#NakalBerkelas XLVIII

82 15 0
                                    

Syukur saja hari ini khusus kelas XII hanya diberikan materi untuk ujian kelulusan. Makanya, kali ini Alexa bisa datang ke rumah sakit untuk menemani operasi Pak Mud.

Ditemani Bella dan Clara, Alexa merasa sangat senang. Setidaknya rasa khawatir dalam dirinya sedikit berkurang.

"Si Leo mana dah?" Tanya Bella sembai bersedekap dan menoleh kanan kiri, mencari sosok yang ia tanyakan.

"Lah iya, perasaan berangkat bareng deh," Timpal Clara.

Awalnya mereka memang berangkat bertujuh karena pasukan ICS memutuskan untuk ikut menemani Alexa. Tapi, saat sampai di parkiran tadi, ketiga gadis itu tidak melihat kendaraan segerombolan manusia absurd itu.

"Belanja sabi," Ucap Bella lalu menoleh pada Alexa yang sedari hanya duduk diam sembari bersandar dengan kaki menyilang dan menatap lurus di hadapannya.

Bella menghela nafas lalu duduk di sisi kanan Alexa, begitu pula Clara yang duduk di sisi kiri Alexa.

Bella merangkul Alexa dengan bulan sabit yang muncul di wajahnya.

"Everything gonna be okay, Al." Ucap Bella lembut sembari mengusap pelan lengan Alexa.

Clara mengangguk, menyetujui ucapan Bella lalu memeluk Alexa dari samping.

"Ada gue sama Bella di sini, lo tenang aja ya. Jangan lupa berdoa biar semuanya lancar."

Alexa tersenyum lalu merangkul kedua sahabatnya. Dorongan dan semangat mereka juga menjadi alasan Alexa masih tetap bertahan hingga saat ini.

"Makasih banyak kalian."

***

Brian berdecak kesal di kursi pengemudi, mengingat Benu dan Joko tak kunjung kembali dari supermarket.

"Udah hampir 30 menit anjir! Mereka beli apaan cobak,"

Leo yang duduk di sebelah Brian hanya terkekeh pelan. Laki-laki itu sebenarnya juga kesal, tapi ia mengalihkan kekesalannya dengan melihat foto lama Alexa dengan kucing bibinya.

Brian menoleh ke arah Leo yang sedari tadi tak menampilkan raut kesal. Laki-laki itu heran, bagaimana bisa Leo setenang ini saat Alexa dilanda rasa takut dan khawatir?

"Woi! Lo gak khawatir sama keadaan Alexa sekarang?" Tanya Brian membuat Leo menoleh.

"Gaada gunanya khawatir. Gue percaya, Alexa cewek yang kuat. Tuhan pasti gaakan bikin Alexa sedih." Ucap Leo penuh arti lalu menatap lurus jalanan di depannya.

"Lo tau? Dari dia, gue belajar banyak. Lo inget kan seberapa gak sukanya gue dulu sama dia?" Tanya Leo yang membuat Brian mengangguk.

Ia sangat ingat saat itu.

Leo terkekeh pelan, "senjata makan tuan banget gue. Dan sekarang? Dia jadi alasan setelah Bunda dan Adri untuk terus ada di bumi."

Brian menepuk pundak Leo sekilas, "gue tau lo sebenernya juga khawatir kan? Gak cocok banget lo jadi pembohong sumpah!" Ucap Brian lalu terkekeh pelan.

"Jaga perasaan dia, bro. Sama seperti lo jaga perasaan Bunda dan adik lo. Dan inget, jaga diri lo juga. Jangan sampe kebawa emosi gara-gara hal yang gak lo tau sepenuhnya."

Leo mengernyit. Kenapa Brian tiba-tiba bicara begini padanya?

"Maksud lo?"

BAD SMARTWhere stories live. Discover now