🍁Prolog🍁

51 15 105
                                    

Sekali lagi, anak laki-laki itu berlari mengejar orang di depannya, tak henti-hentinya tertawa riang di sela-sela permainan mereka.

"Gak kena!" Teman anak lelaki tadi menjulurkan lidah setelah mengatakan itu. Kembali berlari antusias.

Tak ingin kalah, anak lelaki berkulit sawo matang itu berlari secepat mungkin dan ... hap! Ia berhasil menangkap gadis kecil itu.

Suasana riang dengan tawaan gembira keduanya memenuhi seisi taman di pagi ini. Mengalir rasa tentram melihat kedua anak kecil itu saling akur setiap kalinya bermain.

"Hey, anak temen Papaku! Istirahat dulu, yuk!" teriak gadis itu sembari mengatur napasnya.

Seperti itulah sang papa memberitahunya bahwa anak lelaki itu adalah anak dari rekan kerjanya tanpa memberi tahu namanya. Anehnya, kedua anak kecil itu selalu bermain bersama tanpa ada niat ingin berkenalan.

"Iya-iya, Cantik."

Anak perempuan itu tersenyum malu sambil menangkup pipi cabinya. "Aku emang cantik," sahutnya.

"Ya ... ya ... ya. Tapi, masih lebih cantik Ibu aku!" kata anak laki-laki itu.

"Ibu kamu yang mana?"

Anak laki-laki itu menggelengkan kepala. "Aku juga nggak tahu di mana Ibu aku."

Kedua anak kecil empat tahun itu tiba-tiba terdiam, mereka seperti sama-sama merasa kurang tertarik pada pembahasan kali ini.

"Kalo aku udah besar, nanti kita cari bareng-bareng Ibu kamu, ya?" tawar gadis kecil itu tiba-tiba.

Anak laki-laki itu langsung mengangguk sembari tersenyum bahagia. Benar-benar tidak sabar bertemu Ibunya. Berharap ia cepat besar dalam waktu dekat.

"Apa yang dicari, Nak?" Papa dari anak perempuan itu tiba-tiba menghampiri keduanya. Dengan alis terangkat, ia begitu penasaran pembicaraan Putrinya kepada temannya itu.

"Papa, Ibunya dia ke mana, Pa?"

Spontan, pria paruh baya itu menahan napas beberapa detik sebelum akhirnya mengusap lembut rambut hitam kedua anak tersebut dengan memperlihatkan senyumannya. "Nanti kalau dia sudah besar, Papa kasih tahu."

"Kenapa tidak kasih tahu sekarang aja, Om? 'Kan aku pengen ketemu Ibu sekarang."

Pria itu beralih menatap anak laki-laki itu tanpa memudarkan senyumannya. "Katanya mau cari bareng-bareng sama anak Om kalau sudah besar?"

"Boleh, ya, Pa?" sahut anak perempuan itu.

Dibalas anggukan ucapan sang putri. "Karena Papa yakin, kalian berdua akan bersama lagi suatu saat nanti."




⭐⭐⭐
Minggu, 12 September 2021

FARELIOWhere stories live. Discover now