7)-uks

11 5 0
                                    

UKS = ungkapan kata sayang.

~~

"Awsh, Zalfa sakit!" keluh Mora saat Zalfa menekan bekas tamparan Dilla tadi.

"Gue kesel Mor, kok dia dengan seenak jidat gitu sih nampar lo." keluh Zalfa menggebu.

Ia tidak akan pernah memaafkan yang membuat luka pada sahabatnya, besplen gitu loh.

"Lebay," cicit Mora mengalihkan tatapannya.

Zalfa yang mendengar itu mendengus tak suka, memang tidak tahu dikasihani Mora ini.

"Ka Aksa mana?" tanya Mora menatap Zalfa menunggu jawabannya.

"Ka Aksa mulu pikiran lo, gue gak ada gitu?" ucap Zalfa balik tanya.

"Gak ada lah, ya kali mikirin lo belum tentu juga kan lo mikirin gue." kata Mora menusuk berucap seperti tak mengenal Zalfa.

"Anjir!" keluh Zalfa sengit. Melontarkan tatapan siap perang.

"Becanda elah baper banget," beo Mora mengeluarkan kekehannya. Lalu membenarkan letak duduknya menjadi berbaring.

Melihat setiap pergerakan dari Zalfa yang sedang membereskan kotak p3k itu.

"Tunggu disini dulu, gue keluar dulu." ucap Zalfa lalu meninggalkan Mora setelah mendapatkan anggukan dari Mora.

Mora diam memikirkan kejadian tadi yang sangat diluar ekspektasinya itu.

"Mikirin apa, hm?" ucap seseorang mengagetkan Mora.

Mora langsung menatap ke arah Aksa yang muncul dari balik pintu itu. Mungkin Aksa dari ruang BK sebagai saksi perbuatan Dilla tadi.

Lantas menggeleng menjawab ucapan Aksa tadi, tak mau jika sampai Aksa mengetahui bahwa dirinya sedang memikirkan kejadian tadi.

"Gak usah terlalu dipikiri, setan kok diinget terus." ucap Aksa berjalan lalu berdiri di samping Mora.

Mora hanya terkekeh mendengarnya, gimana gak mau dipirin Dilla seorang ketua geng labrak, kakel lagi punya sedikit kekuasaan untuk Mora yang notebenya adik kelas. Bisa dengan gampang kalau suatu saat Dilla berbuat macem-macem lagi.

"Laper gak?" tanya Aksa lembut.

Mora hanya menggeleng, gimana mau makan coba rasanya sekarang ia sudah tidak aman di sekolah ini.

Bukan lebay tapi waspada harus.

"Lemes banget semangat dong kan katanya mau buktiin cinta." kata Aksa membuat Mora menatapnya tersipu malu.

"Paansih, pending dulu urusan itu," jawab Mora menyembunyikan rasa salting nya.

"Makan dulu ya," bujuk Aksa dengan lembut.

"Mora gak sakit ka, Mora cuman kaget aja bisa dapet perlakuan kaya gitu, Mora sehat-sehat aja." ucap Mora masih berusaha menolak.

"Gue gak peduli ra, gue mau lo makan," ucap Aksa kekeh.

Lagi-lagi Mora menggeleng sebagai jawabannya.

"Keras kepala banget sih ..." kata Aksa mendengus. Lalu ia mengambil semangkok bubur yang telah Zalfa bawa tadi.

"Aaaa ... ayo mangap." ucap Aksa menyendok kan suapan itu ke arah Mora.

"Mora gak laper ka," ucap Mora lagi.

"Maksa banget si sa, segitu cintanya ya," ucap Edgar muncul dari balik pintu bersama Zayn.

Aksa yang mendengar itu menatap Edgar lalu sedetik kemudian menatap Mora lagi memberikan mangkok berisi bubur itu pada Mora.

AMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang