#12. Memasuki dunia kajiman

75 31 26
                                    

"Masuklah! Mari bergabung dengan kami!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuklah! Mari bergabung dengan kami!"

                     ■■■♤♤♤■■■

Keadaan warteg menjadi hening dan lengang, tanpa suara sedikitpun, semua orang terlihat terdiam layaknya patung yang dipajang di toko-toko baju.

"ITU .... ITU, BELATUNG!" teriak Dara, ia memeluk erat tubuh Yuna, karena Dara sangat tak suka pada belatung, sangat menggelikan.

"Semua makanannya jadi belatung? Ini ada apa, sih?" tanya Gufron panik sembari mengerutkan keningnya heran.

Salman melongo, lalu menghadap Yuma dan bertanya, "Apa ada hubungannya?"

Yuna mengangguk, menghela napas, dan menjawab, "em, i-iya, kayaknya begitu Man, gue juga bener-bener gak tau kenapa bisa sampe jadi makanan kayak gini?"

"Apa kita masuk ke dunia kajiman itu? Apa yang harus kita lakuin sekarang?" tanya Gufron sembari mengusap-usap wajahnya dengan kasar.

Kepala Yuna sedikit bekerja, ia mencoba meluaskan pikiran apa maksud dari kejadian itu, dari beberapa pengalaman.

Gufron yang terlihat mengambil ponselnya segera disingkirkan oleh Yuna, "Ja-jangan, Pron! Gue tadi udah berpikir gimana cara gue masuk dan keluar!"

Ia melanjutkan pembicaraannya yang terpotong, "Setiap mereka memasuki kita pada dunia kajiman, pasti kondisi kita di dunia sedang tertidur, terus gue mikir, gue bisa bangun karena bantuan dari sesuatu yang menyentuh kita dari dunia nyata, apa aja bisa seperti semut yang lewat tubuh kita atau apa aja, yang penting menyentuh tubuh kita," jelasnya panjang lebar yang diberi anggukkan paham oleh ketiga temannya.

"Jadi, sekarang kita tidur di sana?" tanya Gufron.

"Terus, gimana kalo gak ada yang sentuh tubuh kita, Yun?" sahut Dara setelahnya.

Salman mengeluarkan suara, "Jangan pada khawatir, pasti ada orang yang penasaran kenapa kita bisa tertidur sesaat, setelah makanan diantar, atau ibu itu akan membangunkan kita, ya, kan?" jelas Salman.

Yuna menghela napas berat, "Temen-temen, gue minta maaf karena membawa kalian ke hal-hal mistis kayak gini, kalian juga paham, kan? Awalnya, gue emang gak suka hal berbau mistis kayak gini,"

Wushhh....

Suara hembusan angin dalam waktu sedetik langsung berubah menjadi tempat gelap yang hanya menyisakan satu pintu di depan mereka.

Suara hembusan angin dalam waktu sedetik langsung berubah menjadi tempat gelap yang hanya menyisakan satu pintu di depan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Teribble Dream | Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang