Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading!!"Chagi-ya gwenchana?"
Seohyun tersentak saat pundaknya ditepuk pelan, ia menoleh dan mendapati suaminya sudah berada disampingnya menatap lekat padanya.
"Ah Honey, kapan pulang?" Tanyanya, meski agak terkejut tangannya tetap lihai mengambil tas kerja suaminya dan ia letakkan di meja. Lalu melepas jasnya kemudian disampirkan ke sandaran sofa.
"Ada apa heum?" Yong Hwa duduk disamping istrinya dan mengelus kepala Seohyun dengan lembut.
"Kamu nangis? Wae?" Tangannya beralih mengelus pipi mulus sang istri saat melihat matanya yang memerah.
"Bukan apa-apa, eum,, aku hanya memikirkan Jennie." Jawabnya lirih, sembari menunduk mencoba menahan segala perasaannya saat mengingat tentang keponakan tersayangnya itu.
"Ada apa lagi heum? Bukankah dia sudah bersama kakek dan ibu kandungnya? Apa lagi yang membuatmu khawatir sayang, hidupnya pasti akan terjamin saat bersama mereka."
"Ya hidupnya pasti terjamin, semua kebutuhannya pasti terpenuhi,, tapi bagaimana dengan kebutuhan kasih sayangnya? Perhatian dan pengakuan ibunya? Dia tidak mendapatkan itu. Sudah jelas kasih sayang dari ibu kandungnya itu tak dia dapatkan, malah sebuah penolakan yang harus ia terima." Seohyun berkata sedih, hatinya sungguh sakit saat mengingat kejadian di rumah sakit sebelumnya.
"Bukankah ibunya belum tau kebenaran ini? Jadi kita masih belum tau kan bagaimana kedepannya? Aku lihat Jessica sepertinya bisa menerima kehadiran Jennie meski ia agak cuek sih."
"Aniya, Jessica sudah tau semuanya." Potong Seohyun cepat membuat Yong Hwa sedikit tak mengerti.
"Maksudmu tau semuanya? Tau tentang apa?" Tanya Yong Hwa agak bingung.
"Dia sudah tau semuanya Yong, dia sudah tau siapa ayah kandung Jennie dan dia sudah tau jika Jennie anak kandungnya tapi ya begitu, dilihat dari responnya, dia menolak untuk percaya jika Jennie putrinya darah dagingnya." Jawab Seohyun membuat Yong Hwa jelas terkejut,
"Kamu yakin sayang? Siapa yang memberitahunya?"
"Aku yakin, dan aku juga yakin jika paman Jung yang memberitahu semuanya, tapi bukan itu yang membuatku sedih, ini karena penolakannya, dia benar-benar berhati dingin dan keras."
Seohyun pun menceritakan kejadian di rumah sakit beberapa jam yang lalu, tentang penolakan dan amarah Jessica yang seperti tak berperasaan hingga membuat Jennie menangis karena takut.
"Aku tau mungkin sekarang masih sulit untuknya mempercayai semua ini, tapi apakah perlu ia berkata begitu didepan Jennie langsung bahkan memarahi dan membentaknya? Jennie masih kecil dan ia tak mengerti apapun, ia hanya anak kecil yang tak tau masa kelam orangtuanya, dia tak bersalah, dia hanya gadis kecil yang periang dan menggemaskan. Aku tidak suka Yong jika ada yang menyakitinya apalagi jika itu ibu kandungnya sendiri. Aku tak bisa melihatnya. Hiksss aku menyayanginya, dia putriku Yong. Hiksss aku tak bisa."
Yong Hwa langsung menarik Sohyun kepelukannya, ia tau bagaimana perasaan istrinya ini. Yong Hwa bahkan merasakan sakitnya karena ia juga menyayangi Jennie seperti putrinya juga.
"Sayang tenanglah, aku tau kau menyayanginya, sama aku juga. Tapi jangan begini, jika Jennie tau kau menangis begini dia tak akan suka." Yong Hwa berusaha menenangkan sang istri, ia mengelus punggung bergetar Seohyun sembari memberi kecupan dikepalanya.

YOU ARE READING
Chance
Random"Siapa gadis kecil yang kau bawa appa?" "Namanya Jennie Ruby Jane Kim mulai sekarang dia tinggal bersama kita karena dia akan menjadi cucu appa." "Whaaat?!!." Kaget mereka . . . . . . . 》♡《Kesempatan tak terduga pada Jessica Jung yang membuatnya ha...