#Chapter 7

12 9 0
                                    

Penantian

Setelah kejadian itu, rasanya aku tak lagi ingin jatuh cinta. Tapi kenapa kemarin aku menunjukan seolah-olah aku sangat menyukainya. Apakah Alex akan peka dengan apa yang aku ucapkan dan aku rasakan kemarin..
hhhh laki mana peka sama perasaan cewe yang ada malah cuek

Beberapa kali Alex mencoba menghubungiku dan mengirim banyak pesan, namun tak kunjung ku balas. Aku tak mengerti mengapa aku seperti ini, seharusnya aku bersikap sewajarnya saja.

Saat itu Alex menanyakan aku pada Selina, mengapa aku menjauh darinya dan mengapa tak kunjung membalas telpon dan pesan yang dia kirim.
Waktu di sekolah Selina menghampiriku dan menanyakan nya padaku. Namun aku tak mau membahasnya lagi.

"All katanya kamu susah dihubungin, kenapa?" Tanya Selina

"Gapapaa Sel, aku hanya ingin terbebas dari hal apapun."

"Oh iya ngomong-ngomong gimana dengan Alex?"

"Lupakan Sel kumohon"

"Ehm oke"

Sepulang sekolah aku kembali merenung dikamar, aku tak mau makan dan aku tak mau melakukan apapun. Hanya saja setiap aku merasakan kesedihan aku selalu menuliskan sebuah kata....

"Ternyata hal yang paling menyedihkan itu bukanlah kesepian, namun penantian tanpa kepastian."

Aku itu anak nya so puitis banget si, apa-apa selalu dijadikan sebuah kata. Tapi kali ini benar-benar sakit hati yang mendalam bagiku dibandingkan setelah putus dengan Rio.
Seketika aku teringat dengan Rio, sekilas aku ingin mengajak nya bertemu, namun aku tak ingin mengulang masalalu. Cukup hari ini saja aku melupakan semuanya.

*

*

*

*

*

Beberapa minggu kemudian, Alex datang kerumah ku. Dia ingin meminta maaf atas kesalahannya, namun sama sekali aku tak ingin bertemu. Aku sangat menyesal, kedatangan Alex hanya ingin menjelaskan sejelas-jelasnya. Tapi aku tak sama sekali menjumpainya.

Saat itu juga Alex benar-benar mempunyai pacar yang bernama Liora. Liora adalah anak dari Kelas Ipa 2, dia baik kayak nya. Alex tampak nya bahagia dengan Liora, tapi ternyata pemikiranku salah. Bahwa Alex tak sama sekali bahagia dengan nya, sebab Liora terlalu mengekangnya.

=====


Alex menghampiri ku dan membawa sebuah coklat, lalu iya bertanya.

"All mengapa akhir-akhir ini kamu berbeda dari sebelumnya. Kamu juga menjauh dariku."

"Untuk apa aku harus berhubungan baik denganmu, kalo kamu saja mempunyai pacar."

"All aku udah putus sama Liora, aku tak bahagia dengannya."

"Lantas untuk apa kau datang padaku?" Tanya Allena dengan marah

"Aku hanya ingin menjelaskan waktu di caffe itu All. Aku tau kamu kesal, marah, sedih. Kamu boleh malakukan apapun ke aku asalkan kamu mau memaafkan ku."

"Cukup lex aku dah lupa"

"All ayolah, waktu itu Shena datang pada waktu di caffe. Kita gak sengaja bertemu makanya kita saling sapa, dia dulu mantanku, mantan terbaikku."

"Lantas mengapa kau pustus?"

"Kita berbeda keyakinan All, maka dari itu salah satu dari kita harus memilih untuk putus atau tetap. Dan aku ingin menjelaskan kalau aku ada rasa sama kamu all."

"Tolong ya lex, ini perasaan jangan kamu anggap main-main!!"

Setelah mendengar kata-kata itu aku merasakan hal berbeda, aku terlalu berharap padanya. Aku selalu menantikan Alex, aku harap dia benara-benar mencintai ku. Tak main-main seperti saat itu. Memang menantikan seseorang itu tidaklah mudah untuk ku dapatkan dia.

Tapi aku merasa aku lebih baik sekarang, aku tak akan menyimpan banyak harapan padanya. Dan aku tak akan menantikam apapun itu, penantian tanpa kepastian itu sangatlah menyakitkan.
*
*
*

"Dewasa adalah ketika kita merasakan sakit dan lelah yang luar biasa, tetapi masih bisa tersenyum dan bahagia. Seolah-olah kita adalah seseorang yang paling bahagia di dunia."

Thaks for reading✨

MY CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang