Chap 02

16.2K 1.4K 32
                                    

Happy Reading!
.....










Taeyong mendesah kesal, pekerjaannya masih banyak dan tidak mungkin ia tinggal, sementara ketiga anaknya pasti lapar dan menungunya di rumah.

"Haish, kapan ini berakhir... " Taeyong melihat jam dengan gelisah.

Anak anaknya pasti sudah sampai di rumah, tapi ia masih banyak pekerjaan.

Drrrt drrrt

"Mommy belum pulang? "

"Sorry son, pekerjaan mommy masih banyak, Mark kau delivery dulu ya! ingat, tidak usah memasak, apapun itu"

"Baik mom, mommy semangat"

Taeyong tersenyum.

"Iya, mommy titip adik adik mu"

"Ah iya mom, Jeno belum pulang karena ada rapat basket di sekolah"

"Hmm, baiklah, bye son"

"Bye mom"

Tut.

Taeyong sedikit lega setelah bertelepon dengan si sulung, ia pun kembali fokus pada pekerjaannya.

Sementara di rumah, Mark dan Sungchan sedang duduk di depan tv.

"Jadi mommy belum bisa pulang?" tanya Sungchan.

Mark mengangguk. "Pekerjaan mommy banyak, kita di suruh delivery"

"Itu lebih baik daripada kita membakar dapur"

Mark mendengus mendengar ucapan sang adik yang merupakan sebuah fakta. "Kau mau apa?"

"Bebek goreng pedes" jawab Sungchan.

Mark mengangguk dan memesan makanan, tak lupa untuk Jeno juga nanti.

"Hyung....." panggil Sungchan.

"Hmm" sahut Mark

"Kalau daddy ada, pasti mommy lagi duduk sama kita di sini kan ya?"

Mark diam, ia menatap Sungchan sendu. Diantara mereka bertiga, Sungchan yang sama sekali belum merasakan kasih sayang ayah mereka. Mark memeluk adik bungsunya itu.

"Gimana rasanya di sayang ayah?" Sungchan balik menatap Mark.

"Hyung tak tahu, karena saat itu hyung baru 3 tahun, tapi hyung harus kehilangan Daddy dan memiliki 2 adik, walaupun begitu ada mommy yang selalu tersenyum pada hyung"

Sungchan memeluk sang hyung lebih erat, masing masing dari mereka memegang beban mereka sendiri. Apalagi Mark yang seorang anak sulung, dipaksa menjadi dewasa untuk kedua adiknya diusia yang seharusnya mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya.

"Mommy pasti berat ngadepin kita" gumam Sungchan.

"Iya, apalagi tingkah kita yang selalu bikin pusing mommy, mommy terhebat" timpal Mark.

"Pelukan gak ajak ajak" Keduanya menoleh ke belakang melihat Jeno menatap keduanya dengan tangan di pinggang.

Bruk

Tiba tiba Jeno menubruk dua saudaranya dan memeluk keduanya erat.

"Minggir Jeno lo berat! bau! keringetan!"

"Bodo amat, keringet gue wangi"

"Wangi jigong!" sentak Sungchan sambil mendorong Jeno.

Jeno tertawa puas sambil berjalan menuju kamarnya.

Daddy S1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang