18 'Pertanyaan Jaemin

3.7K 235 7
                                    

Malam ini cukup dingin, hujan diluar sana membuat suasana terasa sedikit mencengkam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam ini cukup dingin, hujan diluar sana membuat suasana terasa sedikit mencengkam. Saat ini baik Jeno dan Jaemin larut dalam aktivitas mereka masing-masing. Ya, Jeno yang senantiasa dan selalu menaruh fokusnya hanya pada Jaemin, dan Jaemin yang memandang lampu taman di luar sana yang terguyur hujan.

Lilin jingga di setiap sudut ruangan juga membuat suasana semakin intim, bukan, bukan karena Jeno tak memiliki uang untuk membayar listrik, hanya saja ini adalah permintaan Jaemin. Dia merasa tenang dengan cahaya lilin jingga di malam yang dipenuhi oleh hujan ini. Ya... Jaemin menyukai sinar lilir.

"Jen..."

"Yes?"

"Kau tahu kan aku ini sakit, kau tahu ini Jen..."

"Kau benar, bahkan aunty Irene tak tahu tentang ini Na," ucap Jeno seraya mendekatkan dirinya pada Jaemin.

Jaemin menoleh pada Jeno lalu tersenyum kecil, "Ya, eomma tak tahu, aku tak ingin ia sedih tentang fakta ini..." Ucap Jaemin dibarengi senyuman simpul.

Hujan semakin deras, ahh... Dingin. "Kemarilah Na," Jeno menarik lengan Jaemin agar Jaemin masuk ke dalam selimut yang menyelimuti Jeno. Jadilah kini mereka berdua duduk berdekatan dengan Jeno yang merengkuh tubuh Jaemin di dalam selimut yang sama.

Mereka menikmati hujan dan segala ketenangan ini. Ah, tidak juga, Jaemin sedang larut dalam pemikirannya sendiri. Ya... Dia itu pemikir.

"Jen..." Lagi dan lagi Jaemin memanggil sahabatnya itu, dia menghadapkan wajahnya pada Jeno.

Jeno menatap Jaemin teduh, "aku suka saat kau memanggil namaku Na..." ucap Jeno,bahkan kini ia menjatuhkan kepalanya ke bahu Jaemin. Ah, sangat nyaman, walau bahu sempit Jaemin hanya berisi tulang, tapi Jeno suka, dia suka berdekatan dengan Jaemin.

"Aku tak akan bertahan lama..."

"Kumohon Na, jangan rusak suasana ini, aku tak suka kau membicarakan itu!"

"Tapi itu kenyataanya Jen..." ucap Jaemin yang masih sibuk mengusap rambut Jeno yang bersandar di bahunya.

"Aku akan membawamu berobat, aku akan memastikan kau sembuh Na, kau harus percaya..." gumam Jeno. Ia memainkan jemari lentik Jaemin, dan sesekali mengecupnya.

"Lupus itu tak bisa disembuhkan Jen..." Ucap Jaemin sendu.

Ya... Ini adalah rahasia yang ia simpan dari semua orang, hanya Jeno yang tahu tentang ini. Jaemin menderita penyakit lupus sejak empat tahun yang lalu.

"Na..." Jeno bangkit dam membingkai wajah tirus Jaemin dengan kedua tangannya.

"Kau ini Jen, kau harus sering membaca, lupus itu tak bisa disembuhkan bahkan sampai aku mat-"

Cup

Jeno melumat bibir Jaemin dengan lembut, sungguh Jeno tak ingin mendengar Jaemin mengucapkan kata 'mati' itu adalah ketakutan terbesar Jenom ia tak ingin kehilangan Jaemin, pasangan jiwanya.

Prison Of Twinflame Where stories live. Discover now