduhan itu menghancurkan usahanya untuk mencari ketenangan.

Tatapan tajamnya menusuk pintu ruangan, seolah ingin menembusnya untuk melihat apa yang terjadi diluar sana. Brakh!* Krek!* Prang!* Suara itu kembali menggema dan saling bersahutan. Berlian mulai geram. Ada apa ini? Manusia macam apa yang berani melakukan kerusuhan di rumah sakit seperti ini? Tidakkah ia tahu jika tempat seperti ini membutuhkan lebih banyak ketenangan?

Prang prang prang!* Brakh!* "Haaaaaaa!!!" Kali ini ada teriakan seseorang yang mengiringi suara dentingan dan hantaman itu. Dan disaat itulah Berlian tertegun. Sangat yakin, Berlian mengenal suara itu dengan pasti.

'Gue harap dia nggak ngelakuin hal gila.'

Penasaran, pun cemas, dengan sangat hati-hati ia bergerak perlahan. Menurunkan kedua kakinya, dan berusaha untuk bangkit. Dan ajaibnya, perutnya sama sekali tidak terasa sakit lagi. Syukurlah. Setidaknya Berlian bisa berjalan dengan tenang tanpa harus menahan sakit. Meski ya, ia tetap berhati-hati saat melangkah. Heh? Langkah Berlian sempat terhenti kala mengingat infus yang seharusnya masih terpasang di tangannya. Tapi apa ini? Tangannya sama sekali tidak terhubung dengan selang infus, hanya ada perban kecil yang menutupi bekas suntikannya. Bahkan saat melihat ke arah tiang infus, disana tidak ada cairan infus yang tergantung.

Kapan infus itu dilepas? Berlian sama sekali tidak mengingatnya. Whatever! Memang heran, namun Berlian memilih untuk menyingkirkan itu. Karena sangat penting baginya untuk memastikan apa yang terjadi diluar.

Membuka pintu ruangan, ia melangkah keluar. Dan, astaga. Apa yang terjadi disini? Lorong ini benar-benar sangat kacau. Semua kursi tunggu tidak lagi bertengger di tempatnya, terbalik sempurna dan ada salah satu dari 'mereka' yang mengalami kerusakan bahkan patah. Papan pemberitahuan yang semula berjajar rapi di sepanjang dinding, kini semuanya runtuh, berserangan di lantai dengan kaca pelindungnya yang hancur dan berhamburan pada segala arah. Barang-barang khas rumah sakit yang terbuat dari aluminium tampak berserakan di segala penjuru. Dan satu lagi, brankar darurat yang biasanya diam tenang di salah satu sisi lorong itu, kini brankar itu dalam keadaan terbalik dengan kasur dan spreinya yang terpisah jauh dari 'badannya'.

Astaga, sebenarnya manusia macam apa yang bisa memporak-porandakan suatu tempat hingga seburuk ini?

No, ralat. Berlian tahu siapa manusia itu. Hanya saja ia tidak tahu emosi pemuda itu sudah berada di titik level mana hingga bisa menciptakan kekacauan yang diluar kendali seperti ini.

"Sialan!" Brakh!!* Berlian terlonjak kala mendengar sesuatu yang menghantam lantai dengan sangat kuat. Pandangannya langsung tertarik pada sosok yang kini berada dalam jarak sepuluh meter darinya.

Angkasa BerlianWhere stories live. Discover now