Part 28

1.3K 197 4
                                    

Vote dong masa baca doang 😌

Heng Houcun berjalan dengan gontai, dia sungguh amat menyesal dengan kebodohannya dahulu. Dulu umurnya masih terlalu muda untuk menjabat sebagai tetua dewa, bahkan untuk menikah sepertinya dia belum siap. Setelah kematian Xiau Yuan Heng Houcun mulai menyadari semua kesalahan yang ia perbuat, hingga tanpa dia duga dirinya kembali di pertemukan dengan sosok yang mirip dengan Xiau Yuan bahkan bau tubuhnya pun sama, awalnya Heng Houcun tidak menyadari jika itu istri kecilnya namun setelah melihat kekuatan bahkan warna mata itu dia kembali tersadar sadarkan dengan kejadian ribuan tahun yang lalu.

Heng Houcun yang mulai hidup dengan tenang kembali di buat uring-uringan dengan munculnya sosok Xiau Yuan kembali, di tambah dengan banyaknya laporan para dewa dan Dewi yang mati secara bergantian siapa lagi penyebapnya kalau bukan Xiau Yuan. Heng Houcun mulai mengikuti gerak-gerik Xiau Yuan tanpa ia ketahui, malah bocah kecil yang selalu ada di sisi Xiau Yuan yang menyadari keberadaanya terlebih dahulu.

Heng Houcun ingin melenyapkan Xiau Yuan untuk kedua kalinya agar kaumnya selamat namun ia urungkan takkalah mengingat kaumnya sendiri lah yang menyebabkan hal ini terjadi, di tambah Xiau Yuan yang tengah di kuasai oleh rasa amarah dan dendam Heng Houcun tidak bisa mencegahnya sama sekali.

Disisi lain Xiau Yuan dan Bao Bao tengah bercanda riang di tengah perjalanannya kembali ke hutan perbukitan tempatnya tinggal, segerombolan pria dengan pakaian besi mencegah perjalanan mereka kembali.

"Apa?" tanya Xiau Yuan dengan alis turun.

"Maaf nona, kami di perintahkan perdana Mentri untuk mengajak anda pulang ke kediaman" salah seorang prajurit menunduk dengan hormat.

"Tidak" balas Xiau Yuan acuh lalu kembali melangkahkan kakinya bersama dengan Bao Bao yang menatap para prajurit dengan aneh.

"Nona anakmu butuh makanan yang bergizi" prajurit itu tetap membujuk Xiau Yuan.

"Dia mendapat apa yang dia butuhkan" balas Xiau Yuan masih tetap fokus ke tujuan awal.

"Tapi non___"

"Diam!"

Xiau Yuan membentak dengan marah, para prajurit ini sangat berisik Xiau Yuan tidak menyukainya.

"Maaf" mereka semua lantas menunduk dengan hormat.

"Ibu" Bao Bao menarik hanfu Xiau Yuan pelan.

"Apa?" Xiau Yuan mengerutkan kening bingung.

"Apa di sana ada manisan?" tanya bocah itu dengan polosnya, Xiau Yuan langsung menurunkan raut wajahnya.

"HAHHH sangat banyak, di sana ada banyak manisan kau bisa memilih apa saja yang kau mau."

Mendengar pertanyaan Bao Bao, salah seorang prajurit langsung berkata dengan riang, sedangkan bocah gembul itu langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Ayok kita pergi sekarang!"

Dengan girang Bao Bao menggandeng tangan prajurit itu untuk berjalan turun gunung menuju tempat yang di namakan kediaman perdana menteri itu. Xiau Yuan di tempat hanya bisa memutar bola mata malas dengan hembusan napas yang terdengar kesal.

"Hehe mari nona" seorang prajurit yang tersisa memberikan jalan kepada Xiau Yuan untuk berjalan terlebih dahulu.

"Dasar prajurit tidak sopan." gumam Xiau Yuan kesal, merasa tersindir mereka hanya bisa cengengesan sembari menggaruk tengkuknya dengan bingung.

"Baiklah ayok" seru salah satu prajurit kepada temannya yang lain.

Dalam perjalanan Xiau Yuan hanya berjalan tanpa mau membuka suaranya, sedangkan Bao Bao bocah laki-laki itu dengan girang bercerita tentang hal apa saja yang terjadi di bukit dan hewan roh apa saja yang sudah ia bunuh di sana, semua prajurit merinding mendengar hal yang Bao Bao ceritakan, sungguh bocah yang menakutkan pikir mereka semua.

Gerbang besar kediaman perdana Mentri terbuka dengan lebar secara perlahan menyambut kedatangan putri tunggalnya, perdana Mentri Yu Ang merentangkan kedua tangannya takkalah melihat sosok sang putri yang kian cantik dan indah setelah lama tidak bertemu. Xiau Yuan hanya menatap Yu Ang dengan raut wajah datarnya, sedangkan Bao Bao menatap bingung kedua pasangan suami istri yang tengah menangis di depan sana.

"Ibu kenapa mereka menangis?" tanya Bao Bao sembari berbisik lirih.

"Gak dapet bansos" CANDA YAALLAH😭

"Sedang berlatih drama" balas Xiau Yuan lalu berjalan maju di ikuti Bao Bao yang turun dari gendongan salah seorang prajurit lalu berlari berjalan di samping Xiau Yuan.

"Putriku!!" An Mi berlari hendak memeluk tubuh Xiau Yuan namun gadis itu terlebih dahulu menghindar.

An Mi hanya bisa tertawa canggung setelahnya, dia tidak marah hanya saja dia merasa malu. Untuk menutupi rasa malunya, An Mi kembali merentangkan tangan hendak memeluk Bao Bao namun bocah itu malah lebih gesit menghindar daripada Xiau Yuan, dalam hati Xiau Yuan ingin tertawa namun gengsinya lebih tinggi.

"Kenapa kalian berdua sama saja!" An Mi menghentak-hentakan kakinya dengan kesal.

"Dia ibuku" balas Bao Bao dengan pandangan mata menatap An Mi tajam.

"Ohh ohh iya dia memeng ibu terbaik." melihat cucu satu-satunya akan marah, perdana Mentri Yu Ang langsung memuji Xiau Yuan. Mendengar ibunya di puji Bao Bao tersenyum lebar lalu mengangguk kan kepalanya setuju.

Xiau Yuan menatap sekeliling tempat ini dengan seksama, masih utuh tidak ada sama sekali perubahan yang terjadi. Melihat putrinya menatap sekitar dengan intens, perdana Mentri Yu Ang langsung paham.

"Tempat ini kenangan masa kecil Jian Li dan kau tumbuh, kalian berdua pergi meninggalkan rumah ini namun aku tidak mau membuang kenangan indah itu." ujar Yu Ang penuh haru.

"Kenangan indah apa?" tanya Xiau Yuan memiringkan kepala bingung.

"Apa kau lupa?" tanya Yu Ang balik.

"Tentu saja aku tidak tau, kau yang lupa aku selalu berada dalam kediaman anggrek tidak seperti Jian Li" jelas Xiau Yuan lalu pergi menjauh di ikuti Bao Bao yang kembali menatap Yu Ang dengan tajam.

"Sepertinya aku salah." gumam Yu Ang sembari menggaruk kulit rambutnya.

"Kau memang pelupa suamiku" An Mi memukul pundak sang suami pelan lalu pergi mengikuti arah perginya Xiau Yuan dan Bao Bao.

"CUCUKU TUNGGU LAH NENEKMU YANG MASIH MUDA INI!" teriak An Mi sembari berlari mengejar kepergian Bao Bao dengan sangat lincah.

"Dia mengatai ku pelupa tapi lihatlah dia sendiri yang lupa dengan umur" perdana Mentri Yu Ang menggelengkan kepala tak habis fikir.


Jangan lupa vote yuk 🤗

THE WASTED GODDES (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang