[21] You're Not Human

27.3K 2.9K 677
                                    

Suasana tampak lengang di cafe milik Arniko malam itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana tampak lengang di cafe milik Arniko malam itu. Berkali-kali Kalla kedapatan melamun sambil mendengarkan lantunan lagu syahdu yang terputar dalam ruangan. Ck, menyebalkan sekali, sejak kapan dia suka lagu mellow? Kalla tidak suka yang sedih-sedih. Dan jarang menangis. Hidupnya sekeras batu. Menangis hanya bagi orang-orang looser yang cengeng.

Kalla jadi ingat, dia pernah punya musuh bebuyutan jaman SMA dulu. Sebagai pentolan dan pemimpin tawuran, dia punya musuh dari SMA seberang. Namanya Lucky Anggara. Beuh, songongnya minta ampun! Tapi apa? Belum apa-apa sudah menangis. Cengeng minta ampun. Ban jeep-nya dikempaskan di jalan saja, dia sudah menangis-nangis menelpon maminya.

Katanya penguasa sekolah, tapi masak mengejar-ngejar perempuan? Penguasa itu dikejar, bukan malah mengejar. Eh, si Lucky itu malah mengejar-ngejar sahabat perempuannya yang bernama Yumna. Tapi selalu bertepuk sebelah tangan.

"Mampus lo! Mampus! Si Yumna mana mau sama cowok cengeng macem lo! Apaan?! Dikit-dikit nangis! Malu, woy! Malu!"

Lucky akan balas menyumpahinya. "Eh, bangsat, gue doain lo jatuh cintrong sama sahabat lo juga! Si cendol itu! Buahaha! Mampus! Mampus!"

"In your dream!"

Halah, pecundang itu. Dengar-dengar dia tidak berhasil mendapatkan Yumna. Katanya malah sudah menikahi perempuan alim berhijab. Lalu sudah tobat katanya. Ya, bagus, deh. Kalla juga tidak peduli padanya. Masa bodoh.

Menghembuskan napas kasar, Kalla kembali menenggak soda di hadapannya. Terus menatap lalu-lalang pengunjung yang berdatangan. Dehaman Niko terdengar mendekat.

"Oy, ngelamun mulu! Disko, yuk! Udah kelar, nih!"

Kalla malah memasang muka dingin. Oh, dia jadi ingat sesuatu. "Nik, Jordan bagian divisi, lo, kan?"

Niko memicing curiga. "I-iya, sih, kenapa emang? Tiba-tiba bahas Jordan segala?"

"Kirim dia ke cabang di Sidney. Gue mau dia gantiin posisi Daru sebagai trainer."

"Apa?! Tapi, Kal-" Niko melotot, "Are you crazy? He is valuable asset in Jakarta branch!"

"He deserved it! Gue mau dapet SK-nya segera!"

Niko geleng-geleng sambil berdecak. "Lo bener-bener mau musnahin Jordan? That's crazy, dude! I think you really hates Kinna! You didn't want her to be happy!"

"Gue gini, karena gue peduli sama Kinna! Cause she is my best friend! Gue nggak mau dia dijebak sama bedebah itu!"

"Dan nyingkirin orang yang dia cinta, Kal?! You're doing too much! Use your brain, dude! Otak lo nyangkut mulu di dengkul, sih! Payah!"

Kalla malah tertawa mengejek. "Terus otak lo nyangkut di mana? Bulu ketek?!"

"Ini anak, gue ngomong serius! Gini, ya, Pak Kalla yang terhormat," Niko berdecak, "It's just like you, you fall in love with Thalia, and she fall in love with Jordan. No more diferrent. Same like you, do everything to get Thalia's heart. Kinna's too. She changed to get Jordan's attention. Wajar dong, kalau dia pengen jadi cantik biar Jordan tertarik! Gitu, oneng! Cinta bisa merubah segalanya! Termasuk tembaga jadi emas! Harus banget gue jelasin kayak anak es-em-ah, iya?!"

Call KinnaWhere stories live. Discover now