the twenty-second

313 59 0
                                    

Di tengah gemerlap malam yang sunyi dan sepi, Riki terduduk sendirian di bawah pohon tua di depan rumahnya. Matanya terpejam, namun pikirannya terbawa jauh memikirkan hal yang telah terjadi. Angin malam mengelus lembut rambutnya, menciptakan suasana tenang yang membiarkan imajinasinya melayang bebas.

Riki memang seperti itu jika sedang galau, ketimbang mabuk-mabukan tak jelas untuk menenangkan isi kepalanya. Riki lebih memilih duduk di bawah pohon dan menenangkan isi kepalanya yang kacau. Lita sendiri heran melihat adik nya seperti itu, galau sendiri sih tidak apa-apa tetapi kalau galau nya ditemani dengan penunggu pohon nya bagaimana? mbak Kinanti maksudnya?

"Rik, ngapain duduk disitu? udah malam banget ini, lo bisa masuk angin kalau lama-lama di luar lhooo!"

"Dipacarin sama kuntilanak mampus lo"

Itu suara Lita, Riki tak menghiraukan nya sama sekali, gadis itu berisik sekali sejak tadi. Malas sekali Riki meladeninya

"Riki" panggil Lita lagi

Dan lagi-lagi untuk kesekian kalinya Riki tak menggubris teriakan Lita di bingkai pintu sana, pemuda itu lebih memilih menatap layar handphone nya, membaca sederet pesan yang baru masuk dari seseorang

Iya benar Riki mengalahkan ego nya untuk mengirim pesan pada Renata, bertanya mengapa gadis itu pergi, kalau tidak Riki yang mengalah bisa sampai lima tahun kedepannya tidak ada komunikasi lagi

"Nih makan"

Lita tiba-tiba datang membawa semangkuk mie, hal itu membuat Riki terlonjak kaget dimana Lita langsung muncul di sebelahnya, ditambah rambutnya digerai bebas dan si puan memakai masker wajah. Apa tidak persis seperti kuntilanak

"Ngagetin aja sih!" bentak Riki

"Lagian ngapain sendirian disini? enggak takut ditemenin kuntilanak" tanya Lita

"Ya lo kuntilanaknya"

"Secantik ini disamain sama kuntilanak? beda kelas ya, beda alam juga" dengan tampang songong Lita menjawab

"Mending diem aja deh" ketus Riki

"Yaudah kalau gitu gue diem, tapi lo makan dulu nih" Lita menyodorkan semangkuk mie yang sejak tadi ditangannya kepada Riki, tadi sebelum nya saat Lita berteriak-teriak, itu tuh memberi isyarat pada Riki untuk segera masuk ke dalam rumah dan makan mie bersama dengan nya, tapi karena tak ada balasan dari Riki. Lita pun berinisiatif mengantarnya untuk Riki setelah selesai menghabiskan semangkuk mie nya juga

"Tiba-tiba ngasih mie?"

"Lo belum makan seharian ini kata Mami, gue kasian sama lambung lo yang belum keisi apapun, bukan sama lo nya"

"Sok baik" sarkas Riki

Lita menghela nafas berat, kali ini ia tak mau mengamuk kepada Riki "gue jahat salah, gue baik pun juga salah"

"Lo tuh jahat tau enggak"

"Jahat? soal kaos kaki lo yang gue jadiin karya itu, gue kan udah minta maaf"

Riki berdecih sebal, lalu merebut paksa semangkuk mie itu dari tangan Lita, karena tak ada jawaban dari sang empu yang membuat Lita bersuara kembali

"Terus tentang motor lo yang dipake Jayendra sama gue kemarin itu gue udah minta maaf juga, jadi dimana letak kejahatannya? gue enggak nyakitin lo juga"

"Bukan tentang itu, lo jahat karena enggak ngasih tau gue kalau mbak Renata mau pulang ke kampung nya" tukas Riki

Lita tertegun, tak ada suara apapun yang keluar dari bibir nya, gadis itu diam seribu bahasa sembari menatap Riki penuh lamat. Seolah Lita tak bisa menjawab nya

KINATA | nishimura rikiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora