2.Apa yang terjadi

355 34 1
                                    

Happy Reading guys 😊




----

Ku ingat kembali dimana saat mataku langsung tertuju pada tatapannya yang menyiratkan kehampaan, aku terhanyut walau hanya beberapa detik saja. Raut wajahnya terlihat muram, sepertinya dia sudah menangis dengan waktu yang lama. Ku yakini bahwa ia sedang menghadapi keadaan yang sulit. Semoga dia baik-baik saja.

Entah kenapa seminggu ini wajahnya selalu terlintas di pikiranku, padahal aku tak mengenalnya sama sekali dan aku belum pernah melihatnya lagi sampai saat ini. Terkadang sesekali di jam istirahat, aku sengaja mampir ke UKS terlebih dahulu dengan harapan dapat bertemu dengannya. Namun nihil, aku tak menemukannya sampai saat ini.

"Heyy!!, ngelamun aja"

Dari suaranya sudah ku duga, pasti Anin. Ya, kehidupanku selalu bising jika ada perempuan cerewet itu. Entah kenapa bibirnya tak pernah lelah untuk berkata-kata. Aku yang melihatnya saja lelah. Tapi aku pun bersyukur, berkat adanya dia aku tidak kesepian.

Dikelas ini semua orang tertuju pada Vino. Si anak baru yang tiba-tiba jadi idola kelas ini bahkan satu angkatan. Padahal kami baru seminggu disekolah, tapi ya sudahlah. Ku akui dia memang keren, pintar, hobinya dance, tak lupa juga dia bisa bermain musik. Apalah daya ku yang cuma bisa membaca buku.

"Apa sih Nin, mending kamu samperin si Vino aja tuh. Mumpung lagi sepi" berhubung sedang ada jam kosong, jadi sebagian warga kelas ku entah pergi kemana.

Anin pernah bilang kalo dia tertarik kepada Vino.
"Gak ah, gue lagi pengen disini aja sama Lo"

Ku tolehkan kepalaku padanya "Emang kamu gak bosan apa, tiap hari sama aku?"

"Emangnya kenapa? Kamu risih ya?" jawabnya seraya menatapku.

Ku telungkupkan kepalaku di atas meja, namun tatapanku tetap melihat ke arahnya "Ehmm...tidak. Kau tau kan, aku lebih sering diam dari pada berinteraksi dengan mu"

"Ouh, itu gak masalah. Gue cuma butuh orang yang dengerin gue aja. Kalo Lo beneran gak risih, Gue bolehkan berharap kalo kita bisa jadi temen deket?"

"Selama itu gak merugikan, aku gak masalah" jawabku singkat Diakhiri senyuman terbaikku, tak bisa dipungkiri akupun senang dengan tawarannya, aku senang ada yang mau berteman dengan ku.

"Aa..aaa...makasih Graciooo" ucapnya dengan wajah sumringah, lalu memelukku dari samping.

"Eh eh..stop. gak ada peluk pelukan" cercahku lalu menjaga jarak darinya.

Wajahnya merenggut "Ya elah Gre, kan Gue lagi seneng"

"Gak ada peluk pelukan, gak a-da" tegasku lagi.

"Iya, iya" jawabnya dengan lesu.

"Btw, Lo kenapa ngelamun terus sih Gre? Kalo ada masalah Lo cerita dong sama Gue. Kenapa sih? Sesekali elo yang cerita, masa Gue Mulu yang ngomong. Mau sampe berbusa mulut gue juga kayaknya Lo gak peduli. Kita kan udah resmi nih temenan, jadi Lo harus cerita sama gue"

Ku tahan tawaku saat ia berbicara tanpa henti, bagiku itu sangat menggemaskan. Kenapa ada spesies yang bisa berbicara tanpa jeda seperti itu. Apa dia tidak sesak?

Tukan mulai lagi, nah ini nih. Anin tuh kalo udah ngoceh, udah tuh gak ada rem nya, lolos semua. Aku tak bisa lagi menahan tawa ku, seketika tawa ku lepas karna Anin yang tak henti-hentinya berbicara

"Hahaha..."

"Gracio!!! Kok malah ketawa sih? Orang lagi nanya juga" ujarnya seraya memukul paha ku.

"Hahaha...sorry, sorry. Abisnya Lo aneh banget sih, ngomong gak berhenti-henti, emangnya gak nyesek apa hahaha..." jelas ku yang masih saja tertawa.

Andai Ku UngkapWhere stories live. Discover now