Bagian 4

1 1 0
                                    

Sesampainya di rumah Vania melanjutkan aktivitas seperti biasanya tanpa menghiraukan banyaknya pertanyaan yang muncul di pikirannya.

Ibu Diana adalah pemilik sebuah butik yang lumayan terkenal di daerah tersebut.
Dengan berbagai tugas dan kesibukan dari setiap keluarga agratama kini kebersamaan makin hari makin berkurang. Yah, tau sendirilah dengan status sebagai keluarga yang terkenal ngk mungkin untuk ninggalin pekerjaan gitu kan.

Beberapa minggu terakhir ini sosok gadis yang dulunya menikmati kebersamaan yang kian tiap hari ia rasakan kini ia dengan sendirinya menyadari bahwa sedikit demi sedikit kebersamaan itu telah hilang karena kesibukan yang tak henti-hentinya oleh orang-orang yang ia sayang.

Jam menunjukkan pukul 20:45 dan vania sedang termenung di balkon atap rumahnya dekat kamar vania.

"Ternyata benar tanpa kita sadari kesibukkan kadang dengan egoisnya merampas kebersamaan yang indah" kata vania dengan air mata yang kini ia tak bisa tahan lagi.

Empat puluh lima menit berlalu dan vania masih nyaman serta belum beranjak dari tempat lamunannya. Yahh gitulahh seseorang yang sudah terbiasa dengan kebersamaan yang kian tiap hari ia rasakan namun sekarang perlahan-lahan hilang, sakitnya kan kerasa banget gitu.

Mentari pagi kini menyinari sudut kamar vania. Jam sudah pukul 06:02, sekarang vania bersiap-siap untuk mandi dan sarapan untuk pergi ke sekolah.

Setelah vania turun dari kamar vania seperti yang ia rasakan pada hari-hari sebelumnya rumah tampak sepi dan sunyi. Sesudah sarapan vania pun berangkat ke sekolah dengan perasaan sedih.

Ibu diana sebenarnya menyadari  bahwa dirinya  dalam beberapa minggu terakhir ini sudah sangat dan bahkan sangat sibuk karena banyaknya pengunjung yang ia harus layani sendiri di butik. Namun, dalam kesibukan ibu diana ia merasa bersalah juga pada anak gadis nya itu. Tapi, apa boleh buat ibu diana pun tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya yang begitu banyak.
Tetapi pada pagi hari ibu diana masih menyempatkan dirinya untuk menyiapkan sarapan pada keluarganya terutama anak gadisnya.

Di butik ibu diana kini ia di datangi oleh salah satu pelanggan.

"halo apa kabar diana, sudah lama ngk ketemu yahh kita" kata ibu siti dengan senyuman khas seorang ibu situ.

"Duhhh kayaknya aku kedatangan tamu spesial nih" jawab ibu diana dengan senyuman serta hamburan pelukan antara ibu siti dan diana.

Ibu siti adalah teman dekat ibu diana sejak SD.

Kini terlihat dua wanita cantik yang sedang berbincang diiringi canda dan tawa yang riang.

"Ehhh sekarang nak vania udah besar yah, gimana kabarnya?" tanya ibu siti

"Vania sekarang udah kelas sebelas buk" jawab ibu diana.

"Duhhh ngk kerasa ya anak-anak kita udah pada gadis-gadis aja jadi keingat kita lagi dulu waktu masih gadis-gadis yah buk" celetuk ibu siti dengan tawa.

"Hehehe iya ya buk jadi keingat gimana kita dulunya" lanjut ibu diana dengan tawa penuh arti.

"Yahhh sekarang tugas kita sebagai seorang ibu dengan berbagai dan sejuta pengalaman ya kita jagain mereka yah buk, banyak-banyak luangkan waktu aja untuk anak kita supaya lebih dekat aja buk sama anak kita" jelas ibu siti panjang lebar karena ibu siti juga memiliki seorang anak gadis yang seumuran sama vania.

Perkataan ibu siti seakan sesuatu yang besar yang menghantam ibu diana. Iya sekarang sudah sadar bahwa anak ataupun  keluarga lebih penting dari kesibukkan ibu diana.

Dengan wajah penuh salah ibu diana pun menanggapi perkataan ibu siti dengan senyuman penuh syukur. Ibu diana sadar kalau bukan dengan perkataan ibu siti tadi maka dia bahkan akan lebih sibuk lagi dengan kegiatannya.


Jangan lupa saran, komen dan vote nya yah para reader's🤗

Salam sayang🥰

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 18, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VaniaWhere stories live. Discover now