My Other Devil (HUNHAN GS) ✓

Epilog : Sehun dan Luhan

Part ini gak banyak edit mengedit + narasinya ala kadarnya. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya ya 🥺🙏

.

.

.

.

.

Desa Halin, Kerajaan Roxie, rumah Keluarga Besar Zeer...

.

.

.

.

.

Delapan belas tahun kemudian...

.

.

.

.

.

"Bayi pertamaku pastilah seorang keturunan Asterian. Mungkin, jika suatu saat tanah yang kuratakan ini memiliki rakyatnya sendiri, bayiku ini yang akan menjadi rajanya..."

"Anak sulung kami. Raja di masa depannya kelak. Sehan Asterian."

[Alur 11.3]

.

.

.

.

"SEHAN...!"

Sebuah seruan menolehkan atensi seorang pemuda ke sumber suara. Pemuda itu menyugar rambut hitamnya yang lembab berkeringat. Sesekali dia mengusap pelupuk mata safirnya dari tetesan keringat.

Pemuda itu bernama Sehan Asterian.

Si Sulung.

"Ada apa, kakek Hangeng?"

Si sumber seruan ialah Hangeng Zeer, mantan Penasihat Kerajaan Raja Yunho dulu. Beliau tergesa menghampiri Sehan yang fokus latihan berpedang melawan Tuan Muda Lu---gurunya.

Tuan Muda Lu sendiri---Luhan Roxie---hanya memperhatikan Hangeng dan Sehan dalam diam. Omong-omong, tahun ini si cantik Roxie tersebut memasuki usia 36 tahun. Beliau terlalu tua dan cantik untuk terus membujang.

"Itu... Kakek mendapat kiriman untukmu." Hangeng Zeer sudah seperti figur ayah bagi ibu dari Sehan. Makanya beliau dipanggil 'kakek'. Hangeng menelan ludah kelu, sebelum bersimpuh hormat pada Tuan Muda Lu, lalu kembali fokus pada Sehan setelah disuruh bangkit. Beliau mengacungkan sebuah perkamen. "Ada surat dari Asteria. Kakek dapat dari Burung Dara Pos. Pengirimnya atas nama Daniel. Daniel Fandara. Ingat?"

Satu nama. Daniel Fandara. Dulunya beliau Kepala Desa Aldebaran---satu-satunya desa yang dilindungi mendiang ibu Sehan kala bencana Kutukan Asterian. Sehan mengangguk mantap. Dia selalu menghargai pengikut setia sang ibu. Segera dia terima surat itu.

"Terima kasih, kek."

"Sama-sama, nak."

Sehan membaca surat dari Daniel. Dia tercenung kala membaca surat tersebut.