𝘽𝙚𝙧𝙖𝙣𝙩𝙚𝙢

1K 154 5
                                    

. *   ✦ .  ⁺   .⁺  ✦ .  ⁺   .⁺ ✦ .  ⁺   .⁺ ˚

Kembar yang berantem

Tak seperti bisanya, sausana rumah begitu sunyi

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Tak seperti bisanya, sausana rumah begitu sunyi. Ini memang masih pagi. Namun, di keluarga Sano, suasana rumah yang ribut penuh dengan kebacotan, tak mengenal yang namanya waktu.

Sano Y/n, gadis dengan surai blonde sebahu itu mengaduk gelas-gelas yang berisi susu dengan tenang. Emma sedikit curiga dengan sikap y/n yang begitu tenang.

"Ni kakak gue kesambet setan mana?" batinnya sembari memperhatikan y/n hingga tak sadar ikannya telah berubah menjadi hitam.

"Emma, bau gosong." 

Mendengar y/n mengatakan gosong. Emma tersadar, mencium bau gosong juga. Dirinya kaget melihat ikannya yang telah menjelma menjadi bleki.

Ikan itu Emma serok lalu dibuang ke tong sampah. Y/n menggelengkan kepalanya. Membawa gelas-gelas susu dengan nampan dan menaruhnya di meja makan.

Tak hanya Emma, bahkan Shinichiro dan Izana juga terheran-heran. Kemana perginya sifat y/n yang penuh kebacotan itu?

Shin dan Izana saling menatap. Lalu memperhatikan y/n dan Mikey bergantian. Dua manusia kembar yang biasanya selalu ribut itu, kini hanya diam. 

Izana mendekat ke arah Shin. "Bang, itu mereka napa diem-diem gitu deh? Serem," bisik Izana di telinga Shin. Yang ditanya hanya mengedikkan bahu.

Emma meletakkan ikan yang baru saja ia goreng di atas meja sembari duduk di samping y/n. Izana melirik ke Emma, menujuk y/n dan Mikey secara bergantian menggunakan dagunya. 

Emma menggeleng. Izana kecewa, padahal dirinya sangat ingin mengompori dua anak kembar itu. 

Akhirnya mereka menyantap sarapan dengan tenang. Tak ada keributan seperti biasanya. Jujur saja, mereka lebih menyukai suasana sarapan yang ramai daripada penuh keheningan seperti ini.

Mikey yang biasanya mengantar y/n ke sekolahnya karena sekolah mereka berbeda, melajukan motornya sendirian meninggalkan y/n yang masih memakai sepatu.

"Kak Iza, bisa anterin y/n?" Gadis yang mukanya fotokopian Mikey itu membuka suara. Izana hanya mengangguk, mengeluarkan motornya lalu menyalakan mesin.

Dirasa motor nya sudah panas, Izana membantu y/n menaiki motor. Di perjalanan, Izana sesekali melirik ke sepion. Memperhatikan y/n yang wajahnya sungguh datar.

Pria bersurai bleach blond itu menghela napas pelan. Sungguh aneh rasanya berduaan dengan y/n yang diam seribu bahasa. 

Sampai di depan sekolahan y/n, banyak siswi-siswi yang berbisik, membicarakan Izana. Yah, Izana kan cukup tampan.

Y/n turun dari motor Izana. Berjalan tanpa berpamitan kepada kakaknya. "Y/n" panggil Izana.

Yang dipanggil menolehkan kepala, berbalik lalu berjalan mendekat. Izana mengelus puncak kepala y/n. Mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi.

"Kalau ada apa-apa bilang. Jangan diem aja. Serem tau." 

Setelahnya Izana melajukan motor menjauhi sekolah y/n. Si gadis hanya menatap punggung Izana yang kian menjauh. Rambut ia rapikan kembali sebelum memasuki sekolah.

Hingga langit berubah menjadi jingga, sepasang manusia kembar dengan muka yang sangat mirip yang baru saja pulang sekolah itu masih saling diam-diaman. 

Suasana ruang keluarga menjadi cukup canggung. Emma yang sudah greget dengan keluan si kembar langsung mencak-mencak.

"Lo berdua kenapa sih?! Kalo ada masalah ya bilang! Jangan ngambekan kek bocah."

Si kembar mendecih bebarengan.  Jari telunjuk mungil y/n menunjuk ke arah Mikey.

"Si Miki Mouse nyolong dorayaki gue, mana tinggal satu." Suara y/n terdengar begitu malas karena harus membahas dorayakinya yang masih belum ia relakan.

Mikey yang dituduh, bangkit dari duduknya. Mendekat ke arah y/n yang sedang duduk di sebelah Izana.

"Heh maimunah! Udah gue bilang, gue nggak nyolong dorayaki lo!" 

Tak ingin kalah dari Mikey, Y/n bangkit juga dari duduknya. "Tapi dorayaki gue ilang di kulkas! Siapa lagi yang nyolong kalo bukan lo."

"Ya mana gue tau anjing!" ucap Mikey geram.

Shinichiro hanya bisa pasrah melihat adik kembarnya saling berantem. Tapi, hal itu membuat Emma geram. 

"HEH! Perkara dorayaki doang kan bisa beli lagi." Oke. Aura aing maung Emma telah keluar.

Kedua manusia kembar itu diam sejenak. "Tapi itu dorayaki limited edition. Collab ama tokrev." ucap y/n pelan, nadanya terdengar begitu sedih.

Emma hanya mendengus. "Dorayaki? Di kulkas? Collab ma tokrev?" ujar Izana tiba-tiba.

Mendengar Izana berkata, y/n menghentikan adu mulutnya dengan Mikey.

"Iya. Yang kemarin ada di kulkas. Kak Iza tau?"

Izana berpikir sejenak, menggaruk-nggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Oh, dorayaki yang itu. Udah gue makan, hehe." Izana heha hehe tak berdosa.

Sekali lagi, Shinichiro menghela napasnya kasar. Adik-adiknya benar-benar ga da otak.

"Loh?! Kok kak Iza makan sih?!" Kini, y/n sangat ingin marah ke Izana yang sedang cengengesan.

Mikey menghela napas. "Tuh kan, bukan gue yang nyolong. Lo sih, main nuduh-nuduh aja." Mikey menyentil dahi y/n pelan.

"Iya iya, maap. Kan nggak tau."

Tangan Mikey merogoh sakunya. Mengeluarkan bungkusan dorayaki bergambar tokrev, lalu menyodorkan ke arah kembarannya.

"Nih buat lo."

Manik mata arang milik kembaran Mikey itu membulat. "Beneran buat gue?"

Mikey mengangguk. Langsung saja dorayaki itu di sambar y/n. Langsung saja dirinya memeluk Mikey dengan sangat erat.

"Arigatou, Manjiro."

Pemuda bersurai blonde itu mengelus-elus surai yang senada dengan miliknya. Mikey mengangguk.

Shin, Izana, dan Emma yang melihatnya mengulum senyum melihat tingkah laku gemas si kembar. Perkara dorayaki yang membuat mereka berpelukan macam teletubbies.

. *   ✦ .  ⁺   .⁺  ✦ .  ⁺   .⁺ ✦ .  ⁺   .⁺ ˚

「𝙏𝙒𝙄𝙉𝙎」▹ꜱᴀɴᴏTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon