00. The Theory of Mind

1.7K 625 301
                                    

Can't Get You Out of My Mind
by Dreamcatcher

"Sebenarnya Brian anak yang baik dan jenius. Dia hanya sedikit pemberontak."




















Universitas Oxford, 7 Desember 2025

"Hukum kedua termodinamika!"

Suara menggelegar itu keluar dari mulut seorang mahasiswa semester 11 jurusan fisika murni yang sedang melakukan presentasi di salah satu kelas. Teman sekelasnya yang sedang melamun sampai tersentak kaget. Dosennya pula.

"Jika kita membayangkan sebuah lubang hitam kehilangan partikel, seiring berjalannya waktu, lubang hitam itu akan berkurang ukurannya, akan menguap! Hilang!

Jadi ... Bayangkan! Sebuah bintang menghilang menjadi lubang hitam dan kemudian lubang hitam itu sendiri menghilang. Pahami itu, teman! Dari tiada menuju tiada," jelas sang presentator sambil menekan kalimat terakhirnya, bersamaan dengan ditutupnya halaman presentasi di layar proyektor.

Ada 22 mahasiswa di dalam ruang kelas. Lima dari dua puluh dua mahasiswa menyimak dengan serius dan memberi tepuk tangan di akhir presentasi. Sisanya hanya melongo karena tidak paham apa-apa. Bahkan dosennya ikut melongo.

"Alexander Brian Bell? Kau menyusun materi ini seorang diri?" tanya pak dosen.

Presentatornyaㅡsi Brian Bellㅡtersenyum bangga dan mengangguk. Tak lupa memberi penjelasan, "Aku yang paling tua di kelas dan tak memiliki cukup banyak teman, tentu saja aku menyusun tugas ini sendiri!"

"Kau hampir tak pernah masuk kuliah tapi mampu memahami semua materi ini?"

"Tentu saja, itu mudah."

Pak dosen masih melongo hingga akhirnya bel berbunyi dan kelas pun dibubarkan. Brian memunguti segala peralatan presentasinya ke dalam tas dan meninggalkan kelas bersama teman-teman yang lain.

Berjalan dengan santai di koridor kampus, ponselnya berbunyi dan ia mendapat notifikasi dari sang dosen. Brian berseru dan melompat-lompat di sepanjang lorong ketika mengetahui bahwa ia mendapat nilai sempurna untuk presentasinya barusan.

"Mmwahh," setelah mencumbu layar ponselnya, Brian berlari dengan penuh rasa bahagia.

Ia pergi menuju ruang rektorat dan mendobrak pintunya kasar lalu berseru sembari menunjukkan layar ponselnya, "Nyonya Bell! Nyonya Bell! Lihat! Aku mendapat nilai sempurna!"

Ibu kandungnya merupakan rektor di Universitas Oxford. Dan siang itu, bu rektor dikejutkan oleh tingkah tidak sopan seorang mahasiswa bahagia yang berniat pamer soal nilainya.

"Dimana sopan santunmu?" Bu rektornya dibuat naik pitam.

"Hei, Nyonya Bell! Aku mendapat nilai sempurna, nilai maksimal! Ei! Ei plus plus plus plus plusss!"

"Kau menyontek."

"Tidak! Aku telah melakukan penelitian dan riset secara mendalam untuk tugas ini!"

"Kau pikir aku percaya? Apa tujuanmu memamerkannya?"

Wajah Brian yang tadinya berseri-seri berubah menjadi murung. "Dulu kau selalu menuntutku untuk mendapat nilai sempurna. Kini aku berhasil mengabulkannya. Masih belum pantaskah aku diterima kembali di keluarga Bell?"

"Aku tak akan memberimu kesempatan kedua."

"Ah ayolah, mother! Aku akan mengencani seorang gadis, aku harus diterima kembali di keluarga Bell! Jika latar belakang keluargaku tidak jelas, bagaimana bisa aku mengencaninya!"

The Midnight Carnival | txtWhere stories live. Discover now