8. Pemberontakan

359 91 31
                                    

Suasana istana terlihat begitu tegang tidak seperti biasanya. Raja Chandresh tengah memimpin rapat kerajaan yang diadakan secara mendadak. Rapat kali ini dihadiri oleh petinggi-petinggi bangsawan, hal yang dibahas tidak lain tentang pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Timur Magnolia. Tuntutan mereka masih sama yaitu meminta pihak kerajaan untuk memperjelas tentang keberadaan Putra Mahkota. Bersitegang antara bangsawan yang memihak dan yang menentang kerajaan terus terjadi saat rapat berlangsung.

"Yang Mulia, hanya satu cara untuk meredam pemberontak yaitu dengan memperkenalkan Pangeran di muka rakyat!"

"Tidak Yang Mulia, pasti ada cara lain. Mereka hanya ingin memancing keadaan istana yang kurang baik."

Chandresh saat ini dalam posisi yang bimbang, apakah dia harus menuruti keinginan rakyat atau tetap melindungi putranya.

Di sisi lain, Zeno sedang meredam pemberontakan yang semakin memanas. Saat ini Tartier (bagian timur Magnolia) dalam keadaan tidak baik, banyak rakyat yang sudah termakan isu yang sudah tersebar secara anonim. Mereka terus mendesak pihak kerajaan, karena selama 18 tahun pihak kerajaan seolah-olah menyembunyikan putra mahkota dari rakyat. Tidak ada momen satu pun yang dihadiri Pangeran.

"Hei! Bukankah kau Zeno Wisteria? Kami dengar kau berteman baik dengan Pangeran? Bawa Pangeran kepada kami! Apakah dia benar-benar cacat seperti yang dibicarakan?!" Teriak salah satu pemberontak yang mengundang gelak tawa. Rahang Zeno mengeras, dia benar-benar tidak terima tuannya dihina seperti ini. Jelas-jelas Reagan sehat tanpa kekurangan apapun.

"Kurang ajar mereka!"

"Tuan Zen, bagaimana ini? Jika seperti ini mereka bisa masuk ke Terios," ucap salah satu prajurit yang terlihat khawatir.

"Jangan lengah! Kuatkan pertahanan. Jangan sampai mereka menerobos masuk!"

"Baik Tuan!"

"Aku harus cepat mencari siapa dalang dari pemberontakan ini!"

Seorang laki-laki bertudung hitam terlihat senyum diantara kerumunan. Perlahan laki-laki itu menjauh, meninggalkan kerumunan dan pergi. Zeno sadar dengan pergerakan yang laki-laki itu buat. Mencurigakan.

Zeno segera mengikuti kemana laki-laki itu pergi, jika dilihat dari pakaian yang digunakan, laki-laki itu memiliki status sosial yang tinggi. Sadar ada yang mengikutinya, laki-laki itu melihat dari ekor matanya bahwa Zeno mengikutinya. Langkahnya ia percepat.

Sial.

Zeno kehilangan laki-laki itu, dia berbaur dengan kerumunan. Hilang di balik sebuah rumah tua.

"Siapa laki-laki itu? Gerak-geriknya mencurigakan," geram Zeno. Karena target yang dia ikuti menghilang, Zeno berlari kembali ke gerbang menuju kota tempat pemberontakan terjadi.

Dirasa siluet Jeno menjauh, laki-laki bertudung hitam itu muncul di balik rumah yang tidak jauh dari rumah yang Zeno curigai. Wajahnya masih tertutup tudung yang menutupi separuh wajahnya, tapi bisa dilihat bibirnya tersenyum remeh.

Saat Zeno kembali, keadaan semakin rusuh. Pemberontak mulai merusak fasilitas, bahkan terlihat beberapa pondok yang terbakar. Asap hitam mengepul ke udara. Suasana sudah tidak kondusif. Ini jauh lebih buruk dari bayangan Zeno.

"Apa yang terjadi?!"

"Mereka semakin menjadi Tuan."

"Lalu apa yang kalian lakukan?! Cepat padamkan apinya!"

"B-Baik Tuan."

Zeno melihat keadaan disekitarnya yang benar-benar kacau.

"Sial, jika terus seperti ini akan banyak korban," gerutunya.

LACRIMOSA | HUANG RENJUN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang