27

82 15 0
                                    

Selamat membaca, crazy rich squad👑

Bab ini penuh dengan pancingan emosi

👑👑👑

"Jadi, gimana casting lo kemarin?" Citra bertanya pada Fey yang terlihat sibuk dengan benda canggih di tangannya itu.

Senyuman Fey terlihat lebar. "Lancar. Entar malam gue diundang untuk dinner bareng."

"Wih, congrats, Fey. Kalau udah diajak dinner bareng mah udah pasti lolos sih."

"Ersya juga diundang kok."

"Ersya?" Aldo yang memang tidak tahu apa-apa menyahut.

"Kan dia kemarin ikut ke tempat casting, Do," balas Dave yang sepertinya lupa kalau fakta itu disembunyikan dari Aldo. Dave baru sadar ketika Fey mencubit pinggangnya hingga dia mengaduh.

"Lo kemarin ikut, Sya?"

Mampus.

Terlanjur ketahuan dan tidak mungkin mengelak lagi, Ersya menjawab, "Nemenin Fey."

"Kok bisa diundang?"

Ersya mengendingkan bahu membuat Fey mengambil alih. "Pasti karena Ersya diajak buat meranin peran di film itu juga, Do. Aktingnya Ersya keren lho."

Fey memutuskan untuk jujur saja daripada Aldo tahu dari orang lain ya, kan? Malah panjang urusannya.

"Lo kalau khawatir soal Leon sama Ersya, tenang. Leon udah balik ke Jakarta pagi tadi. Dan kemarin kelar casting juga kita langsung pulang," lanjutnya.

"Lain kali, bilang dulu."

"Emangnya bakal lo izinin? Gue gak yakin sih." Fey mencibir. Tidak peduli pada aura yang ada di sekitar Aldo saat ini. "Lagipula Ersya cuma sahabat lo, Do. Bukan anak lo yang kemana-mana harus izin sama lo."

Fey menekankan dua kata itu. Cuma sahabat. Membuat nada dua kata tersebut seperti pukulan yang ditujukan untuk Aldo.

Pukulan yang bagus. Tentu saja.

"Terus kalian nanti datang?" Citra bertanya, ingin mengalihkan pembicaraan sebenarnya. Sebelum kesabaran Aldo benar-benar habis dan pintu camp mereka yang ada di sekolah menjadi korbannya.

"Gue pasti iya. Enggak tahu kalau Ersya. Gimana, Sya?"

Ersya menggeleng. "Enggak deh. Toh gue juga nggak mau terlibat lebih jauh lagi."

"Sayang banget lho, Sya, kalau lo lewatin kesempatan ini." Fey masih berusaha untuk membujuk. "Kalau lo nolak cuma karena ada yang ngelarang lo secara tersirat dengan alasan demi kebaikan lo, rugi di elo jadinya. Padahal sebenarnya dia yang kurang percaya diri," sindirnya.

Sepertinya Fey sudah tidak peduli lagi pada keberadaan Aldo di sana. Bahkan cowok itu secara terang-terangan melemparkan tatapan tajamnya pada Fey. Namun, Fey tetaplah Fey yang tidak pernah peduli pada orang lain saat dia sendiri sudah merasa benar.

"Bukan. Gue nggak mau datang cuma karena jadi aktris nggak ada di target hidup gue." Ersya berkilah.

Untuk orang yang suka mencoba hal-hal baru seperti Ersya, tentu saja alasan tersebut adalah mustahil.

"Yakin?"

Ersya mengangguk.

"Ya udah kalau gitu entar pulang sekolah anterin gue belanja pakaian buat entar malam ya, Dave."

CIRCLEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora