MPB | K

10.3K 520 7
                                    

Masa udah baca sampe sini kalian belum follow akun wattpad-ku?

______________

"DOKTER!! DOKTER!!" Saka berteriak histeris sambil menggendong Clara dibahunya yang sudah tidak sadarkan diri itu.

"Sebelah sini mas!" Pekik salah satu perawat menyuruh agar Saka cepat membawa keruang UGD

"Mas-nya tunggu disini ya," Saka mengangguk dan menduduki dirinya sendiri dikursi.

Sedangkan disisi lain Ares sedang mengintrogasi Raja bersama Oji, Wawan, Anji, dan Gilang.

"Kenapa lo sama Saka? Kenapa tiba-tiba Saka nyari lo dan dia nyerang lo?" Tanya Ares yang menatap Raja dengan wajah datarnya.

"Itu tuh, mana Saka tadi ngebet bet langsung ngehajar lo. Lo buat apa emangnya? Saka gak mungkin marah kalo dia gak liat sesuatu yang nyenggol dirinya atau Clara." Ucap Gilang yang dianguki oleh semua yang ada disana.

Terdengar helaan nafas dari Raja pria itu memijat panggal hidungnya karena kepalanya yang terasa pusing, lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukan sebuah postingan dirinya yang sedang viral se-saentero sekolahan.

"What the fuck?!!" Pekik Wawan refleks.

"Anjing!" Umpat Anji kaget melihat postingan tersebut.

"Wah Gila parah lo Ja! Gila pantesan si Saka marah!" Tutur Gilang tak kalah hebohnya.

"Buju buset! Keenakan tuh si Bela dipeluk lo!" Geram Oji.

"Kalian gak mau denger dulu apa sebenarnya yang gue alami? Janga main nyimpulin dulu lah gue tau lo semua gak bego." Ucap Raja dengan nada malasnya.

"Lanjutin apa yang lo mau ngomong." Tutur Ares yang sedari tadi biasa saja reaksinya seperti tidak terjadi sesuatu atau sudah tau akan ada sesuatu. Aneh.

"Jadi itu kemarin lusa gue nemenin si Bela katanya minta beli jajan dijalanan pas banget disimpang tiga ada yang jual, pas udah selesai ada mobil lewat pake kecepatan tinggi lo tau kan genangan air kalau dilewatin mobil bakal basah kuyup kalo kesiram? Si Bela refleks meluk gue, gue gak tau kenapa bisa ada paparazi. Padahal posisi disitu gue gak ada niatan sama sekali buat meluk si Bela." Perkataan panjang lebar yang dilontarkan itu didengarkan oleh kelima pria itu dengan tegang dan tak bersuara.

"Paparazi? Kenapa ada paparazi?" Ucap Oji sedangkan yang lain juga memikirkan sesuatu dan mereka saling pandang terutama kearah Ares.

"Gue gak tau kenapa si Saka marah besar banget ke gue." Oji berdecak mendengar penuturan Raja.

"Lo bego atau bagaimana? Ya jelas lah si Saka posisinya meski lo gak ngelakuin apa yang si paparazi berbuat lo sama aja secara gak langsung nyenggol Clara, itu yang buat si Saka murka. Ngerti lo?" Ucap Oji dengan menyentil jidat benjol Raja.

"Asshh! Gila lo main nyentil aja! Saka kebiasaan gak mau nyari tau dulu kebenarannya, tau kan akibatnya apa Clara terus yang menjadi korban kemarahannya." Setelah mengatakan hal itu Raja berlenggang pergi dengan menghapus bekas darah yang ada diujung bibirnya.

Gilang menatap Ares, "Lo gak ngelakuin sesuatu yang nantinya bakal lo sesali kan Res?" Tanya Gilang menatap curiga pada Ares.

Sedangkan Ares hanya menatap Gilang dengan datar dan berucap yang membuat keempat pria tampan disana itu saling memandang dengan alis berkerut.

"Seorang Ares gak bakal menyesali sesuatu hal yang udah dia perbuat yang ada hanya kesenangan."

Ares tersenyum miring lalu meninggalkan Wawan, Gilang, Oji dan Anji yang sedang tercengang.

"Itu beneran Ares temen kita?" Tanya Oji.

"Gue takut apa yang ada diotak gue ini kesampean, amit-amit jabang bayi! Semoga aja gak!" Pekik Wawan yang langsung mengetuk meja tiga kali.

"Ye! Perasaan otak lu selalu salah deh!" Ledek Anji.

"Bangsat! Kita harus cari siapa paparazi itu woy! Jangan sampe kita menghakimi temen kita sendiri!" Pekik Oji tiba-tiba.

"Maksudnya apa sih weh? Awhh! Bangke lo Wan!" Gilang mengusap kepalanya yang dilempar botol minuman oleh Wawan.

"Gue tau lo gak tolol kan Lang." Kata Wawan kali ini dengan wajah seriusnya.

"Terus rencana kita apa? Yang kemarin aja belum berhasil."

"Rencana apa Ji?" Sontak Oji dan lainnya langsung menoleh kearah Agnes yang seenaknya duduk ditengah Oji dan Wawan.

"Minggir lo! Najis gue deket-deket lo ewhh!" Oji langsung lari kepirit saat Clara berada didekatnya apa lagi merangkul lengannya.

"Gue-gue mau ketoilet! Ya mau ke toilet! Bye Nji, Lang!" Wawan langsung berlari kearah Oji.

"Eh- anu gue laper gue_____"

"Gue ikut! Bye Agnes! Bisa-bisa ntar gue korengan kek ketek lu tu! Byee!" Setelah mengatakan hal itu Anji dan Gilang langsung melesat dengan cepat takut-takut jika Agnes melemparnya dengan asbak.

"Anjir tu mereka ngeledek lo Nes! Ujar salah satu kawan Agnes.

"His! Masa orang cantik gini dikatain korengan! Awas lo semua! Gue bakal bikin lo semua suka sama gue!" Agnes pergi dari sana diikuti oleh dua temannya itu.

Sepeninggalan penghuninya tanpa mereka sadari padahal sedari tadi ada sesosok yang mendengar percakapan mereka, sudut bibirnya tertarik keatas, memasang kembali penutup kepala dan berjalan santai meninggalkan sekolahan itu.

Tbc.

My Possesive Brother [END]Where stories live. Discover now