Calon Istri Tuan Valiant

3.1K 484 35
                                    

Mendengar perkataan Ataya, Valiant terdiam sejenak. Benarkah mahasiswinya ini sedang menunggu seseorang?

"Kamu nunggu siapa?" tanya Valiant serius dengan tatapan sinisnya.

"Kepo!"

"Saya serius Ataya. Kamu tunggu siapa?!" ulang Valiant tegas.

Ataya merasa ada yang aneh pada Dosennya ini, muka Valiant memerah seperti menahan berak di ujung tanduk.

"Nunggu seseorang lah! jangan kepo, Pak. Ini privasi saya sebagai seorang manusia yang berhak menyimpan rahasia," jawab Ataya.

"Kamu bercanda mulu, saya ngambek nih," rajuk Valiant dengan wajah murungnya.

Mata Ataya berkedip dengan sendirinya, bibirnya terbuka lebar saat melihat kelakuan Dosennya yang kurang waras.

"Ngambek nggak ingat umur. Udah tua--"

"Astaga, Pak! Tugas saya belum di print, ini udah jam 8 malam," panik Ataya setelah kesadarannya kembali terfokus pada tugasnya.

Valiant melirik jam tangannya santai. "Ikut saya," ajaknya.

Ataya tidak punya pilihan lain selain ikut dengan Valiant. Bahkan, Ataya menurut saja saat Valiant menuntunnya masuk ke dalam rumah mewah itu.

"Duduk di sini, tunggu 10 menit saya balik lagi," ucap Valiant memberi perintah.

Ataya di tinggalkan di ruang tamu sendirian. Rumah sepi, tidak ada satupun orang di sana.

"Ini rumah apa kuburan, sepi banget kaya hati," gumam Ataya pelan.

Mata Ataya menjelajah, menatap satu-satu sudut rumah mewah Valiant. Di dinding banyak sekali foto, foto Valiant dan Ibunya.

"Penyayang banget nih Dosen gue."

"Pantas muka Pak Valiant ganteng banget, emaknya pas muda modelan Cleopatra."

Ataya sampai mengagumi kecantikan mama Valiant, foto muda wanita paruh baya itu terpajang di dinding paling atas.

"Ngomong sama siapa?"

Ataya tersentak kaget saat Valiant muncul membawa tumpukan kertas tebal di tangannya. Tugas Ataya selesai, lengkap dengan sampulnya sekalian.

"Ngomong sama cicak. Btw, ini tugas saya udah selesai? Cepet banget." Ataya curiga Valiant punya kemampuan menggandakan sesuatu.

"Hm, ini. Sekarang kita ke rumah, Bu Anggun," ajak Valiant setelah memberikan tumpukan kertas itu pada Ataya.

"Kita?" tanya Ataya pelan.

"Iya, memangnya kamu mau pergi sendiri?"

"Eh, nggak Pak. Saya 'kan pecinta gratisan," jawab Ataya cepat.

Valiant suka dengan sikap absurd Ataya, setiap Ataya melakukan hal aneh, kadang Valiant merasa terhibur. Kecuali, menyangkut hewan peliharaan gadis itu.

Akhirnya Valiant dan Ataya pergi ke rumah Bu Anggun, mungkin sampai di rumah Dosen itu memakan waktu lagi, padahal jam pengumpulan sudah lewat.

Jantung Ataya semakin maraton saat mereka sampai di pekarangan rumah Bu Anggun, dengan takut-takut Ataya turun dari mobil Valiant.

"Kamu mau masuk sendiri?" tanya Valiant.

"Iya, Pak Valiant tunggu di sini, ya."

Valiant melihat Ataya berlari kecil masuk ke dalam, Valiant melihat Anggun membukakan Ataya pintu dengan wajah tidak suka.

Perasaan Valiant tidak enak, haruskah dia masuk ke dalam juga?

Berbeda dengan keadaan Ataya di dalam rumah Anggun. Ataya berdiri di depan Anggun yang sedang duduk di sofa dengan kaki di atas meja.

GEMBEL KAMPUS (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora