11. Dekat

363 65 3
                                    

Jeno terdiam disebelah mobilnya yang sudah terparkir rapi di halaman rumah Jaemin. Mata tajamnya menatap sekeliling rumah Jaemin yang terlihat sunyi dan gelap. Jeno mengernyitkan dahinya, memikirkan semua dugaan yang ada dalam benaknya. Kini matanya melirik Jaemin yang mulai melangkah mendekati pintu rumahnya. Jeno terus memperhatikan gerak gerik Jaemin, sampai dia melihat Jaemin mengeluarkan sebuah kunci dari salah satu kantong di ransel pemuda itu.

Jeno kembali mengernyitkan dahinya. Saat ini bingung dan penasaran menguasai benaknya. Jeno pernah bertanya-tanya seperti apa hidup seorang Na Jaemin, dan saat ini dia sedang menyaksikan salah satu bagian dari hidup teman sebangkunya itu.

Jeno masih diam, tidak berniat mengatakan apapun. Matanya masih dengan tajam memperhatikan apa yang terjadi di depannya. Langkah kakinya mulai mendekati pintu rumah itu, dan saat pintu itu terbuka tanpa sadar Jeno menghentikan langkahnya. Jeno terdiam saat hawa dingin begitu terasa dari dalam rumah Jaemin. Sepi sangat sepi. Gelap seakan tidak ada kehidupan dalam rumah itu dan entah kenapa Jeno merasa buruk akan fakta yang baru saja dilihatnya.

"Sebentar, aku akan menghidupkan lampunya dulu"

Suara datar Jaemin menyadarkannya, Jeno menoleh ke arah Jaemin melihat pemuda itu melangkah pelan. Tepat saat Jaemin berhenti, cahaya lampu memasuki penglihatannya.

"Duduklah dimana pun kau mau, kalau haus ambil saja di dapur"

Mata Jeno melirik ke arah dapur yang ditunjuk Jaemin, dan dia hanya mengangguk mengiyakan. Jaemin pergi entah kemana, meninggalkan Jeno yang masih asik memperhatikan keseluruhan rumah Jaemin.

Rumah Jaemin dipenuhi nuansa putih dengan beberapa warna kalem sebagai campurannya. Rumahnya tidak besar, cukup sederhana namun rapi dan bersih. Rumahnya terawat dengan baik. Jeno melihat ada beberapa perabotan seperti sofa meja dan beberapa perabotan penting lainnya.

Jeno memilih duduk di sofa putih yang kelihatannya empuk, menyandarkan punggungnya yang lelah dan tanpa sadar matanya terpejam sebentar. Hening, sangat sepi pikir Jeno. Matanya kembali terbuka, masih sambil bersandar Jeno kembali menelisik keseluruhan rumah Jaemin. Ada tangga disebelah kanannya, berjarak sekitar 2 meter dari tempatnya duduk. Jeno mendongakkan kepalanya, melirik penasaran.

Jaemin sedang di lantai atas, entah apa yang dilakukan pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin sedang di lantai atas, entah apa yang dilakukan pemuda itu. Jeno kembali memejamkan matanya, dia sedikit mengantuk. Disela-sela kantuknya, rasa penasaran akan hidup Jaemin kembali datang. Ingatannya kembali ke beberapa saat lalu, saat dia melihat rumah Jaemin yang terlihat sepi tanpa tanda kehidupan. Tidak ada yang menyambut Jaemin pulang. Kalau dipikir-pikir apa keluarga Jaemin tidak khawatir Jaemin pulang larut malam begini?. Jeno penasaran, tapi dia juga terlalu lelah untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

"Bangun, aku akan menunjukkan kamar tempatmu tidur"

Mata Jeno sontak terbuka saat suara Jaemin memasuki pendengarannya. Jeno menatap Jaemin dan mengangguk, dia ingin segera tidur. Bangun dari duduknya, Jeno melangkah gontai mengikuti Jaemin dari belakang.

Jejak SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang