19. Make You Mine

514 28 0
                                    

Detik berganti menit.
Menit berganti jam...

Setiap detiknya Alika mengucap Laa ilaaha illallaah...
Setiap jamnya ia menyelesaikan bacaan Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah lahulmulku walahulhamdu wahuwa 'alaa kulli syai in qodiir...

Penantiannya tinggal hitungan menit, harapannya akan tercapai, doanya akan terkabul..

Akhirnya dirinya akan dilamar pujaan hati..

Siapa yang tidak bahagia?

Alika tak berhenti bersyukur dan berdoa untuk hari ini.

"Dek, semuanya udah dateng."

Kirana berdiri didepan pintu dan menatap putrinya dengan raut bahagia.

"Yuk!" Kirana mengulurkan tangan, tak ada alasan bagi Alika untuk berlama-lama berada dikamarnya, sedari pagi ia sudah gelisah mengingat hari ini Naga akan melamarnya.

Oh, betapa bagianya gadis itu...

"Adek gugup Bunda.."

"Tenang, kamu tinggal jawab iya aja.."

"Tapi Bun--"

Kalimat yang menganggantung itu mengundang kernyitan heran pada wajah Kirana, "Kenapa? Bukannya adek seneng?"

"Iya Bun, adek seneng banget. Tapi, gimana kalo adek buat kesalahan nanti."

Kirana terkekeh, "Hey, anak Bunda cuma gugup. Tenang ya, berdoa semoga semuanya lancar, hum.
?"

Mau tak mau Alika mengangguk, padahal semalaman ia telah mempersiapkan diri untuk hari ini.

"Bismillah ya nak."

Mereka berdua berjalan beriringan, tepatnya Kirana menuntun Alika untuk dibawa ke ruang tengah. Sampai disana, beberapa orang memperhatikan Alika yang menunduk.

"Nah, ini putri saya." Alika didudukan diantara Ayah dan Ibunya. Ia berada tepat ditengah kedua orang tuanya.

"Subhanaah, cantik sekali calon mantu Mama." Alika semakin menunduk mendengar pujian yang diberikan  calon ibu mertuanya itu.

"Ekhem, sebaiknya kita mulai saja. Bismillahirrahmaanirrahiiim.."

Alika menahan nafasnya, ia tak paham mengapa rasanya seperti tercekik, ia senang namun terlalu gugup.

"Nak Naga, silahkan."

"Bismillah, sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk menyampaikan niat baik saya, tapi sebelum itu saya ingin bertanya terlebih dahulu pada Alika,"

Merasa namanya disebut Alika mendongak, dan tepat kedua mata cantiknya bersitatap dengan manik hitam pria yang akan melamarnya.

"Silahkan." Kirana yang menjawab.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan pada saya Alika?"

Alika menghela gugup, sebenarnya ia amat gugup, sangat malah. Tapi ia juga harus mengajukan pertanyaan sebelum dirinya menerima lamaran pria itu bukan.

Bukankah memang seharusnya bertanya terlebih dahulu.

"Saya ingin tau bagaimana mas ketika marah."

Sejatinya, lelaki yang baik terlihat dari marahnya. Ah, Alika benar-benar penasaran seperti apa marahnya pria itu, apakah sama dengan yang Alika pikirkan.

"Marah saya diam."

"Bagaimana ibadah kamu mas?"

"Saya mempunyai prinsip, Allah dan ibadah nomor satu. Insyaallah, saya taat pada lima waktu."

☆《𝙺𝚎𝚙𝚒𝚗𝚌𝚞𝚝 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝙼𝚊𝚜 𝙳𝚞𝚍𝚊!》☆ | COMPLETE✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن