on

4.2K 303 24
                                    

Beomgyu mengambil lubricant dari laci nakas sebelah ranjang. Tanpa pikir panjang dia langsung membukanya dan membalurkan isinya ke tiga jarinya. Melirik Taehyun sekilas, ia pun memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang belakang yang lebih muda.

Hal tersebut tentu saja mengejutkan Taehyun. Tubuhnya refleks tersentak, merintih kesakitan dengan suara yang lemah.

"Hurt?" tanya Beomgyu dengan seringai di wajahnya.

Taehyun hanya bisa meremas permukaan seprai. Kali ini dia menggigit bibir bawahnya supaya tidak menimbulkan suara-suara aneh.

Beomgyu melihat itu. Dia dengan sengaja langsung menambahkan 2 jarinya. Melakukan gerakan brutal di dalam Taehyun, yang otomatis membuat pemuda itu meloloskan suaranya.

"That's right, kitten. Say my name."

Beomgyu menusuk semakin dalam ketika Taehyun tidak segera menyebut namanya.

"AKH SA-SAKIT AAAKH!"

"Namaku?"

"Beom–eungh–gyu.."

Beomgyu tersenyum miring. Dia pun mengeluarkan jarinya setelah memastikan Taehyun sudah cukup basah.

Tanpa menunggu banyak waktu lagi karena dia sudah on, dia pun melepaskan seluruh pakaiannya, lalu memposisikan Taehyun berada di bawah membelakanginya.

"I don't care if you're a virgin, you're mine anyway," katanya sebelum menarik pinggang Taehyun untuk memasukkan miliknya.

Tubuh Taehyun bergetar hebat, teriakannya membahana di ruangan itu, bagaimana tidak? Ini pertama kali buatnya, dan Beomgyu memasukinya dengan tidak lembut sama sekali. Jika dirinya lebih kuat dari sekarang, mungkin dia sudah refleks menendang perut pria itu. Sayang sekali, tubuhnya terlalu lemah akibat pecutan tadi.

"Fuck! So tight!" geram Beomgyu dengan mata merem melek menikmati lubang virgin itu.

PLAK

"Say my name, kitten," perintahnya dengan nada menuntut sambil menampar bongkahan kenyal yang menjepit miliknya.

"S-sakit eunghh.."

PLAK

"Itu bukan namaku."

"Beom— ugh Beomgyu.."

"That's right," seringai Beomgyu tepat sebelum menggerakkan pinggulnya.

Taehyun terus menjerit kesakitan. Sesekali dia memanggil nama Beomgyu saat diperintah dan ditampar. Pantatnya terasa panas sekarang karena terus ditampar. Belum dengan lubangnya yang dipaksa untuk menelan semua kepemilikan pria yang dikenalnya beberapa jam lalu. Air matanya mengalir tanpa diinginkan. Hanya seprai saja yang bisa menjadi pegangannya saat ini.

"Mau.. eungh mau.. keluarhh.." cicit Taehyun ketika merasakan gejolak aneh di perutnya.

"No one allowed you," jawab Beomgyu dengan dingin sambil menekan lubang kencing yang lebih muda dengan tangannya.

Taehyun mengerang frustasi. Menahan adalah sesuatu yang sangat menyiksa. Apalagi hentakan dari belakang semakin dipercepat dan mendalam. Hingga Taehyun tanpa sadar mendesah saat kena titik prostatnya.

"Beomgyu hyunghh aahhh mau keluar mmh."

"Damn Taehyun!" geram Beomgyu yang semakin tegang di dalam sana mendengar suara mendayu kitten-nya.

Dua kali sentakan, Beomgyu pun mengeluarkan cairannya di dalam. Dia juga membiarkan Taehyun mengeluarkan putihnya. Tubuh mereka sama-sama gemetar untuk beberapa saat. Taehyun lega dia bisa keluar, tapi di saat bersamaan tubuhnya terasa penuh karena cairan yang masuk begitu banyak.

Setelah memastikan semuanya sudah keluar, Beomgyu pun mencabut miliknya. Taehyun langsung jatuh terbaring. Cairan putih keluar dari lubangnya, membasahi permukaan seprai yang sama putihnya.

Beomgyu bertahan dalam posisi tersebut selama beberapa saat. Menyaksikan tubuh kecil kurus Taehyun yang terbaring lemah, dengan hiasan memar di sekujur kulitnya, air mata di wajahnya, belum ditambah dengan putih yang mengotori depan dan belakangnya.

Kalau boleh jujur, itu berhasil membuat Beomgyu tegang lagi.

Keinginan untuk menyergapnya lagi kembali tinggi, namun terjun bebas secara mendadak ketika melihat pemuda itu menangis sesenggukan.

Tatapannya melembut.

"Beomgyu bajingan. Pria brengsek tidak punya hati," maki yang lebih muda dengan suara serak.

Beomgyu hanya diam menatapnya.

"Kau tidak ada bedanya dengan sampah."

Taehyun terus menyuarakan isi hatinya meskipun sebenarnya dia takut Beomgyu akan menyiksanya lagi. Itu bisa pikir nanti, sekarang Taehyun sedang stress.

Taehyun menegang saat merasakan pergerakan dari yang lebih tua. Dia memejamkan matanya erat-erat, menunggu saat-saat kulitnya ditampar lagi atau mungkin kepalanya dihantam lampu di atas nakas hingga berdarah.

Tapi...

Kenapa tubuhnya jadi terasa hangat?

Penasaran, Taehyun pun membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah Beomgyu yang tepat berada di depannya. Menatapnya begitu intens hingga Taehyun merasa Beomgyu bisa membaca isi hatinya.

"Ke-kenapa?" cicitnya saat Beomgyu hanya diam menatapnya.

Pria itu tetap tak menjawab. Tapi tangannya bergerak menuju wajah Taehyun, yang refleks membuat Taehyun berjengit dan memejamkan mata. Beomgyu berhenti sebentar, tapi setelah itu tangannya bergerak lagi untuk menyeka air mata di pipi Taehyun.

"Don't cry," ucapnya dengan suara berat agak serak.

Taehyun kembali membuka matanya, menatap Beomgyu tak mengerti.

"Just don't cry."

Taehyun menatapnya geram. "Selfish jerk."

Beomgyu menarik pinggang Taehyun dengan hati-hati, tapi Taehyun langsung menahan dada Beomgyu. Memasang wajah marah yang malah terlihat menggemaskan di mata Beomgyu.

"Mau apa?"

Yang lebih tua menarik Taehyun dengan lebih kuat hingga mereka semakin tak berjarak. Taehyun sedikit tak nyaman, apalagi ketika Beomgyu juga memangkas jarak wajah mereka hingga pria itu berhasil menempelkan bibir di pipinya.

"Can you stop?!"

"Berhenti menangis dulu."

"Itu urusanku mau berhenti kapan. Kau sudah menghancurkanku. Aku punya hak untuk menangis sekarang."

"I can't see you crying, Taehyun."

Taehyun membeku saat bibir mereka saling bertemu.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Sep 04, 2021 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

make a betDonde viven las historias. Descúbrelo ahora