3

616 79 0
                                    

"Ia tampak lebih kurus dari foto yang terselip di file." Off mengerutkan keningnya ketika melihat foto terakhir New yang diberikan oleh Pluem.

"Ya... setidaknya aku bisa tahu wajahnya. Semoga ia tidak cepat menua."

Tay tertawa. Ia sedang membereskan beberapa barangnya yang mulai banyak terpajang. 10% lagi maka rumahnya sudah terisi penuh oleh isi kardus.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan setelah ini? Jelas Pluem memberimu akses penyelidikan."

"Ya, aku akan mencoba menghubungi Pluem." Kata Tay hangat.

"Memintanya kembali bercerita? Bukan lagi waktunya kamu mendengarkan cerita masa lalu New, Tay. Kamu harus mencari petunjuk. Mengumpulkan kemungkinan-kemungkinan kemana New pergi untuk menenangkan diri."

"Aku akan datang ke rumahnya besok. Dan mencoba menyelidiki barang-barang milik New yang ditinggalkan."

"Benar. Aku harap kamu tidak sungkan mendiskusikan apapun dengan ku Tay. Nah, sudah malam sebaiknya aku pulang. Punggungku sudah merindukan kasurnya. Selamat malam Tay." Kata Off. Dan Tay mengangguk lalu menutup pintu di belakang Off.

Tay duduk menatap foto New yang di tinggalkan Off di atas meja kopi.

Suasananya terlalu hening, hingga Tay memutuskan memutar lagu dari smartphone miliknya.

Jika ia menjadi New, ia tidak tahu harus kemana dan berbuat apa. Kehilangan orang terkasih bukanlah perasaan yang menyenangkan. Tay tidak mengenal New. Ia tidak tahu apa yang dirasakan New dalam kesendiriannya. Melihat betapa pedulinya New pada ayahnya membuat Tay yakin, bahwa New mungkin benar-benar kabur untuk menenangkan diri. Tapi kenapa harus selama itu? Kenapa pula ia harus meninggalkan Pluem yang sendirian sama seperti dirinya?

Belum lagi misteri mengapa Tuan Singto memberikanya separuh kekayaannya. Bahkan saat New tidak terlihat memiliki hubungan apapun dengan Tuan Singto.

Tay mengambil file laporan milik New. ia menuliskan beberapa point baru dari pengakuan Pluem. Tay tersenyum masam dan membuka lembar baru. Ia menuliskan New tidak memiliki ibu, ayahnya meninggal seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke dua puluh enam, berhenti bekerja sejak ayahnya di rawat di rumah sakit tahun 2014.

Tay menatapnya untuk waktu yang lama.

Tay akhirnya bergerak, menyentuh foto New yang terasa asing di jemarinya. Sebelum akhirnya ia lanjut menatap pada kekosongan.

Tay mendesah.

Perjalanannya masih panjang.

.

.

.

Dua hari sejak kedatangan Pluem ke rumahnya, Tay menghubungi Pluem dan berjanji akan bertemu. Ketika Pluem membuka pintu, Tay kira ia akan di ajak ke ruang tamu seperti hari sebelumnya. Namun Pluem membawanya ke arah tangga, menapaki anak tangga perlahan, hingga sampai ke pintu paling pojok. Setelah membuka kunci dengan susah payah, Pluem menggerling Tay, lalu mengajaknya masuk.

Itu adalah sebuah kamar yang tidak terpakai. Awalnya Tay menyangka jika kamar ini adalah milik New.

"Ini semua barang-barang New dari rumahnya."

Tay menoleh pada Pluem, tapi Pluem rupanya melihat pertanyaan dalam wajah bingungnya. "Dulu ini adalah kamar New, jika ia datang bermain kemari. Semua barang di rumahnya memang sedikit ini."

Tay mengangguk. "Beberapa perabotan lainnya terjual bersama rumahnya. Ini hanyalah barang-barang masa kecilnya. Yang tidak mungkin aku jual." Ujar Pluem ragu-ragu.

New memiliki barang yang bisa dibilang sedikit. Hanya tiga kardus besar. "New tidak menyukai barang-barang mewah, juga ia hidup minimalis sejak kecil. Pamanku mengajarkannya begitu."

Tay mengamati Pluem sejenak. Lalu mengembalikan perhatiannya pada tumpukan kotak. "Kamu boleh melihat-lihat kotaknya dengan santai. Aku harap, ada sebuah petunjuk lainnya."

"Pluem Purim."

Hening sejenak.

"Bisakah aku membawa barang-barang New? Aku janji akan mengembalikannya dengan cepat."

Tay melihat Pluem masih ragu-ragu.

"Tidak sampai satu minggu. Aku hanya akan memeriksa barang-barang yang kamu perbolehkan."

Pluem masih tampak menimang-nimang.

"Tidak ada tujuan lain selain menemukan petunjuk juga kemungkinan-kemungkinan kemana New pergi."

Kemudian Pluem mengangguk patah-patah. 

Memories Bout YouWhere stories live. Discover now