Chapter 17

840 86 6
                                    

Asborn berhenti di depan pintu dia menutup matanya sebentar.
Ini sudah seminggu mereka tidak bertemu.
Gagang pintu di buka perlahan.

"Aku pulang"

Suara langkah kaki terdengar mendekat.
Itu semakin cepat hingga pemilik suara keluar.
Katrina berlari ke arah Asborn dan memeluknya erat erat.
Asborn sedikit terdorong namun dengan cepat kembali berdiri tegap.

Tangannya mengelus kepala Katrina.

"Apa kamu merindukan ku?"

Senyum hangat terlihat di wajah Asborn.
Ini ekspresi yang tak dia perlihatkan sebelumnya.

"Iya sangat haha!"

Mereka saling tersenyum dan berjalan masuk.
Berbagai makanan tersaji di meja makan.
Katrina sebelumnya berusaha membuat ini semua.
Mengerahkan semua kemampuan yang dia punya.
Asborn tersenyum lembut ke arah Katrina. Itu membuatnya sedikit malu.
Rona merah terlihat di kulitnya yang putih.

"A-apa?"

"Tidak ada, hanya saja kau tumbuh menjadi gadis yang cantik sekarang"

Katrina yang mendengar itu wajahnya menjadi Semerah tomat.
Dia dalam masa pertumbuhan, kata kata seperti itu akan sangat berpengaruh padanya.
Asborn juga tahu tentang hal itu.
Jadi dia ingin sedikit menggoda Katrina.

Asborn bangkit dari kursinya, berjalan ke belakang Katrina dan memeluknya.

"..!"

Katrina terkejut dengan tindakan Asborn tapi juga menyukainya.
Tangan Asborn memegang dagu Katrina membuatnya menoleh ke arahnya.

'te-terlalu de-dekat..!'

Wajahnya memerah dan nafasnya kasar.
Dia menutup mata untuk menahan malu.

Namun sesuatu tak terjadi seperti yang Katrina kira.
Asborn tidak ada di sana, dia sudah menghilang.
Entah kenapa rasanya sedih dan lega.

Di sebuah gedung pencakar langit, seseorang duduk di sana.
Matanya terfokus ke atas langit.
Sesuatu yang kuat datang itu tidak lama lagi. Mana keluar dari tubuhnya itu terus naik ke atas langit dan memenuhi seluruh langit dengan mananya.

"Tidak lama lagi yah!"

Suara tenang namun dalam merambat di udara.

===========

Paginya

Sinar matahari menembus gorden menyinari sudut ruangan.
Cahaya membangunkan Asborn yang sedang tidur.
Dia membuka selimut dan menemukan Katrina yang tertidur di sampingnya.

"Hei bangun~"

Katrina masih tidak bangun dia tertidur pulas. Tadi malam karena dia tiba-tiba menghilang Katrina marah lalu dia meminta tidur bersamanya sebagai gantinya.

Asborn menggoyangkan bahunya, baju yang dia kenakan sedikit merosot menampakan payudara Yangs Edang berkembang.
Asborn melihat hal itu namun tidak ada reaksi darinya.
Karena darah Rulers dan monarch masih mengalir dalam dirinya.
Itu menekan nafsu duniawi.

Katrina masih tidak bangun jadi dia membiarkannya, lagi pula ini hari Minggu tidak ada salahnya tidur seharian.

Asborn bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi.
Dia berendam ke dalam bak mandi, air hangat meluap saat tubuhnya masuk.

"~Huuh.. benar benar nyaman~"

Tok
Tok
Tok

Ketukan pintu kamar mandi membangunkan Asborn dari lamunannya.

"Ada apa?"

"Ada seseorang di bawah"

Seseorang seharusnya dia tahu jika ada yang datang.
Tapi dia bisa masuk tanpa dia sadari? Ini benar benar aneh.
Apa jangan jangan..
Tidak itu terlalu awal. Asborn menepis pikirannya.

"Bagaimana ciri cirinya?"

"Dia.. memilki rambut merah dan wajah yang cantik"

Rambut merah entah kenapa seseorang yang terlintas dipikiran nya adalah Sirzechs tapi dia bilang cantik.
Apa mungkin Rias? Namun jika dia yang datang seharusnya Asborn sudah tahu.

Tidak ada yang terlintas di kepalanya kecuali.
Asborn buru buru bangkit dari mandinya.
Bayangan hitam menutupi seluruh tubuhnya.
Menampilkan pakaian yang rapi.

"Katrina kamu tunggu di sini saja"

"Eh tapi aku juga ingin ikut"

"Tidak!"

Asborn sedikit berteriak menyebabkan Katrina tersentak.
Ini demi keselamatannya.
Asborn memanggil igris dan menyuruhnya untuk menjauh ke tempat yang aman.

"Sesuai perintah anda tuan"

Katrina bingung kenapa Asborn bertingkah seperti ini.
Igris menggendong Katrina dan membawanya pergi entah kemana.

Setelah melihat igris pergi, Asborn melangkah ke turun.
Setiap langkah tekanan menjadi lebih besar.
Mana yang gelap dan dingin keluar dari tubuhnya.

"Lama tidak bertemu Shadow monarch!"

Rambut merah berkobar layaknya api, kemeja putih di balut dengan mantel merah membalutnya.
Tidak salah lagi dia..
Sosok yang sangat dia kenal satu satunya makhluk yang mampu menandinginya.

"Apa dia tadi putrimu di mana dia sekarang?"





Sovereign Of Death Where stories live. Discover now