13

7.1K 207 7
                                    

masuk part yang lo semua tunggu, yuk share cerita gua ke temen lu yang sagnean.

×××

Ponselnya ikut terjatuh seiring Ia ambruk ke lantai rooftop. Ia yang sudah lemas itu tidak mampu menahan pusingnya, yang Ia dapatkan adalah rasa lemas yang aneh. Detak jantung dan pernapasannya melambat, Ia sulit mencerna kesimpulan dari apa yang terjadi padanya.

Lelaki yang berhasil menjalankan rencana awalnya sedang menyiapkan "area bermainnya". Ia merapikan alas yang Ia bawa pada sofa berjarak 5 meter dari masuk. Tidak lupa untuk mengunci pintu masuk rooftop juga. Meja taman yang berada di dekat Hyunji pun Ia pindahkan di samping sofa. "Hey, nih dompetmu." Lelaki itu menaruh dompet pink milik Hyunji pada meja taman.

Perempuan yang masih sadar itu menggeleng-geleng ketika Jaemin mendekatinya dan mengambil ponselnya, "ehm, balikin...." Jaemin menaruh ponselnya pada saku celana.

"Hyunji, itu alkohol." Lelaki di hadapan Hyunji membungkuk mendekatinya dan menangkup wajah perempuan yang sudah mabuk itu.

"Huh? Al, al apa?"

"Lagian, kamu sapa?" lanjutnya.

Laki-laki berambut hitam yang sedikit berantakan itu tersenyum kemenangan, kemudian membelai kepala Hyunji dengan lembut. Diubahnya posisi Hyunji menjadi duduk untuk mempermudahnya membuka zipper dress hitam milik Hyunji.

Ia membaringkannya kembali ke lantai rooftop. Perempuan itu membuka dan mengedipkan matanya dengan lemas. Mulutnya sedikit terbuka, alisnya terkadang terangkat dan Ia melirih. "Park Hyunji?" panggil Jaemin.

Jaemin membuka bibir bawah Hyunji dengan jempolnya. Tiba-tiba, sesuatu yang Ia impikan tersirat di pikirannya. Ia ingin tahu rasanya mencium seseorang ...

... dan orang yang ingin Ia cium berada di bawah kendalinya.

"Kamu begitu cantik." Ia senang melihat payudara Hyunji yang terjepit bra hitam beserta celana dalam dengan warna seiras milik Hyunji yang begitu feminim. "Dasar bodoh, apa tidak sesak? Biar aku membebaskan payudaramu."

Lelaki itu membuka kaitan payudara Hyunji, Ia melempar branya sembarang tempat dan mengangkat Hyunji menuju sofa, lalu menghempaskan tubuh perempuan itu. Dibaringkannya kembali tubuh perempuan itu, kini hanya celana dalam yang menutupi tubuh cantik Hyunji.

Masih dilihatnya tubuh perempuan itu, Ia menikmati bagaimana bentuknya, harumnya dan juga pemiliknya. Sofa yang berada di bawah sinar lampu itu membuat Jaemin mampu melihat dan menikmatinya dengan jelas. Ia bergerak menindihi tubuh perempuan itu.

"Shit, dia anak SMA?!" Jaemin meremas payudara kiri Hyunji dengan gemas, "tangan gua ga muat." Lelaki itu melanjutkan pemanasannya, dirabanya dada Hyunji menggunakan jari telunjuknya, menurun sampai ke pusar perempuan itu. Jaemin terus meraba perut perempuan itu dengan jarinya, membuat empunya bergetar karena menahan geli yang tak tertahan.

"Aku gabisa tahan lagi, gimana kalau awal yang lembut? Kamu pasti suka, kan?" Lelaki yang berada di atas tubuh wanita itu tersenyum kembali, "mau coba ciuman? Hm, apa kamu pernah ciuman?" Perempuan itu mengangkat alisnya, Ia menggeleng tipis.

"Hyunji? Kamu masih sadar, rupanya...."

Tangan perempuan itu bergerak memeluk leher Jaemin, kemudian mengecup bibir lelaki itu. Lalu Ia melepas pelukan pada leher Jaemin. Lelaki itu mengernyit karena pergerakan Hyunji yang begitu tiba-tiba. "Kamu emang misterius," ucap Jaemin.

Lelaki itu menangkup pipi kanan Hyunji menggunakan telapak tangan kanannya, Ia bergerak mengecup bibir Hyunji dengan lembut. Rasa nikmat akan mengecup bibir perempuan itu berkembang menjadi ciuman panas yang tidak ditolak oleh Hyunji, namun tidak diterima juga. Perempuan itu hanya diam memejamkan matanya.

Ciuman itu menurun menuju dagu serta leher jenjangnya. Lelaki yang sudah dikuasai nafsu itu meninggalkan jejak kemerahan di bagian samping leher Hyunji, lalu berakhir di payudaranya. "Kamu bakal suka ini, Hyunji." Jaemin membasahi nipple payudara kiri wanita itu dan mulai menjilatinya dengan lembut, lalu Ia memainkannya ujungnya sehingga menegang akibatnya. Sementara tangannya meremas gemas payudara kanan seraya memelintir nipple itu.

"Kamu suka, hm?"

Jaemin mulai menghisap nipple kiri itu sehingga milik Hyunji mulai memerah karenanya. Namun perempuan yang lemas itu bisa merasakan permainan Jaemin. Tangannya bergerak ke kepala Jaemin, mengusapnya lembut, sesekali menjambaknya ketika Jaemin mengigit kecil nipplenya.

"Unghhh." Desahan tipis keluar dari mulutnya. Matanya terbuka dan mulutnya menganga. "Na...," lirih perempuan itu. Dia bergerak meremas kerah kemeja putih milik Jaemin, lalu menariknya mendekat.

"Oh, aku dapat ide." Lelaki itu membuka ponselnya dan mulai merekam wajah Hyunji.

"Apa sayang?" tanya Jaemin. Ia mengelus rambut perempuan yang terbaring di bawah tubuhnya. "Kamu sadar kalau aku Nana?"

Hyunji yang lemas itu menarik napasnya panjang, "Na..., cium aku lagi."

"Hm?"

"T-tolong..." Hyunji berhenti meremas kerah Jaemin. Manik matanya menatap dalam netra lelaki-teman sekelasnya.

"... aku, suka." Ia menarik napasnya, "aku mau lagi." Senyuman miring terukir pada wajah sempurna Na Jaemin. Ia menaruh ponselnya dan juga ponsel Hyunji pada meja, lalu membiarkan ponsel itu merekam apa yang mereka lakukan. Ia melonggarkan dasi pada kemejanya dan melepaskan dasi itu.

Ditangkupnya wajah Hyunji, lalu Ia mendekati wajahnya, mulai menciumnya dengan lembut. Tanpa halangan apapun, Hyunji yang sudah terbawa suasana kini memeluk leher Jaemin dan membalas ciumannya. Mereka berdua sama-sama melakukan first kiss masing-masing, artinya masih belum mengerti bagaimana mencium pasangan.

Namun Hyunji berbeda dengan Jaemin, perempuan itu menarik kepala Jaemin dan memperdalam ciuman mereka. Ia menangkup pipi Jaemin, membasahi bibir Jaemin dan melumatnya. Digigitnya bibir itu sehingga membuka kesempatan baginya untuk "bermain" di sana.

Jaemin tersenyum di sela ciuman itu, tangannya bergerak meraba area kewanitaan Hyunji yang masih tertutup celana dalamnya. Lalu tangannya memaksa masuk dan meraba vaginanya yang sudah basah.

"Mpphh... huhh," lirih Hyunji. Ia menjepit lengan Jaemin dengan kedua pahanya.

Lelaki itu menghentikan ciumannya. Ia menatap Hyunji yang makin lemas karena efek alkohol itu, "jangan pingsan, kamu berhak ngerasain permainan "utama" nya."

Sedari tadi perempuan itu hanya mengernyit, Ia menunjukkan ekspresi yang seolah berkata "aku mau lagi". Hyunji meremas kembali kain kemeja Jaemin, mencoba menciumnya lagi. Namun Jaemin justru menahan tubuhnya, "sesuka itu, kah?"

Lelaki itu berpikir bahwa Hyunji memang mudah untuk Ia taklukan. Jika ciuman saja Ia ingin lagi dan lagi, lalu bagaimana dengan sex? Ia malah membayangkan wajah Hyunji memohon-mohon untuk menambah ronde permainannya.

"Hm... jangan cium lagi," ucap Jaemin menolak. Ia melepaskan kedua tangan Hyunji dari kemejanya, namun tangan itu bergerak meraih kancing kemeja itu. Jaemin langsung menangkap gerakan Hyunji, Ia segera membuka kemejanya dan bergerak mencium dada Hyunji menurun hingga sampai di celana dalamnya. Dibukanya kain itu, lalu membuangnya sembarang arah juga.

"Basah banget, uhhh." Lelaki itu membuka zipper celananya dan menurunkan hingga ke lutut. Ia meraih tangan Hyunji dan membiarkan tangan kanannya menggenggam miliknya yang sudah menegang. Namun tangan itu justru terjatuh kehilangan keseimbangan, Hyunjin yang lemas.

"Hey, aku bilang jangan pingsan." Jaemin menepuk-nepuk pipi Hyunji, sedangkan Hyunji hanya membuka matanya tipis. Lelaki itu mengarahkan miliknya pada bibir Hyunji, menunggu bagaimana reaksi Hyunji nanti.

Reaksinya? Ia mencium ujung batang itu sekali dan kini matanya sudah memejam sepenuhnya, Ia sudah pingsan.

"Sialan." Lelaki itu menghentikan rekaman video pada ponselnya.

To Be Continued

Gua yang ngetik, gua juga cringe, part. selanjutnya bakal lebih cringe, harap maklum

SO DELICIOUS (18+)Where stories live. Discover now