🌙ㅣ21. Keributan di Jalan

118K 12.8K 322
                                    

''Momen mendebarkan bisa menjadi menyenangkan jika dilewati bersama orang yang tersayang''

''Momen mendebarkan bisa menjadi menyenangkan jika dilewati bersama orang yang tersayang''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang Rembulan duga sudah terjadi kala ia keluar dari kelasnya bersamaan dengan Alvano. Beberapa murid yang melihat Rembulan, tak segan-segan melemparkan tatapan menelisik nan tajam, bahkan yang biasanya tak mempedulikan eksistensi Rembulan, kini memperhatikannya lekat dari atas sampai bawah. Sebab, kejadian istirahat tadi sudah menjadi topik perbincangan ramai.

Rembulan mendengar semua kabar itu dari mulut ke mulut, tak tahu pasti bagaimana kabarnya tersebar. Biasanya, selalu tersedia di grup chat kelas, namun sayang ponsel Rembulan rusak beberapa bulan lalu, ia tak tahu kabar apa-apa hingga saat ini.

Sementara Alvano, ia berjalan santai memutar-mutar kunci motor di satu jari. Ia tampak tak sadar dengan keadaan sekitar yang sudah memperhatikannya karena berjalan berdua bersama Rembulan, hingga akhirnya ia menghentikan langkah begitu ponselnya bergetar.

Tangan Alvano bergerak menahan pundak Rembulan. "Bentar, Lan. Ada chat dari bang Nol," ucapnya lantas membaca pesan yang masuk. "Oh, Bang Nol katanya bakalan pulang telat, nanti tolong bilangin ke Mama."

Rembulan mengangguk. "Bang, pelan-pelan ngomongnya."

"Hah? Oh, oh iya bener. Gue gak sadar." Terkekeh, Alvano mengacak rambut Rembulan sebelum akhirnya ia teringat sesuatu. "Abang belum punya nomor Bulan, lupa mau minta dari kemarin."

"Gak usah, Bang. Hp Bulan lagi rusak, nanti aja Bulan kasih nomornya kalau hpnya udah Bulan servis," ujar Rembulan. Mereka kini berjalan keluar dari koridor, melewati lapangan.

"Kok gak bilang?!" Alvano terkejut bukan main. "Sejak kapan hp Bulan rusak?! Bang Rion tahu?"

Kepala Rembulan menggeleng, rambut panjangnya ikut bergoyang. "Kenapa harus kasih tahu, Bang?"

Alvano menepuk keningnya sendiri cukup keras. Bisa-bisanya mereka melupakan hal sepenting ini. Jika Rembulan tak memiliki ponsel, bagaimana Rembulan akan meminta bantuan pada mereka? Untuk kali ini, Alvano mengakui dirinya bodoh. Bukan dia saja tapi, saudaranya yang lain juga bodoh menyangkut hal ini.

"Nanti beli deh yang baru, gak usah servis," celetuk Alvano. Tanpa disadari ada beberapa yang mendengar.

"Dih, matre banget jadi cewek. Mentang-mentang ada yang deketin. Songong banget."

Suara itu entah dari mulut siapa, tapi Alvano dan Rembulan tahu maksud dan juga siapa yang dimaksud. Alvano mengeluarkan tatapan sinisnya, langsung menoleh ke belakang pada sekumpulan siswi yang duduk berjajar di depan kelas.

4 Brother'z | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang