02

1.8K 251 55
                                    

"Semuanya sudah siap?! Sebelum berangkat silahkan mengecek ulang barang bawaan terlebih dahulu, jangan sampai ada yang tertinggal!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semuanya sudah siap?! Sebelum berangkat silahkan mengecek ulang barang bawaan terlebih dahulu, jangan sampai ada yang tertinggal!"

Begitu ucap seorang pemandu kami.

"Baik!"

Semua orang serempak dan mengecek entah untuk ke berapa kalinya pada tas yang akan mereka bopong.

Aku yakin sudah membawa semuanya, termasuk rekan-rekanku. Tapi ada satu yang menjanggal.

Kita kekurangan satu orang lagi.

Pria semalam, tidak terlihat bersama kami.

"Ketua,"

"Ada apa?" Ketua melipat kedua tangannya di depan dada dengan gagah.

"Sepertinya kita kekurangan satu orang?"

Sorot matanya menajam, dia menatap ke arahku. "Apa maksudmu? Apa kau tidak lihat jumlah kita sudah lengkap? 12 orang sudah berkumpul, Renjun."

"Apa?"

Tapi, jelas-jelas orang waktu itu-

"Renjun, jangan membuat masalah, sekarang cepatlah bersiap, bus akan segera datang."

Dia pergi meninggalkanku.

Memang benar, semua jumlah kami sudah pas. Tapi tidak ada pria itu di sini.

Aku tidak mungkin salah lihat.

"Ka .... kak ...."

Suara apa itu?

Hewan liar? Tapi ini bukan hutan ....

Sudahlah, mungkin aku salah dengar.

"Renjun! Busnya sudah datang!"

Rekan perempuanku, Yuna, memanggilku dengan isyarat di tangannya.

Ah, busnya sudah datang rupanya.

Aku segera mengambil barang-barangku dan ikut naik bersama dengan yang lainnya.

Selama perjalanan, kami sedikit bercanda dan bernyanyi bersama dengan riang, sopir juga nampaknya ikut bersemangat sambil menyetir.

Awalnya begitu, sampai bisikan aneh mengetuk gendang telingaku.

"Kakak ...."

Apa ini? Aku melihat ke sekitar tak ada orang yang nampak menjahiliku. Teman yang duduk di sampingku juga tertidur, sedangkan yang di belakang sedang mendengarkan lagu.

Di tengah tawa renyah semua orang, akulah yang pertama kali menyadari mobil di depan sedang menerobos dengan kecepatan yang tidak sewajarnya.

Sang sopir segera mengalihkan setirnya sehingga membuat bus kami keluar dari jalur.

Badanku sepertinya ikut terhantam dengan pecahan kaca yang menusuk di setiap kulitku.

Suara tawa seketika berubah menjadi ringisan dan jeritan dari semua orang.

Sepertinya bus ini terbalik. Ada sesuatu yang berat menindih tubuhku.

".... Kakak."

Ah, dari semua kebisingan di sini kenapa hanya suara ini yang terdengar?

Apa ini? Aku bukan kakakmu, kenapa terus memanggilku begitu?

Apa kau yang mencabut nyawaku?

Uh, sakit.

Sakit, rasanya badanku remuk. Darah segar yang keluar dari lukaku membuat hidungku mencium aroma yang sangat menyengat.

Bukan hanya aku, teman-teman yang lain juga berada di ambang kematian, sama sepertiku.

Sakit sekali.

"Kakak."

Suara itu lagi. Tapi kali ini terdengar lebih jelas, aku melihat kaki yang berhenti di hadapanku.

Siapa itu? Ketua? Sopir?

Tolong aku.

Ah, aku melihatnya.

"Kakak. Maaf."

Pria saat itu.

Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersambung.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hi Neighbor [ renjun harem ]Where stories live. Discover now