02

1.3K 245 52
                                    

Pukul sembilan lewat dua belas menit, Junkyu mengeratkan jaket yang ia kenakan guna menghalau udara dingin yang berhembus kencang menyentuh kulit.

Untung saja langkah Junkyu tinggal melewati satu blok lagi untuk sampai ditempat kediaman Jihoon, yang sayangnya terletak lumayan jauh dari tempat Junkyu bekerja.

Jujur saja, jalanan sepi yang Junkyu lewati sedikit membuat bulu kuduknya meremang.

Sebenarnya rasa lelah cukup menguasai tubuhnya, sebab Junkyu harus rela berjalan kaki menuju rumah Jihoon demi menghemat pengeluaran uang yang sangat berarti besar untuknya sekarang.

Junkyu akhirnya sampai didepan gerbang sebuah rumah minimalis yang tak pernah berubah sejak ia masih berada dibangku sekolah menengah.

Rasanya waktu begitu membawa mereka sangat jauh, padahal Junkyu masih ingat dengan jelas bagaimana pertemuan pertama kalinya dengan Jihoon beberapa tahun yang lalu.

Jihoon yang dulu begitu lucu dan menyebalkan, kini telah tumbuh menjadi Jihoon yang punya aura dewasa cukup kental, walaupun sifat menyebalkannya itu tidak pernah berubah sih.

"Heh! Gue fikir lo hilang dijalan. Sini masuk, ngapain berdiri disitu deh? Ngemis lo?"

Tuhkan.

"Gue capek Ji, gendong~"

"Lo pasti jalan kaki ya Kyu? Aduuh buru masuk, dingin banget ini"




Kini Junkyu berakhir dengan mendudukkan bokongnya di atas lantai yang dilapisi karpet berbulu diruang tamu.

Matanya memandang takjub beberapa sajian makanan yang terpampang jelas dihadapannya.

Masakan rumahan, Junkyu jadi rindu masakan bundanya.

"Ini lo beli Ji? Banyak banget" tanya Junkyu disela-sela kesibukannya mengambil lauk dan nasi.

Jihoon hanya tersenyum, lalu ikut mengambil lauk yang sama seperti Junkyu.

"Gue tahu lo pasti belom makan dari siang Kyu, makanya gue beli makanan banyak nih, sekalian beli beberapa camilan buat lo sama Junghwan dirumah"

Junkyu berhenti pada kegiatannya. Kini netra cantik yang tersampul sendu itu menatap ke arah Jihoon yang masih tersenyum manis.

"Lo gak pernah berubah ya Ji, masih sama baiknya kayak dulu. Walaupun sekarang kita agak susah buat bisa atur jadwal ketemu. Tapi lo masih sebaik ini ke gue. Makasih ya Ji, gue berhutang budi banyak banget ke lo"

Jihoon mencebik, lalu tangannya ia ulur untuk mengelus rambut Junkyu yang terasa begitu halus di telapaknya.

"Santai aja kali Kyu, kayak lagi sama siapa aja. Lagian gue juga ga ngebantu secara penuh kan? Tapi gue harap uang nya bisa bermanfaat buat bayar sedikit demi sedikit tunggakan sekolah yang Junghwan punya. Asal lo tahu, Junghwan juga udah kayak adek sendiri bagi gue"

Pada akhirnya, mereka menghabiskan waktu makan malam sambil membahas banyak hal. Entah itu seputar dunia perkuliahan Jihoon, atau tentang lelahnya Junkyu mengatur laporan barang di tempat kerjanya.






 Entah itu seputar dunia perkuliahan Jihoon, atau tentang lelahnya Junkyu mengatur laporan barang di tempat kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang ; Jeongkyu (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang