Part : 28

8K 1K 234
                                    

~Happy Reading~

Kirana mengerjapkan matanya saat ia berusaha menyesuaikan cahaya yang ada diruangan tersebut. Rasa pusing langsung terasa saat ia membuka kedua matanya.

"Lo udah sadar?"

Kirana menolehkan kepalanya saat sebuah suara menyadarkannya. Kirana menatap datar seorang cowok yang selalu berusaha sok dekat dengannya itu.

"Lo ngapain disini?" tanya Kirana dingin.

Nathan yang mendengar nada dingin tersebut hanya tersenyum tipis. Sambil membawa kantong kresek yang berisi makanan yang tadi dibelinya. Nathan meletakkannya diatas meja kecil disamping ruangan tersebut.

"Dokter bilang lo belum makan jadi gue beliin lo nasi goreng." ucap Nathan mengabaikan pertanyaan Kirana tadi.

Kirana hanya menatap malas kantong kresek itu sebab entah kenapa ia tidak berselera untuk makan. Matanya malah menelusuri ruangan bernuasa putih yang menurutnya mengerikan.

"Gue mau pulang!" Kirana langsung bangun dari kasur saat ia mau berdiri hampir saja tubuhnya menghantam lantai jika saja Nathan tidak dengan cepat menahan tangannya.

"Awas, lo kenapa sih ceroboh banget jadi orang!" Nathan langsung mengiring Kirana untuk duduk.

Kirana meringis saat merasakan nyeri dipergelangan kakinya. Kirana menatap pergelangan kakinya yang dibalut perban.

Ingat kejadian di depan sekolah tadi. Kirana menatap Nathan dengan kesal. "Ini semua gara-gara lo tau gak!" Kirana dengan kesal mendorong bahu Nathan agar menyingkir darinya.

"Gara-gara gue? Bukannya lo yang mau nabrak gue?" tanya Nathan dengan nada mengejek.

Kirana hanya diam. Sebab ia sangat kesal dengan cowok didepannya ini. Kirana mendengus. "Minggir, gue mau pulang!" ucap Kirana kembali berdiri dan dengan pelan berjalan menuju ke arah pintu keluar.

Nathan menatap cara jalan Kirana yang pincang dan lambat itu. Kirana yang kukuh untuk jalan sendiri berusaha sekuat tenaga menahan rasa sakit di kakinya.

Nathan yang melihat itu menghembuskan napasnya dengan kasar. Mengikuti langkah Kirana dengan cepat. Nathan dengan cepat menggendong Kirana ala bridal style. Kirana yang mendapat perlakuan seperti itu membulatkan matanya terkejut.

"Heh, apa-apaan lo. Turunin gue gak!!" ucap Kirana sedikit meronta. Tapi Nathan yang memang menahannya dengan erat membuat ia susah melepaskan pegangan dari cowok itu.

Saat Nathan membuka pintu Kirana bisa lihat semua teman-teman Nathan yang memang sedang menunggu diluar langsung memusatkan perhatian kepada mereka berdua. Merasa menjadi pusat perhatian. Kirana dengan cepat menundukkan kepalanya. Ia tidak suka ditatap seperti itu.

Nathan yang melihat itu memilih untuk tidak tertawa. Mengalihkan tatapannya ke arah teman-temannya. Nathan langsung saja mengkode mereka untuk segera cabut dan mereka semua mengangguk mengerti.

***

Di rumah, kedua orang tua Viona tengah menunggu Kirana dengan khawatir. Mereka berdua khawatir sebab dari pulang sekolah anak perempuan mereka belum ada kabar sama sekali. Kalau pun anak gadis mereka tidak pulang gadis itu selalu memberi kabar terlebih dahulu.

Mama berjalan mondar mandir di depan suami dan anak-anaknya. Entah putaran yang keberapa kali. Bahkan papa yang melihat Mama seperti itu menjadi pusing sendiri. Ia tahu bahwa istrinya itu cemas. Tapi jangan seperti itu juga. Ia pusing melihatnya.

Papa berdiri menghampiri istrinya. "Kamu duduk dulu ya sayang. Anak kita pasti baik-baik saja kok." ucap papa mencoba menenangkan.

"Tapi Pa, perasaan ku gak enak!"

Kirana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang