4

1.4K 145 26
                                    

9 Desember 201X

Jooheon membenci Changkyun? Tentu saja. Anak itu sudah merebut kebahagiaannya. Mungkin jika Changkyun menolak keputusan orang tuanya, sudah dipastikan jika ia dan Minhyuk sudah bahagia bersama.

Namun bukan berarti Jooheon sangat membenci teman masa kecil yang sekarang menjadi istrinya itu. Masih ada rasa kepeduliannya terhadap sang istri. Buktinya, ia sudah duduk di meja dapur dari pagi-pagi sekali. Hatinya terasa bergetar ketika Changkyun terus memohon padanya untuk makan bersama.

Bukan hal yang besar memang. Tapi seorang Lee Jooheon yang terkenal dengan egonya yang tinggi dapat luluh karena perbuatan yang Changkyun lakukan beberapa hari belakangan ini.

Ia juga sempat bingung mengapa ia bisa begitu kasar terhadap Changkyun. Apalagi kondisi anak itu yang tidak dapat dikatakan baik-baik saja.

Jooheon memijat pelipisnya pelan ketika memikirkan banyak hal tentang Changkyun. Ada rasa khawatir ketika ia menyadari jika semalam sepertinya penyakit Changkyun kambuh.

Changkyun yang baru saja turun dari kamarnya tersenyum melihat Jooheon yang sudah duduk tenang di meja makan dengan piyama birunya. Ia baru saja membersihkan tubuhnya dan hal mengejutkan yang tidak pernah ia bayangkan tersaji rapih di hadapannya.

Mungkin usahanya dalam waktu lebih dari seminggu ini sudah membuahkan hasil. Buktinya, Jooheon sudah berani berlama-lama di dapur.

"Maaf, aku tidak memasak," sesal Changkyun.

Hari ini, Changkyun hanya menyediakan roti dan selai strawbery di atas meja maka. Karena demam tinggi yang ia alami tadi malam, membuatnya terlambat untuk bangun. Lagipula, ia berpikir jika Jooheon tidak akan makan di rumah.

"Tidak masalah," jawab Jooheon sambil mengambil sehelai roti dan mengoleskannya dengan selai tersebut.

Tidak ada alasan ia duduk di sini selain ingin memastikan keadaan Changkyun. Untuk makan? Ia bisa memesan atau membelinya diluar.

"Hyung tidak bekerja?" tanya Changkyun memulai pembicaraan.

"Tidak. Aku ingin beristirahat."

Jooheon memperhatikan Changkyun yang mulai membersihlan peralatan dapur di wastafel. Dahinya mengerut ketika ia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Sebenarnya, ia bisa saja bekerja. Lagipun tubuhnya tidak merasa lelah. Hanya saja ketika ia mengingat malam tadi, ia merasa was-was dengan kondisi Changkyun. Hatinya terasa sakit melihat itu.

"Apa ada yang sakit? Tadi malam kau demam bukan?" tanya Jooheon yang sudah berdiri di samping Changkyun. Ia menempelkan telapak tangannya pada dahi lelaki itu.

"A-aku tidak apa-apa" jawab Changkyun gugup. Ia merasa bingung. Bagaimana Jooheon mengetahuinya?

"Duduklah. Aku akan menyelesaikannya," titah Jooheon.

Changkyun mengangguk. Ia berjalan dan duduk di salah satu kursi dapur. Ia hanya memperhatikan Jooheon yang sibuk dengan peralatannya.

"Apa kau selalu menatap ku seperti ini?" tanya Jooheon yang sadar akan perbuatan Changkyun.

"Tentu. Aku bahkan sering menatap mu saat kau tidur," Changkyun membengkap mulutnya sendiri ketika membocorkan rahasia terbesarnya.

Changkyun dapat melihat Jooheon terkekeh kecil karena perbuatannya. Respon yang diberikan Jooheon jauh diluar ekspetasinya. Ia pikir Jooheon akan marah karena perbuatan yang hampir tiap malam ia lakukan. Mengendap-endap masuk ke kamar Jooheon dan mecium keningnya setelah memperhatikan wajah sang suami untuk beberapa menit.

it's hurt •Jookyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang