Calon Suami Kaya Raya

3.1K 478 38
                                    

Kaki Ataya menapak di bagunan besar yang katanya kantor milik Valiant. Bangunan tinggi pencakar langit, dengan lantai yang sulit Ataya perkirakan ada berapa ini.

"Anjir, lantainya licin. Gue harus hati-hati takut ke pleset," kata Ataya pada dirinya sendiri.

"Pak Valiant ini Pengusaha kaya raya berkedok Dosen!" Ataya baru tau Valiant sekaya ini.

Ataya semakin memantapkan hatinya menikahi orang kaya beraroma duit baru. Jujur saja, saat pertama kali mengenal Valiant, Ataya bisa merasakan aroma duit dari tubuh pria itu.

Selama masuk ke dalam kantor Valiant, semua tatapan tertuju padanya. Mungkin kaget, pertama kali melihat cewek cantik masuk ke dalam kantor.

"Permisi, ruangan Pak Valiant ada di lantai berapa?" tanya Ataya pada resepsionis perusahaan itu.

"Ada keperluan apa, mbak?" tanya resepsionis itu menatap Ataya kebingungan. Nama yang baru saja di sebut gadis itu adalah nama pemimpin di sini, tentu tidak mudah menemuinya.

"Saya mau ketemu," jawab Ataya.

"Udah buat janji?"

"Udah, Pak Valiant sendiri yang minta saya datang ke sini," jelas Ataya santai.

Resepsionis itu terlihat kurang yakin, namun tetap mempercayai perkataan Ataya sebagai tamu di kantor mereka.

"Baik, Mbak. Ruangan Pak Valiant ada di lantai 20 ruangan khusus berada paling pojok," jelas resepsionis itu.

Lantai 20? Belum juga naik kaki Ataya bergetar duluan.

"Hah? Lantai 20? Tinggi banget. Saya takut naik," jujur Ataya. Belum pernah dia menginjakkan kaki di ruangan yang terletak tinggi seperti itu.

Resepsionis sepertinya menertawai Ataya. Apa salahnya? Ataya memang orang kampungan.

"Itu baru lantai 20. Jumlahnya mencapai 167 lantai, mbak," ucap Sang Resepsionis dengan bangga.

"Apa? 167 lantai!" Ataya panik bukan main.

Jika dia menikah dengan Valiant, Ataya akan memiliki hak untuk Perusahan yang jumlah lantainya saja 167.

Pipi Ataya kebas menahan senyumannya. Dia takut ketinggian, tapi tidak takut dengan penghasil uang paling tinggi.

"Bisa panggil Pak Valiant ke sini aja? Soalnya saya nggak sanggup naik ke atas," pinta Ataya.

"Maaf, mbak. Bos saya itu orang sibuk," tolak resepsionis itu.

"Telepon aja deh, nanti saya yang bicara," pinta Ataya lagi.

Resepsionis tadi menuruti permintaan Ataya. Menelepon Valiant secara langsung. Cukup lama barulah Valiant mengangkat panggilan dari resepsionis itu.

"Halo, Pak. Maaf menganggu waktu anda. Ada tamu yang ingin bertemu anda dan katanya sudah membuat janji," jelas resepsionis itu.

"Namanya siapa?" tanya Valiant dari seberang.

"Nama kamu siapa?" Resepsionis itu bertanya pada Ataya.

"Ataya, calon istri Pak Valiant."

"Oh, namanya Ataya, calon istri Pak Valiant. Hah?!"

Siapa yang tidak kaget. Datang-datang, Ataya mengaku sebagai calon istri bos perusahan besar ini.

Sambungan telepon Valiant terputus. Meninggalkan tanda tanya dari Sang Resepsionis yang penasaran bukan main.

"Calon istri?" tanyanya ulang.

"Iya, saya calon istri Pak Valiant." Dia tidak berbohong kan? Karena Valiant sendiri yang melamarnya.

"Masa sih? Kamu kelihatan muda banget, terus..." Rasanya resepsionis itu ingin mengomentari cara berpakaian Ataya.

GEMBEL KAMPUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang