Part 30

1.3K 188 0
                                    

Jangan lupa vote 🤗

Xiau Yuan berjalan dengan kepala yang tertunduk dalam, dia dan keluarganya harus ikut berkumpul dalam suatu acara kerajaan tentang pembahasan tentang pelantikan pangeran mahkota sebagai raja.

"Ayah apa aku harus ikut dalam acara ini?" tanya Xiau Yuan, ia sangat keberatan ketika disuruh menghadiri acara ini.

"Ck! Tentu saja!" balas sang ayah sembari memukul kepala Xiau Yuan pelan.

"Apa disana banyak manisan?" tanya Bao Bao dengan wajah penuh harapan.

"Ck! Apa ada hal lain yang ada di kepalamu selain manisan?!" tanya Xiau Yuan kesal.

Plak!

"Jangan kasar dengan anakmu!" An Mi menatap anaknya dengan garang setelah memukul lengan Xiau Yuan lumayan keras.

"Ibu-ibu jangan khawatir manisan nomer dua, kau yang nomer satu" bocah laki-laki dengan pipi bulat itu menatap Xiau Yuan genit.

"Sepertinya kau akan menikahi ibumu sendiri" gumam Xiau Yuan bergidik ngerih.

"Aku bisa menikahi mu bila kau mau" bocah laki-laki itu mengedip-ngedipkan sebelah matanya dengan genit.

Xiau Yuan menghela nafas panjang ketika melihat kelakuan anaknya ini.

"Cepatlah!"

Xiau Yuan menggandeng tangan Bao Bao untuk menuju kearah kereta kudanya, Bao Bao hanya diam sembari mengikuti kemanapun Xiau Yuan mengajaknya.

Didalam kereta Xiau Yuan terdiam sembari menatap jalan dari balik jendela, sedangkan Bao Bao bocah itu lebih terfokuskan kepada buku baru yang kakeknya berikan.

"Bao Bao, nanti kau ikutlah dengan nenekmu saja yah" pinta Xiau Yuan sembari mengelus pipi tembam Bao Bao.

"Emm tapi__ ah baiklah" Bao Bao hendak menolak namun ia urungkan.

"Anak pintar." Xiau Yuan tersenyum sembari mengacak pelan rambut Bao Bao.

Sesampainya di istana, Bao Bao langsung turun terlebih dahulu menuju kearah kereta kuda milik kakek neneknya, kini tinggallah Xiau Yuan sendiri di tempat. Xiau Yuan tidak mau mengambil dayang pribadi untuk saat ini, biarkanlah dia melakukannya sendirian terlebih masih ada dayang-dayang umum di kediamannya.

"Nona mari saya bantu" seorang dayang menjulurkan tangannya ingin membantu, Xiau Yuan hanya menatap sayang itu sebentar lalu menggeleng kan kepalanya pelan.

"Tidak usah" ujar Xiau Yuan dengan wajah datar lalu berjalan pergi begitu saja.

Beberapa dayang yang melihatnya merasa tidak suka namun mereka lebih takut dengan posisi Xiau Yuan.

Perdana menteri Yu Ang menatap anaknya itu dari kejauhan dengan pandangan mata sedih, dia tidak tahu pasti dengan kematian daiyu namun bukan berarti dia tidak tahu jika pelayan pribadi anaknya itu telah tiada.

Xiau Yuan memasuki gerbang utama seorang diri dengan kepala yang ia angkat tinggi, setelah benar-benar memasuki gerbang tiba-tiba entah dari mana dibelakangnya sudah ada segerombol orang dengan pakaian serba hitam mengikutinya.

"Suamiku!" An Mi berseru kaget.

"Witch Yaya!" Bao Bao berteriak keras.

Bao Bao yang berada dalam gendongan Yu Ang langsung meloncat turun laku berlari kearah kepergian Xiau Yuan membuat semua pandangan mata keluarga jendral menatap Bao Bao terkejut, apa yang bocah tadi katakan witch?

"Tunggu! Kenapa kau ada di sini!"

Bao Bao mencegah perjalanan Xiau Yuan dan beberapa orang berpakaian hitam di belakangnya ini. Bao Bao berteriak kepada sosok yang tingginya hanya setengah badan ibunya dengan garang.

Mata hijau Yaya menatap Bao Bao geli, Xiau Yuan yang melihat perdebatan akan semakin panjang memutuskan untuk langsung membopong tubuh berat Bao Bao dalam gendongannya.

"Mereka akan menjagaku." bisik Xiau Yuan lirih.

"Tapi aku juga bisa!" balas Bao Bao tidak terima.

"Tidak apa-apa, mereka baik" Xiau Yuan tersenyum manis, akhirnya Bao Bao bisa menerima kehadiran beberapa sosok hitam ini walaupun sebenarnya agak sedikit keberatan.

Setelah menghilangnya Xiau Yuan beserta antek-antek nya itu perdana menteri Yu Ang dengan sang istri langsung berjalan di belakangnya di ikuti para pengawal dan dayang pribadi mereka.

Beberapa saat kemudian Xiau Yuan dan lainya telah sampai di taman utama, disana sudah ada sosok tua dengan sang anak siapa lagi kalau bukan sang raja dan putra mahkota.

Raja Fang menatap Xiau Yuan dengan kagum, jika dia tidak ingat umur dan tidak mengingat jika Xiau Yuan ini putri sahabatnya sudah ia jadikan permaisuri nya. Bahkan sang putra mahkota langsung berniat akan mengumumkan Xiau Yuan sebagai calon permaisuri nanti ketika pelantikan raja di adakan.

Xiau Yuan yang melihat tatapan lapar para kaum laki-laki hanya terdiam tanpa mau memberikan ekspresi apapun, melihat anaknya yang hanya diam saja tanpa mau menyapa sang raja dan putranya membuat Yu Ang memejamkan matanya karena merasa tidak enak.

"Maafkan kelakuan putri hamba ini raja" Perda Mentri Yu Ang dan An Mi menunduk hormat dan di ikuti oleh dayang lainya, namun tidak untuk Xiau Yuan dan antek-anteknya yang lain.

"Ah_ah iy_iya tidak apa-apa" raja Fang tertawa canggung ketika matanya tidak sengaja bertubrukan dengan tatapan tajam Xiau Yuan.

"Pelayan, antar kan keluarga perdana Mentri ke kediaman tamu!" perintah raja dengan keras, para dayang berdatangan untuk membantu membawakan barang bawaan dan mengantarkannya ke dalam kediaman yang akan di tempati untuk beberapa saat sebelum acara di adakan besok.

Tuk tuk tuk tuk

Tuk tuk tuk tuk

Tuk tuk tuk

Xiau Yuan dan beberapa orang hitam di belakangnya berjalan dengan aura yang keras, bahkan sang raja yang memiliki kultivasi tinggi bisa merasakan tekanan besar dalam tubuhnya.

Mereka semua telah pergi dan hanya menyisakan perdana Mentri Yu Ang dan sang raja beserta putra mahkota nya.

"Sepertinya anakmu melambung sangat pesat" ujar sang raja berjalan mendekati perdana metri Yu Ang.

"Bukan sangat pesat" Perda Mentri Yu Ang menggelengkan kepalanya tidak setuju membuat sang raja memiringkan kepalanya bingung.

"Sepertinya dia sudah memiliki kemampuan itu sejak kecil namun aku yang tidak menyadarinya" lanjutnya membuat sang raja mengangguk mengerti.

"Lalu siapa orang-orang jubah hitam di belakangnya itu? Apa kau membuat pasukan diam-diam di belakangku?" sang raja memicingkan matanya curiga.

"Ah maaf hamba tidak bermaksud." Yu Ang menundukkan kepalanya merasa tidak enak.

"Aku juga tidak tau dari mana munculnya orang-orang itu" lanjutnya sembari menatap arah kepergian Xiau Yuan dan rombongan yang lain.

"Apa kau berkata jujur paman?" tanya putra mahkota kepada Yu Ang dengan tajam.

"Demi dewa aku bersumpah" balas perdana menteri Yu Ang sampai bersumpah.

Memang benar dia tidak tahu apapun tentang orang-orang berjubah hitam di belakang Xiau Yuan itu, namun jika di rasa tingkat kultivasi mereka sudah jauh lebih tinggi darinya. Aneh bukan? Iya memang sangat aneh, bukan cuman karena anaknya yang tiba-tiba membawa pasukan khusus namun Perda Mentri juga merasa tersaingi dalam hal kultivasi saat ini.

Jangan lupa vote 🤗

THE WASTED GODDES (End) ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz