04 Kejadian

25 14 30
                                    

Takdir ini mempertemukanku padamu.

---Terkait Rasa---

Jun akhirnya tertidur. Beberapa jam berlalu tapi Jun masih saja tertidur pulas untungnya mimpi itu tidak menyapanya kali ini. Hingga ketukan pintu dari seseorang serta bunyi bel membangunkannya.

Jun membuka matanya dan segera bangkit dari tempat tidur ingin membuka pintu kamar dengan langkah yang berat.

" Selamat pagi tuan Aurora saya Rivai atas izin dari pak Daniel, saya diperintahkan untuk kembali memperingatkan anda bahwa hari ini adalah kunjungan kelokasi proyek " Ucap Rivai sopan sambil memamerkan seyum lebar kearah Jun

" Iya aku tahu..., terima kasih sebelumnya karena sudah memperingatkan ku kembali " balas Jun juga masih dengan logat Koreanya yang mungkin tidak akan pernah hilang walau ia sekapun fasih berbahasa Indoesia.

Rivai Hanya membalas dengan anggukkan sambil terseyum lalu pergi. Jun menutup pintu kamarnya dan lansung pergi kekamar mandi.

Jun memutar kran shower Air hangat, memang mandi air hangat sangat cocok pada jam-jam dini hari seperti ini. Setelah selesai melakan ritual mandinya Jun ingin mengeringkan tubuh kekarnya.

Jun masih tidak menyadari bahwa ia tidak membawa handuk saat masuk kedalam kamar mandi. Tanpa membalikkan badannya Jun melangkah mundur meraba-raba dinding dibelakangnya tempat handuk biasanya tergantung.

" Kemana handuknya ? " Ucap Jun spontan berbalik saat tidak menemukan handuk, dirinya baru sadar bahwa handuknya tertinggal diluar, Tapi untunglah Jun menemukan sebuah handuk yang tegulung rapi dalam laci tempat disamping ia berdiri sekarang. Segera ia mengeringkan tubuhnya dan lalu menggulungkan handuk itu dipinggangnya dan beranjak keluar.

"Aku akan memakai Pakaian untuk hari ini" ucap Jun sambil memilih-milih baju yang tergantung dilemari. Gerak tanganya berhenti saat melihat jaz selaras dengan celana serta kemeja putih. " Ini saja " sambung Jun lalu segera mengenakannya.

Jun kini terlebih sangat rapi juga dengan gaya poni didepan yang biasanya ia sisir kebelakang. Jun lalu melihat gelang Jam yang terpasang dilengan kirinya, dan pukul masih menunjukkan 03:30 pagi.

"Aku berangkat sekarang saja dan aku akan sampai lebih pagi tapi kenapa pegawai tadi membangunkan ku secepat itu?..., dan malamya aku akan kembali ke busan " seru Jun dalam batinnya lalu menghubungi Arya Si supir yang sebelumnya menjemputnya dibandara.

Setelah beberapa kali menghubungi akhirnya telpon Jun terjawab " Hallo tuan Jun ada apa ? " tanya Arya pelan seperti masih belum sepenuhnya terbangun

" Kau masih tidur rupanya..., begini jemput aku sekarang hari ini aku akan ke ********A " balas Jun

" Haa !! " Ucap Arya sedikit kaget

" Jangan begitu cepat Jemput saja..., aku ingin sampai lebih pagi disana " sambung Jun lalu mematikan telponya.

Jun segera merapikan barang-barang bawaakannya semasukan semuanya kedalam koper lalu tetap meninggalkannya didalam dan hanya pergi membawa tas kecil berisi beberapa dokumen juga barang-barang penting lainnya. Jun berlajan menyusuhi lorong hotel menuju lift untuk turun menunggu mobil jemputannya di lobby hotel.

Akhirnya tidak menunggu lama Mobil itu sampai. Jun lalu bergegas keluar, terlihat Arya yang sudah membukakan pintu mobilnya untuk Jun. Saat berada didalam mobil pun Jun masih bersikap dingin, hingga saat mobil itu melaju meninggalkan hotel dan orang berada didalamnya hanya saling membisu.

Terkait Rasa Donde viven las historias. Descúbrelo ahora