NDN--Semua Pelaku

22 3 0
                                    

Semua lantas masuk kedalam ruangan yang tak terlalu besar hanya berukuran 3x3, mereka masuk dan hampir terpukau melihat isi ruangan tersebut. Meskipun sempit tempat itu rapi dan bersih, terpukau itu hanya sesaat setelah mereka dipersilahkan duduk kembali merenungi. Semua itu tak akan terjadi jika hal ini tak terjadi.

Sebut saja namanya Ibnu, umurnya delapan belas tahun. Ya, katakanlah ia tampan. Badannya tegap, tingginya hampir seratus delapan puluh senti. Ibnu memiliki pacar, Nadin Lestari, gadis berusia genap tujuh belas tahun tingginya hanya seratus lima puluh lima senti. Sebahunya Ibnu, memang aneh jika dilihat tapi, Ibnu tidak perduli baginya gadis pendek itu lucu, cantik dan juga menggemaskan.

Hari ini mereka berencana untuk liburan. Liburan ini sudah direncanakan Minggu lalu. Cukup ramai yang ikut, ada anak kelas Nadin dan Ibnu juga anak kelas dua belas yang merupakan kawanan Ibnu.

Ibnu memperhatikan Nadin yang sibuk mengemasi barangnya yang akan ia angkut ke dalam bis. Cantik sekali gadis itu, pikirnya. Gadis itu memakai jaket pemberian darinya.

Memang cantik, benar kata teman-temannya ia beruntung memiliki gadis itu. Jelas! Karna temannya juga menyukai Nadin. Sayangnya Ibnu lah pemenang hati gadis polos itu.

Tanpa sadar Ibnu berjalan mendekat dan membantu pacarnya berbenah. "Aku bantuin ya!"

"Oh iya," seru Nadin tersenyum.

"Nanti kamu tidur bareng siapa?" Ibnu bertanya tanpa berhenti membereskan barang-barang Nadin.

"Bareng Zakia, April, Meli sama Putri." jawab Nadin.

"Tendanya jangan jauh-jauh ya, bahaya nanti kita sebelahan aja."

"Iya," Nadin tersenyum.

"Nanti biar aku yang pasangin tendanya."

"Iya iya,"

"Tungguin aku jangan pasang sendiri kalo aku sibuk tungguin bentar, oke?"

"Iya sayang iya," jawab Nadin terkekeh lucu.

Melihat Nadin terkekeh begitu Ibnu tersenyum. Cantiknya Nadin begitu alami.

"Sini, biar aku angkat." pinta Ibnu mengambil tas besar yang ingin di angkat Nadin.

Nadin dengan senang hati memberikan tasnya kepada Ibnu untuk di bopong nya ke dalam bis. Sementara itu Nadin hanya berjalan pelan dibelakang Ibnu mengekor.

Bis pun segera berjalan dengan penumpang yang sudah duduk tenang menikmati perjalanan panjang mereka. Ibnu duduk bersama Nadin, Zakia dan Meli, dan disusul dibelakang kursi Putri dan April.

Mereka sampai dan mulai memasang tenda. Lima sekawan sedang duduk sambil berfoto bersama menunggu Ibnu dan kedua temannya selesai memasang tenda untuk mereka.

Udara hari ini cukup sejuk membuat siapapun betah untuk berkeping di tempat begini dengan segelas teh seduh. Indahnya bukan main.

Kayu api mulai di nyalakan. Mereka duduk mengelilingi api unggun sambil bernyanyi ria dan menggoyang badan ke kanan dan ke kiri.

"Aku ngambil air dulu ya," Nadin berbisik pada Zakia. Gadis itu bangkit sambil membawa botol untuk ia isi air.

Nadin sedikit berlari untuk bisa sampai ke sungai yang terdapat air jernih yang mengalir. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku jaket tebal miliknya, udara malam sangat dingin.

"Hai!" Nadin terkejut mendapati kakak angkatannya sudah berdiri di belakang secara tiba-tiba.

"Kak Rendi." gumam Nadin sambil mengontrol nafas.

Nadin dan NadiraWhere stories live. Discover now