Bab 17 | Rasa Bersalah

767 73 0
                                    

Terhitung sudah seminggu sejak pertengkaran mereka, dan Antha tidak pernah melihat Somi sejak kejadian itu. Awalnya Antha merasa biasa saja dan menganggap itu sebagai keberuntungan dengan artian dia akan terbebas dari Somi

Namun dia bukanlah tipe orang yang mudah melepas tanggunggjawab. Sejak 2 hari yang lalu dia selalu berusaha untuk menemui Somi di kelas gadis itu namun selalu nihil. Kata Minnie Somi tidak masuk kuliah sudah 3 hari.

Hal itu membuat otak Antha kian berpikir keras, apalagi Minnie menambahkan kalau Somi selama perkuliahan suka melamun dan tidak bersemangat, dia juga terlihat pucat.

Antha takut, apa bila Somi demikian karena dirinya. Bolehkan Antha sedikit percaya diri?

***

Antha sudah berdiri di depan pintu kamar bertuliskan Somi's room itu sekitar 10 menit. Mama Somi melihat Antha yang datang berniat mencari Somi menyambut Antha dengan hangat dan menyuruhnya untuk langsung saja ke kamar anak 'gadis'nya itu

Menarik napas dalam kemudian menghembuskan secara perlahan, Antha mengetuk pintu itu. Setelah mendapat ijin dari dalam, dia membuka pintunya dan menjulurkan kepalanya terlebih dulu.

Tidak ada orang

Dia lebih berani memasukan seluruh tubuhnya kemudian menutup pintu kembali. Antha celingak-celinguk mencari Somi, kemudian mengalihkan pandangannya kesamping kala mendengar suara pintu terbuka.

Munculah Somi dengan wajah pucat dan penampilan yang sedikit tidak terurus. Dia kelihatan lebih kurus dari biasanya, membuat Antha sedikit meringis melihatnya.

"Ha..hai" ucap Antha terbata dengan senyum kaku. Somi memandang Antha datar, meski hatinya bersorak senang. Jujur dia sangat merindukan sosok didepannya ini. Namun rasa marah dan kecewa masih ada dalam hatinya.

"Kenapa" tanya Somi datar, tidak seceria biasanya dia berbicara pada Antha. Antha meneguk ludah gugup, sedangkan Somi berjalan santai kemudian duduk di pinggir kasurnya, kemudian menepuk sisi kasur

Antha yang seakan paham, medekat dan kemudan duduk

Antha mencoba melihat kearah Somi yang sedang melihat kosong kedepan. "Aku dengar dari Minnie kamu sakit" ucap Antha yang hanya dijawab deheman

Antha menghela napas pasrah, dai sudah menduga akan mendapat perlakuan ini.

"Aku akan menerima hukuman apapun dari kamu, aku bener-bener minta maaf" Antha kali ini berbicara menunduk dalam

"Kak.."

"Ya?"

"Bisa jelasin?"

Antha mengerti arah pembicaraan Somi pun menceritakan kronologi kejadian seminggu lalu, mulai dari dirinya yang bersembunyi dari Dara berkahkir dengan kejadian membingungkan buat Somi.

"Yasudah" ucap Somi

"Maksudnya?" tanya Antha menaikan sebelah alis tidak mengerti

"Aku mau kita kencan dengan konsep kakak"

Antha terdiam mencoba mengartikan ucapan Somi. "Jadi kamu maafin aku nih?" tanya Antha dengan nada semangat

Somi mengangguk pelan, namun kemudian dikejutkan oleh Antha yang memeluknya. Somi akan membalas pelukan itu namun sudah terlepas duluan

"Tapi kamu masih sakit, jadi tunggu sehat dulu ya" ucap Antha melembut, membuat Somi menghangat tanpa sadar meneteskan air matanya.

Antha panik dan meminta maaf, dia selalu merasa bersalah sekarang. Somi menggeleng sambil tersenyum "Aku senang"

"Sekarang aja. Aku ingin kita kencan sekarang" ucapnya kemudian

***

Antha tidak terpikir akan semudah ini mendapatkan maaf dari seorang Somi. Dia berpikir akan membutuhkan waktu berhari-hari atau bahkan tidak sekali pun maaf dia dapatkan.

Namun hal itu terbantahkan. Yap, saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat kencan ala Antha sesuai permintaan si pemaaf.

Antha tidak tahu Somi akan menyukai tempat yang akan mereka tuju atau tidak. Namun dia sangat percaya diri dengan tempat itu

Dia berharap dia akan dapat sedikit membuka hatinya untuk gadis itu dengan satu per satu mengatakan kebenaran

Antha memberhentikan mobilnya di samping jalan dan berlari kecil kearah pintu penumpang, membukanya untuk Somi yang disambut senyuman sebagai tanda terimakasih

Somi sempat kaget, Antha yang biasanya selalu kemana-mana dengan motornya, kini terlihat kece dengan mobil sport yang dia perkirakan belasan milyar. Meskipun Somi berasal dari keluarga berada, namun dia tidak tertarik dengan kendaraan mahal, karena dia lebih suka disupirin. Namun dia bisa menyetir kok

Somi menerima uluran tangan Antha yang kemudian menuntunnya berjalan lebih kedalam membelah semak-semak yang tidak terlalu tinggi di depan mereka.

Somi tidak takut atau bagaimana, kerena dia percaya Antha. Namun rasa ngeri pasti ada kan.

Mereka terus berjalan sekitar 2 menit, dan terbayar sudah ketika mereka disambut dengan pemandangan danau yang terlihat tenang dan begitu luas.

Disana juga tampak gunung di seberang danau dengan awan di sekitar nya membuat pemandangan itu semakin apik untuk dipandang mata.

Antha tersenyum lega, melihat Somi yang menyukai tempat itu. Dia kemudian melepas tangannya pada Somi dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang dia gendong.

Somi melihat Anta dengan seksama

Antha PoV

Aku menggelar tikat mini kemudian menyuruh Somi untuk duduk disebelahku

Dia menurut dan tanpa aba-aba menyandarkan kepalanya di bahuku. Jujur aku berdebar entah kenapa. Namun buka debaran kehkawatiran tapi lebih kepada rasa senang dan itu membuatku ketagihan, haha lucu bukan

Aku tidak tau dan tidak mau berpikir panjang tentang benar tidaknya tindakanku saat ini dengan berbaikan dengannya. Tapi aku merasa tidak tenang dan tidak nyaman saat aku tidak melihatnya barang sehari saja.

Dia kemudian menegakan tubuh kemudian menepuk pahanya?

Aku mengeryitkan alis bingung Dia ingin aku duduk dipangkuannya?

"Sini tiduran" aku mengangguk paham dan menurut, menidurkan kepalaku di atas kakinya yang sudah dia luruskan terlebih dulu

"Aku senang" ucapnya menatap lurus kedepan di sertai senyuman yang tidak ku tau sejak kapan membuatku ikut tersenyum

"Aku suka tempat ini" lanjutnya kini menatapku dengan senyuman yang tidak pudar bahkan lebih manis dari sebelumnya

Namun bukan ini tempat yang ingin kutunjukan padanya...


















-TBC-

Catch Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang