🌙ㅣ37. Dirinya dan Dendam

103K 11.4K 517
                                    

''Balas dendam hanya akan memunculkan dendam yang baru''

''Balas dendam hanya akan memunculkan dendam yang baru''

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa, sih cewek itu?!

Dengan amarah yang tak bisa lagi dikendalikan, langkah Syaila dan dua temannya dipercepat menuju sebuah gudang sekolah yang sudah cukup lama tak ia gunakan untuk melakukan beberapa tindakan di dalamnya. Kedua tangannya terkepal erat dengan napasnya yang memburu. Ini adalah kesempatannya setelah secara tidak sengaja melihat sosok yang masuk ke dalam sana beberapa menit lalu.

Syaila membuka pintu gudang dengan amat keras, menimbulkan keterkejutan pada mereka yang ada di dalam. Pandangan Syaila langsung terpaku pada gadis berkacamata yang berdiri di dekat papan bersama dua temannya yang lain. Tanpa aba-aba Syaila menarik rambut gadis itu dan menyeretnya.

"Lo ini mau apa, sih?! Lo mau manfaatin mereka doang 'kan?!" sentaknya pada Rembulan yang kebingungan.

"Ngaku aja lo! Jangan mendadak bisu!" Theara ikut bersuara.

"A-apa, Kak? Siapa?" Rembulan meringis menahan sakit akibat jambakan yang ia terima. Rembulan tidak tahu apa pemicu amarah Syaila kali ini, padahal seingatnya ia tidak memancing Syaila. Bahkan beberapa hari ini Rembulan tidak pernah berpapasan dengan Syaila.

"Gak usah pura-pura bego!" Syaila mendorong kepala Rembulan dengan keras, hingga gadis itu tersungkur ke lantai. "Lo murah banget jadi cewek! Lo ngerayu cowok-cowok di luar sana 'kan?! Lo mau hidup enak, makanya lo ngegoda cowok!"

Rembulan menggeleng, tatapan takutnya kian terpancar jelas kala memandang Syaila. "Kak, Bulan gak ngelakuin itu."

Berdecih pelan, Syaila melipat kedua tangannya di depan dada, matanya menatap rendah pada Rembulan seolah-olah gadis itu hanyalah hama di sini. "Yah, lagipula siapa sih yang mau ngaku kalau dirinya itu jual diri ke orang lain? Di sekolah jadi culun cuman pura-pura doang."

Ghea terkekeh santai. "Bener. Siang culun, malamnya jadi lacur!"

"Udah ketebak, sih." Tatapan Theara mengintimidasi, dari atas sampai bawah seolah-olah sedang memindai Rembulan. "Berapa harga lo semalam?"

"Kak, Bulan nggak mungkin gitu." Jia, gadis yang sedari tadi memperhatikan akhirnya melangkah maju dan berlutut di samping Rembulan untuk membantu. Ia tidak tega jika temannya terus diperlakukan hina, padahal sudah beberapa minggu mereka hidup tenang di sekolah, mengapa hal ini terjadi lagi? "Maksud kakak apa bilang itu ke Bulan?"

"Jia." Rembulan menggenggan kuat tangan Jia, ia mengisyaratkan agar Jia diam dan tak memancing Syaila.

"Ini udah keterlaluan banget." Jia bergumam pelan, memegang erat lengan Rembulan. "Apa maksudnya Bulan jual diri? Itu gak mungkin."

4 Brother'z | TERBITWhere stories live. Discover now