Chapter 3 ☄️

25 9 22
                                    

Hai! Mungkin chapter gaje juga atau apalah, entah. Happy reading!

•••

Hara duduk di kursi tamu yang ada di ruang kerja Kim Seungmin, dengan jas kebesaran milik Laki-laki itu yang menjadi selimut bagi tubuh mungil Hara, mata Hara beralih pada mug minuman yang ia pegang saat ini.

Dia berdehem melantunkan nada yang manis di dengar, matanya mengerilya seluruh ruangan kerja Kim Seungmin, Laki-laki yang sempat ia benci selama beberapa menit dan hilang begitu saja saat Laki-laki itu datang membukakan pintu mimpi buruk itu dan membawanya keluar.

Seketika dia terpana kembali oleh parasnya.

"Bisa kamu diam? Aku harus konsentrasi dengan dokumen penting ini," sahut Kim Seungmin, dengan nada dingin.

Hara yang merasa bersalah hanya bisa meringis tertawa hambar lalu menatap Laki-laki itu, dia tetap sibuk dengan tugas yang ia kerjakan selama tiga puluh menit saat Hara di sini.

"Jadi ... Tempat ini–"

"Tempat para manusia membeli mimpi, kalo kamu bermimpi sesuatu berarti kamu pernah kemari dan membeli mimpi untuk dirimu sendiri," potongnya, Kim Seungmin menatap malas ke arah Hara yang juga menatap dirinya.

Wajah polos, dengan jas kebesaran di pundaknya dan satu Mug di tangan Gadis itu. "Tapi ... Aku tidak pernah bermimpi selama tujuh tahun," Kim Seungmin yang tadinya mulai kembali berkutat dengan berkas-berkas penting kini menatap ke arah Hara yang tengah menunduk dan memainkan mug di tangannya.

"Tidak pernah? Pantas aku tidak pernah melihatmu,"

Hara tertawa hambar, lalu matanya menatap langit-langit ruangan seperti menerawang sesuatu, dia bersandar di sandaran sofa yang empuk. "Adikku memiliki hadiah sempurna untuknya, dia bisa melihat arwah,"

Kim Seungmin menatap bingung ke arah Gadis yang ada di ujung sana. "Maksudmu?" Kim Seungmin melepaskan kacamata yang ia pakai, lalu memijat pangkal hidungnya dan bersandar di sandaran kursinya.

"Ibuku meninggal tujuh tahun yang lalu saat aku berumur dua belas tahun, beliau meninggal karena di bunuh oleh Ayahku dan sekarang ... Ayahku pergi entah kemana dan menjadi buronan, selama ia pergi aku hanya tinggal berdua dengan Adikku, Sena namanya ... Dia memiliki bakat unik, bisa melihat hantu dia selalu bilang Mamaku ada di rumah bersama kita, tapi aku tidak bisa melihat, dia bilang, aku harus bangun atau Mama akan marah, tapi aku tidak bisa melihatnya, awalnya aku mengira Adikku gila ternyata tidak, dia membuktikan Mamaku selalu ada di sisi kita dengan cara meminta Mama menggerakkan benda barulah aku sadar, dia ada," jelas Hara, dengan mata mulai berkaca-kaca.

Hara mulai menoleh ke arah Kim Seungmin kemudian tersentak mengingat mereka belum kenal satu sama lain. "Maaf ... Aku seharusnya tidak berbicara tentang diriku sendiri saat aku tidak kenal siapa kamu," Hara tersenyum miris kemudian kembali menatap Mug yang minumannya sudah mulai dingin.

Kim Seungmin menarik napas lemah. "Tidak apa, aku adalah pendengar baik, aku cukup tersentuh dengan kalimatmu tapi ...," Dia menggantungkan kalimatnya kemudian memainkan bolpoin yang ia pegang.

"Aku tidak peduli." Hara yang tadinya sudah sedikit menaruh harapan hati kini luntur.

"Menyebalkan," batin Hara.

Lucid Dream Marketing Dream Store | Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang