5. Sebuah Undangan

1.8K 195 6
                                    

USTADZ HARUSKAH AKU MELAMARMU?

A spiritual story by
Dwinda Darapati

.
.
.
.

••••

Selamat Membaca 🤗

***

Suasana kelas mendadak hening kala seorang pria berkulit kuning langsat masuk ke sana. Senyuman manis dan kerlingan matanya membuat orang-orang di dalam kelas itu tersenyum.

Pria itu tidak begitu tampan, namun ketika tersenyum dia terlihat manis.

"Alhamdulillah saya berkesempatan masuk ke kelas ini, kehadiran saya disini adalah untuk menggantikan ustadz Faizul, guru Tahfiz kalian sebelumnya. Oh iya, perkenalkan nama saya Elfathan Aarav Ramadhan. Ananda semua bisa memanggil saya dengan ustadz Fathan." Memberikan senyuman manisnya, menatap satu persatu calon siswa yang akan dia bimbing.

"Kedatangan saya kesini, mempunyai dua  tujuan. Pertama saya ingin ananda semua lancar membaca Alquran dan yang kedua, saya ingin kalian memahami makna setiap ayat yang ananda baca."

"Saya adalah sahabat Faizul," tambahnya.

"Oh iya, sebelum mulai pelajarannya, saya mau mengabsen dahulu." Fathan membuka buku absen. "Amelia ... Ahmad Zidan ... Audy Jonata."

Mereka yang terpanggil namanya mengangkat tangan keatas sembari mengucapakan kata 'hadir' dengan begitu Fathan bisa langsung mengetahui wajah muridnya satu persatu walau belum akan langsung ingat semuanya.

"Cahaya Nayanika Lengkara," panggilnya setelah itu. Ada rasa tertarik dengan nama indah yang baru saja ia sebutkan. Saat mendongak untuk mencari tahu sang pemilik nama, Fathan tak mendapati tangan yang terangkat ataupun jawaban hadir.

Nama itu ia kenal, lantaran sahabatnya Faizul sering menyebutnya.

"Cahaya Nayanika Lengkara," panggilnya sekali lagi.

Suara kesiap terdengar dari bangku nomor tiga, satu-satunya siswi yang mengenakan jilbab mengangkat tangannya dan berkata, "hadir."

Fathan tersenyum simpul, baginya ekspresi yang ditunjukkan gadis bernama Cahaya itu sangat lucu dan menggemaskan.

"Apa yang kamu pikirkan sampai tidak mendengar saya memanggil?" Pertanyaan dengan suara rendah, tak terkesan marah bahkan lebih seperti seorang guru BK yang hendak menanyakan apakah dirinya mempunyai masalah.

"Maaf ustadz," jawab Cahaya dia memberikan senyuman untuk Fathan.

"Oke lanjut, Gibran ... Hesti Utami!" Kembali pria itu mengabsen murid di dalam kelasnya.

Audy mencolek Cahaya dari samping sehingga dia menoleh. Kemudian berbisik nakal, "cakep, Ay!"

***

"Cahaya Nayanika!" Fathan memanggil dengan suara lantang. Dia berjalan lebih cepat agar bisa mencapai langkah Cahaya yang berada di depannya.

Menghentikan langkah, gadis itu menoleh pada orang yang memanggil. "Iya, ustadz? Ada apa?" tanya Cahaya bingung.

Langkah pria itu terhenti ketika sudah sejajar dengan Cahaya, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya kemudian memberikan pada Cahaya.

"Ini," katanya seraya menyerahkan benda itu.

Mata gadis itu langsung berair saat mendapati sebuah undangan yang bertuliskan nama kekasih hatinya.

The wedding of
Faizul Muttaqin
&
Ghilsya Annisa

Ustadz Haruskah Aku Melamarmu? [Selesai]✅Where stories live. Discover now