Bab 57 - Apep the Great Snake

3.2K 826 35
                                    

Hermes dan Mena tidak selalu bersama. Ada waktu dimana sang dewa menghilang dengan alasan bosan, ingin mencari sesuatu yang menarik atau lapar. Hermes berhasil menyamar sebagai Thoth selama ribuan tahun namun tidak terlalu handal berbohong pada istrinya. Ketika dia pergi, lamanya bisa berjam-jam dan ketika pulang dia tidak mengatakan apapun seolah hari berjalan biasa.

Mena tidak pernah bersikap seperti istri yang usil atau menuntut Hermes menceritakan semuanya. Karena dia sendiri tidak sepenuhnya jujur. Ketika Hermes tidak ada, dia pun sibuk dengan urusannya sendiri.

Hari masih cukup terang ketika untuk sekian kalinya Hermes pamit mengaku ingin pergi ke pasar sendirian. Baba si kera, juga jarang terlihat karena selalu menerima perintah dari Hermes. Mereka berdua melakukan sesuatu yang kadang membuat Mena sedih karena merasa ditinggalkan. Namun sekali lagi, Mena merasa tidak berhak marah karena itu.

Dia duduk di atas ranjangnya yang berada di penginapan Esara. Kemudian menutupnya dengan kelambu. Tidak ada yang bisa mendengarnya, tapi Firaun jelita itu merasa itu perlu untuk membuatnya merasa aman. Dia akan bertemu sosok yang luar biasa penting saat ini.

Tangan kirinya memegang sebuah kristal yang berwarna biru laut. Dia mengusapnya, membuatnya bersinar seperti kristal yang pernah dia lihat di sarkofagus para dewa atau pada bagian senjata milik Hermes.

Sebentuk wajah hologram menjelma di udara kosong dan tersenyum pada sang Firaun. Dia adalah dewa Ra, yang muncul dengan sebagian jiwanya atau apapun yang tersisa darinya. Wajahnya terlihat tua dan bijaksana. Tampilannya dengan jelas memperlihatkan kerutan serta janggutnya yang memutih.

"Dari wajahmu sepertinya kau sudah bertanya pada Hermes," Dewa Ra tersenyum merasa puas melihat ekspresi Mena yang sedikit masam.

"Seperti katamu, Thoth maupun Hermes memang tidak tahu dimana keberadaan Osiris dan Isis. Seperti yang kau duga juga, Hermes tidak bersedia membantu manusia Mesir," Mena mengakui dengan wajah datar.

"Tapi kau masih belum bisa meyakinkanku untuk menuruti perkataanmu, Dewa Ra. Kau memintaku diam-diam memindahkan jiwamu pada kristal ini tanpa mengizinkanku mengatakan apapun pada Hermes. Aku sangat yakin kalau terlibat denganmu mungkin akan berakibat lebih buruk ketimbang menurut pada Hermes." Mena menjelaskan yang dia pikirkan.

Dewa Ra tidak lagi tersenyum sepercaya diri sebelumnya.

"Kau bisa saja mengaku pada Hermes sekarang, saat ini juga. Aku hanya seonggok jiwa dalam kristal di tanganmu. Aku tidak bisa mencegahmu. Tapi aku juga sudah memperingatkanmu, aku tidak akan memberimu kesempatan untuk kedua kalinya. Ini adalah keputusanmu sendiri, Firaun Amen-ra. Apakah kau bersedia menerima nasib Mesir di bawah kepemimpinan Horus? Atau mengikuti saranku?"

"Aku masih perlu diyakinkan, kalau kau memang dewa Ra, apa yang akan terjadi nanti? Kau bilang kau punya kemampuan meramal yang ajaib kan?"

"Amen-ra, kau bicara cukup lancang terhadapku yang seorang dewa," Ra tertawa cukup intimidatif. Mena gentar karenanya.

Dia tahu kalau dia seharusnya mengatakan tentang Ra kepada Hermes. Mena telah berjanji pada dirinya sendiri untuk menuruti Hermes agar bisa kembali menjadi Firaun Mesir. Namun dia ragu karena Hermes terlihat memiliki pandangan berbeda darinya. Mena pun berpikir kalau dia membutuhkan sekutu lain. Seseorang yang tidak berpihak pada Horus maupun Seth. Dia sadar kalau dewa Ra adalah salah satunya

Dewa Ra adalah ayah dari Horus dan Seth. Dia bisa dibilang adalah dewa terpenting di Mesir, yang namanya kerap disematkan pada dewa-dewa lain. Saat ini Amun-Ra adalah dewa paling disembah di Mesir. Dia adalah gabungan kekuatan antara dewa Ra dan Amun. Kemudian mena juga tahu ada dewa hibrid lain yang bernama Sobek-Ra—gabungan antara dewa Sobek sang penjaga Nil dengan Ra.

The Queen Of EgyptWhere stories live. Discover now