- bagian 31

575 70 5
                                    

Junghwan pamit pada Junkyu dan Jeongwoo.

"Siapa sih yang nelfon gue?!" Kesal Junghwan.

"Hallo"

"Hwan tolongin gue!"

Junghwan faham betul suara siapa itu.

"Lo dimana?"

"Dimana mana hatiku senang"

Junghwan langsung kesel lalu matiin telfonnya.

"Aww" Junghwan meringis ada yang geplak kepalanya.

"Ngeselin banget sih lo! Malah matiin telfonnya" Zoa cemberut.

Junghwan cuma hela nafas "lo kok tiba tiba ada disini sih?"

"Gue ke rumah lo tapi lo gak ada kata om Haruto lo ke rumah Jeongwoo" jawab Zoa.

Junghwan cuma oh doang.

"Hwan"

"Hmm"

"Maafin gue ya?"

"Hah? Gak salah? Perasaan lo yang marah dah ke gue"

"Setelah difikir gue yang salah ngomong gak jelas sama lo hehe"

Junghwan cuma terkekeh "makanya neng kalau apa apa yang jelas"

"Lo aja gak jelasin apa hubungan kita selama ini"

Ucapan Zoa pelan tapi masih bisa Junghwan denger.

"Lo ngomong apa barusan?" Tanya Junghwan seiring langkahnya yang terhenti.

"Bu-bukan apa apa kok! Tetangga gue kambingnya ngelahirin ayam" Zoa nyengir.

Zoa kaget tiba tiba Junghwan tak berdiri di sampingnya melainkan di hadapannya.

"Apaan sih lo natap gue kek gitu" Zoa ketawa canggung.

Junghwan maju satu langkah "jangan gugup! Iya gitu kata papa" bathin Junghwan.

'Cup' Junghwan nekad nyium bibir Zoa sekilas.

"Gak apa apa dah kalau nanti di tabok" Junghwan membathin lagi.

"Gue suka sama lo" to the poin seperti yang di saranin papa Haruto.

Zoa diem dia masih gak percaya Junghwan yang tengil sejantan ini.

"Maaf gue seorang pengecut yang nyimpen rasa ini terlalu lama" Junghwan mengusap bibir Zoa menggunakan ibu jarinya.

Zoa masih diem rasanya pengen teriak tapi gak bisa.

"Ini yang gue maksud Hwan! Kenapa lo bohong soal perasaan lo?!" Zoa genggam tangan kiri Junghwan dengan kedua tangannya.

"Jeongwoo yang lo harapkan selama ini. Gue bantuin lo deketin Jeongwoo karena gue fikir cuma Jeongwoo yang bikin lo bahagia" Junghwan menyingkirkan beberapa helaian rambut yang menghalangi wajah Zoa karena hembusan angin.

"Lo bisa bikin gue berharap sama lo Junghwan Watanabe?" Zoa senyum.

"Maksud lo? Lo mau buka hati buat gue?" Junghwan pengen mastiin takutnya ini prank.

Zoa ngangguk dengan senyum tulusnya.

"Bikin gue selalu merasa kangen kalau jauh dari lo" ucap Zoa pelan.

Junghwan senyumnya merekah. Tanpa ragu menarik tengkuk Zoa mendaratkan ciuman lembut. Meski belum pernah pacaran Junghwan jago soal ciuman hmmm nonton yutup hehe.














Junghwan pulang dengan perasaan bahagianya baru dapat secerca harapan cerah buat besok namun senyumnya pudar kala melihat sosok mama sedang menyiapkan makan malam. Junghwan teringat kejadian di kantor Jaehyuk serta tulisan di kertas putih yang ia baca.

"Gantengnya mama udah pulang!" Doyoung mendekati sang anak merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Junghwan senyum lalu memeluk erat Doyoung "mah, mama baik baik aja kan? Mama sehat? Mama gak punya penyakit kan mah?"

Doyoung mengernyitkan dahinya bingung menatap sang anak setelah pelukannya terlepas.

"Junghwan gak lihat mama berdiri dengan tegak sekarang?" Doyoung mengusap pipi putranya.

"Kalau mama sakit jangan rahasiain ya mah? Mama harus ngomong ke Junghwan, ke papa dan Eunseo juga"

Sumpah ya Doyoung makin puyeng anaknya nih kenapa ngomongnya ngawur kek gini.

"Sini nak!" Doyoung ngajak Junghwan duduk.

"Sebenernya ada apa? Kamu kenapa ngomongnya aneh gini? Ayo sayang bilang sama mama ada apa?" Gemes banget rasanya Doyoung kalau bukan anak udah di tampol kali wkwkwk enggak deng.

Junghwan paling gak bisa kalau harus sembunyiin sesuatu dari mamanya. Junghwan menceritakan dari awal dia otw rumah Junkyu dan semuanya bahkan kejadian di kantor Jaehyuk pun ia ceritakan dengan rinci.

"Gitu mah ceritanya. Junghwan juga kaget kalau tante punya penyakit separah itu"

Doyoung diem air matanya jatuh.

"Mah, maafin Junghwan udah cerita ini ke mama. Junghwan gak maksud bikin mama sedih" Junghwan malah ikut nangis sambil memeluk sang mama.

"Kamu bener sayang! Emang harusnya kamu bilang hal ini ke mama meski hati mama sakit. Makasih ya nak! Anak ganteng mama" Doyoung mengelus puncak kepala putra sulungnya tersebut.

Junghwan ngangguk meraih tangan sang mama lalu mengecup punggung tangannya.

"Junghwan sayang mama! Junghwan janji bakal jadi anak yang baik buat mama"

Doyoung tersenyum di sela isakannya.















Malam harinya Doyoung menceritakan perihal Junkyu.

"Kamu serius sayang?" Haruto nampaknya terkejut.

"Iya mas. Aku lagi bingung gimana caranya cerita ke mami dan papi? Aku yakin kak Junkyu gak bilang apa apa ke mereka" Doyoung bersandar lesu di dada suaminya.

Haruto mengelus lembut kepala sang istri.

"Kita jangan terlalu terburu buru sayang. Takutnya mami papi shock! Kita kasih tahunya pelan pelan aja" saran Haruto.

Doyoung ngangguk lalu keduanya pergi ke alam mimpi.






Di kamar atas Junghwan masih melek dia menatap fhoto keluarganya yang terdapat di galery ponselnya.

"Kalau inget kejadian di kantor om Jaehyuk tadi, gue kasihan banget ama Jeongwoo! Dia pasti sedih. Kebayang deh kayanya dia lagi bengong sekarang" Junghwan menghela nafas.

"Untung aja mama gak berjodoh sama om Jaehyuk" monolog Junghwan lalu menggeser layar ponsel dimana ada potretnya selfie bareng papanya "pah, makasih ya udah mau nikahin mama! Junghwan bangga punya papa" sambung Junghwan lalu menyimpan ponselnya dan segera tidur besok harus bangun pagi gak boleh telat jemput pacar.

Caeileeeeh..... yang baru punya pacar mau bobo aja senyum dulu ke langit langit kamar baru merem.



































































Di balik kebahagian Junghwan ada Jeongwoo yang lagi sedih 😢

Bagaimana nasib rumah tangga Junkyu dan Jaehyuk?

Author jawab entah kapan dah gak janji takut up telat lagi 😁

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang