4. UNTUK YANG PERTAMA DAN SELAMANYA

5.4K 458 16
                                    

Happy reading ___

📌Banyak typo yang tak di undang!

-Saat bertemu dengan orang yang tepat, dia menjaga layaknya panglima perang yang berusaha menjaga rajanya-

RACHITA ASMITA EL-YASA

Sekarang jam menunjukkan pukul setengah enam sore, ke dua orang yang baru saja menjalin hubungan sakral sekarang berada di dalam kamar. Rachita  berdiri di ambang pintu dengan menatap arah faizan

"Kit-ta seranjang?" Tanyanya gugup sambil melihat Faizan yang sudah duduk di atas ranjang dengan kitab yang baru saja ia ambil dari rak

"Iya-- tau sendirikan hukum pisah ranjang sama suami!" Tempat mengalihkan pandangan dari kitab yang ia baca Faizan menjawab pertanyaan yang terlontar dari Rachita . Gadis itu menghembuskan nafasnya pasrah, ia belum tahu tentang semua ini. Lalu apa yang akan ia lakukan malam ini

"Ini untuk yang pertama dan selamanya"

Rachita  menggidikkan bahunya acuh sambil berjalan masuk ke dalam kamar dan menggiring koper berwarna biru muda tersebut.

Gadis itu membuka kopernya dan meletakkan satu per satu bajunya ke dalam lemari yang telah di siapkan oleh Faizan. Rachita menghembuskan nafasnya jengah, kemudian ia melihat Faizan yang masih sibuk dengan kitabnya.

Menyadari akan kelelahan istrinya akhirnya Faizan berjalan mendekat ke arah Rachita  membuat sang empu menjadi salah tingkah di buatnya,

Faizan semakin mendekat dan akhirnya posisinya berada tepat di depan Rachita. Gadis itu menelan salivanya seraya meremas-remas bajunya. Kenapa tiba-tiba Faizan mendekat, apakah Rachita salah berbicara

"Ke-kenapa?” karena melihat suaminya yang tak bergerak sedikit pun membuat Rachita  semakin panik

Laki-laki itu menyejajarkan tubuhnya dengan Rachita yang tingginya hanya se bibir Faizan saja, Faizan yang mencondongkan wajahnya membuat Rachita harus memundurkan wajahnya juga.

Tangan laki-laki itu bergerak ke belakang tubuh Rachita, seketika Rachita merem di buatnya. Faizan sedikit terkekeh dengan ekspres istrinya sekarang, bukan apa-apa Faizan hanya ingin mengambil koper milik gadis yang kini menyandang sebagai istrinya.  Koper itu tepat berada di belakang Rachita.


*****

"Udah manjing waktu sholat isya" Faizan melirik jam yang menempel di dinding "sekarang wudu abis itu sholat bareng gue" hendak berjalan menuju ke arah kamar mandi. Tetapi langkahnya berhenti di kala mendengar suara istrinya

“kita sholat bareng?” ucapnya tanpa dosa. Faizan membuang nafasnya dengan sabar dan mengangguk seraya tersenyum

“Iya sayang” kata-kata tanpa filter itu meluncur secara halus dari bibir faizan, yang membuat Rachita semakin malu di buatnya.

Gadis itu menundukkan kepalanya supaya rona merah di pipinya tidak dapat di lihat oleh Faizan.

Rachita  yakin pasti saat ini wajahnya telah memerah. Tak ingin berlama-lama Faizan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Sepeninggalan Faizan Rachita  membuang nafas lega. pasalnya jantungnya abis menang lomba maraton.

RAFAIZAN {END}Where stories live. Discover now