0.4 Tidak Terduga

1 0 0
                                    

"Percaya atau tidak tentang apa yang terjadi di malam hari"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Annatha mendongakkan wajahnya melihat laki-laki yang ia tabrak.

"Dia?!" batin annatha

Laki-laki itu sedang berhadapan dengan seseorang perempuan melakukan hal yang biasa terjadi di tempat dengan jalan sepi lampu tidak terlalu terang. Apa yang terjadi?

Annatha melihat itu sedikit menyimpitkan matanya. Apa yang ia lihat sungguh dia orangnya??

Saat annatha menyimpitkan mata laki-laki itu menyadari kehadirannya tak diketahui oleh annatha bahwa laki-laki yang sedang ia perhatikan menatap tajam pada dirinya.

Laki-laki itu meninggalkan perempuan yang tadi ia hadapi. Perempuan tersebut meninggalkannya karena terganggu oleh kehadiran annatha.

Annatha yang merasa dirinya kembali dalam bahaya karena melihat laki-laki itu mendekat. Ia segera terbangun dan ingin segera pergi dari tempat ini. Saat hendak ingin pergi, lengannya ditangkap dengan mudah sehingga tubuhnya bertabrakan dengan tubuh laki-laki itu. Udara malam yang dingin menghebus.

"Kau melihatnya?" Tanya laki-laki itu

"Ti-tidak" Menjawab sambil gelengan kepala.

"Sungguh?"

Annatha mengangguk cepat.

"Apa kau pikir saya akan percaya?!"

Annatha terkejut. Bahunya sempat bergidik merinding mendengar suara berat laki-laki tersebut.

"Kau menganggu acara malam yang saya buat, dengan cara apa kau menggantinya?"

Annatha sempat tak mengerti, ia ketakutan, takutnya melebihi takut yang tadi ia diikuti oleh seorang penguntit.

"Dengan saya tak berada disini?" Jawab natha ragu

Laki-laki itu mendekat pada annatha dengan berbisik.

"Perempuan yang tadi kau lihat ia lebih dulu pergi"

Annatha lagi-lagi terdiam.

"Saya akan pergi, saya juga akan pulang. Kau pergilah mengejar perempuan tadi"

Laki-laki itu tertawa sinis.

"Untuk apa mengejar perempuan tadi sementara, ada kau disini!"

Annatha sempat terkejut.

"Ja--jangan mencoba men--yentuh sa--ssaya."

Laki-laki tersebut mengakatkan wajah annatha yang sedari tadi menunduk.

Annatha membelakkan matanya.

"Kau ya?!" Ujarnya

"Ka--mu---"

Belum melanjutkan bicaranya bibirnya telah dibungkam oleh bibir dingin laki-laki itu. Dia adalah Hayoo bisa tebak??

..

.
.
.

Dia Arsenio.

Laki-laki yang ia temui sebelum pulang dan sempat berdebat hebat dengannya dan teman-temannya.

Arsenio mencium bibir tersebut dengan kasar. Annatha yang tak pernah melakukan ini hanya terdiam kaki yang bergetar dan mata yang memanas. Menyudahi ciuman panas tersebut arsenio menatap natha.

"ck, berciuman saja tidak bisa?"

Annatha menahan tangisan. Dengan bibir yang ia gigit sedikit keras.

ANNATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang