28. Sidang

17.4K 1.6K 2
                                    

"AAAAA MASSSS," teriakku keras usai keluar dari ruangan sidang.

Rasanya jantungku ingin meluncur dengan bebas. Bagaimana tidak? Sejak kemarin aku tidak luput dari perasaan gugup sekaligus panik. Ditambah beberapa jam lalu, saat nama lengkapku dipanggil karena giliranku untuk sidang. Demi apapun, aku mati-matian mempertahankan otakku tetap encer agar tidak blank dan melupakan materiku.

Sekarang aku memeluk erat Mas Agam sembari sesenggukan karena saking terharunya dengan usahaku selama ini demi skripsi. "Mas ya ampun, jantungku rasanya kayak mau keluar," kataku melepaskan pelukan berganti menatapnya.

"Sekarang enggak kan? Gimana? lancar?"

"Alhamdulillah, lulus dong."

Mas Agam mengusap lembut kepalaku lalu mencium pipiku singkat.

"Ekhem."

Cielah. Lupa, kalau ada manusia jomlo di antara kami. Thea dan Yuda.

"Lo enggak pengin meluk kita gitu?" tandas Yuda polos.

Sepertinya laki-laki ini buta dengan kehadiran Mas Agam yang langsung melotot dengan matanya yang tajam.

"Sama Thea saja jangan sama dia, ya sudah aku tunggu di depan," cetus Mas Agam lalu pergi meninggalkanku bersama Thea dan Yuda.

Aku mengangguk. "Oke Mas."

Sepeninggal Mas Agam secepat kilat aku berpelukan dengan Thea. "Selamat Beb, sekali lagi selamat. Gue bangga sama lo," katanya lirih.

"Makasih, makasih karena udah jadi sahabat gue."

Thea melepas pelukanku. "Oh ya si curut ada hadiah buat lo katanya."

Keningku mengernyit dengan mulut setengah menganga. "Apaan nih?" tanyaku penasaran.

Selanjutnya, Yuda mengeluarkan sebuah kertas dari waist bag nya. "Ini buat lo, dan suami lo. Actually, bukan dari gue aja sih. Patungan sama Thea dan Mbak Gea, Mbak Gea enggak bisa dateng ke wisuda lo nanti."

Aku menerima lembaran kertas itu, sebuah tiket liburan ke Swiss.

Duh! Gila banget nih mah.

"Ingat Beb, lo harus pergi. Kalau lo enggak pergi awas aja," tegas Thea dengan tatapan membunuhnya.

Huhu, aku sampai bergidik ngeri.

"Siap Bu Bos," sahutku padanya.

"Selamat buat lo, jadi? Kapan keponakan gue sama Thea release? Udah produksi kan?" pungkas Yuda menyebalkan.

Minta ditampol mulutnya nih.

"Tenang aja coming soon hahaha. Ya udah yuk ke depan."

Sampai di depan kampus aku tidak melihat keberadaan suamiku. Katanya menunggu di depan, di depan mana coba. Aku berdecak kesal.

"Suami lo mana?" tanya Yuda kebingungan.

Saat mulutku hendak menjawab, dentingan ponselku menginterupsi.

New message from Mas Agam

Mas Agam :
Maaf, aku enggak bisa gabung sama kamu, Yuda, dan Thea. Ada urusan mendadak di kantor

Bella :
Oke Mas, gapapa. See ya!

"Mas Agam ada urusan, jadi kita bertiga doang. Okay kan?" ujarku pada Yuda dan Thea.

SCRIPTUM [COMPLETED]Where stories live. Discover now