1 || Perbincangan

14.3K 654 31
                                    

HOURGLASS



Sebuah mobil hitam terparkir di depan lobi perusahaan. Tak lama setelah itu, seorang pria keluar lengkap dengan setelan jas kerjanya.

Beberapa orang di sekitar menghentikan langkah mereka sejenak untuk sedikit menundukkan kepala memberi hormat pada sosok pria yang bahkan sama sekali tidak memedulikan mereka.

Pria itu tampak terburu-buru. Tujuan utamanya saat ini adalah ruang kerjanya. Bagaimanapun juga seseorang yang telah menunggu di ruangannya harus segera Jeno temui.

Bukan rekan kerja ataupun kliennya, tetapi sosok yang sudah cukup lama tidak ia temui karena kesibukannya.

Jeno membuka pintu ruang kerjanya dan langsung disambut oleh sosok laki-laki cantik yang tersenyum kepadanya.

"Jeno."

Jeno langsung menghambur ke pelukan Taeyong. Yap! Lee Taeyong yang saat ini sudah berganti marga menjadi Jung dan merupakan nyonya besar dari perusahaan Neo Croup.

Taeyong melepaskan pelukannya terlebih dahulu dan menatap penuh kebanggaan pada putra bungsunya.

"Mama apa kabar?" Jeno bertanya dengan wajah dinginnya, namun bibirnya tetap menyunggingkan sebuah senyuman tipis.

Taeyong tersenyum, setelah enam tahun Jeno masih tidak berubah. Hanya sebuah senyuman simpul yang selalu menghiasi wajah Jeno. Bukan sebuah senyuman lebar yang sangat Taeyong rindukan yang dulu selalu terukir di wajah tampan putranya.

"Baik dong. Kamu lama banget datangnya,"

"Mama bisa istirahat kalau Mama capek." Ujar Jeno.

Taeyong menggeleng. Ia menarik pelan tangan Jeno untuk ikut duduk di sofa.

Jeno menatap sang mama dengan bingung. Pasalnya sejak tadi senyuman indah sama sekali tidak sirna dari wajah Taeyong.

Jeno jadi memincing curiga, jangan sampai pikiran konyol Taeyong kembali dan Jeno yang akan menjadi korbannya.

"Jeno, malam ini pulang ya ke rumah? Mama ada tamu dan Mama pengen kita makan malam sama-sama." Pinta Taeyong.

Jeno masih tidak menjawab. Sejujurnya ia juga rindu rumah nya, tetapi semenjak ia kuliah di luar negeri ia menjadi lebih suka hidup mandiri. Bahkan setelah kembali ke Korea, Jeno sama sekali tidak tinggal di rumahnya tetapi memilih untuk tinggal di apartemen.

"Tapi hari ini Jeno lembur, Jeno belum ada waktu untuk mampir."

"Jen, apa kamu gak kangen sama Mama sama Papa? Lagipula tamu yang datang nanti juga tamu spesial, Mama yakin pasti kamu akan menyesal kalau sampai nolak."

Jeno mengernyitkan dahinya. Tamu spesial? Apakah salah satu rekan bisnis Jaehyun? Atau Mark?

"Tapi ma-"

"Udah. Pokoknya kamu harus datang. Urusan kerjaan itu gampang, biar nanti Dejun yang ngurus semuanya. Lagipula kamu kan anak bos, masak bolos sedikit gak boleh?" Taeyong menunjukkan wajah sedihnya. Salah satu cara yang sejak dulu selalu ampuh untuk membujuk Jeno.

Jeno menghela napasnya pasrah. Ia akhirnya mengangguk menyanggupi permintaan Taeyong.

"Tampil yang ganteng tapi jangan pakai baju formal," ujar Taeyong.

"Hm,"

"Gak pake baju santai juga. Pokoknya harus rapi, harus ganteng, jangan muncul kayak orang gak diurus."

"Iya," Jeno menjawab lagi.

Taeyong tersenyum. Berharap pertemuan nanti malam akan sedikit berpengaruh pada Jeno.

Hourglass (NOMIN)Where stories live. Discover now