18•

6.3K 949 72
                                    

Tik.. Tik.. Tik..

Detakan jam terasa lebih lambat dari biasanya. Suara kedipan lampu memenuhi atmosfir ruangan itu. Tak ada satupun kata terlontar.

Hening.

Draken mematung. Iris pekatnya bergetar melihat tubuh Emma yang terbujur kaku di depannya.

Emma mati.

"Apa-apaan ini?" gumamnya lemah, napasnya memburu hebat. Ia menahan desakan air mata yang menuntut keluar.

Dengan sisa kekuatannya, Draken berbalik melangkah ke arah pintu, ia berdiri tanggung di ambang pintu itu, "Mikey, ikut aku sebentar."

Mikey berjalan membututi sang sahabat menuju area parkiran rumah sakit. Takemichi yang merasakan sesuatu buruk akan terjadi memutuskan untuk mengikuti kedua petinggi Toman itu.

Sepasang sahabat itu kini berdiri saling berhadapan.

"Apa yang terjadi?" Draken bertanya lemah. Mikey menunduk dengan tatapan kosongnya, ia tetap bergeming.

BUGH!

Draken melayangkan tinjunya mengenai wajah sahabatnya, "Bagaimana bisa kau membiarkan ini terjadi?"

Mikey masih terdiam.

"Mikey! Apa yang kau lakukan, brengsek?!"

Takemichi berlutut, air matanya kembali mengucur, "Ini salahku! Aku berada tepat di sampingnya, tetapi aku gagal melindungi Emma-chan!"

"Mikey-kun tidak salah apa-apa, Draken-kun! Lampiaskanlah kepadaku!" teriak Takemichi lagi.

Namun Draken memilih untuk tidak mendengarkan, kembali pemuda pirang itu melayangkan tinjunya mengenai wajah Mikey.

BUGH!

"Bukankah kau membentuk Toman untuk melindungi kami semua?!"

BUGH!

"Pachin ditangkap!"

BUGH!

"Baji mati!"

BUGH!

"Kazutora masuk penjara!"

Takemichi lompat menahan tubuh besar Draken, "Hentikan, Draken-kun!" namun usahanya sia-sia.

"Minggir!" teriak Draken, menyikut wajah Takemichi hingga ia tersungkur ke tanah.

Draken mendekat ke arah Mikey, "Dan sekarang, Emma!"

BUGH! BUGH! BUGH!

Mikey tersungkur menghantam tanah. Matanya terpejam, meresap rasa sakit akibat pukulan sahabatnya. Ia merasa pantas menerima hukuman ini, bahkan seharusnya lebih.

Aku gagal, pikirnya.

"Emma.." lirih Draken kecil, akhirnya deruan air mata yang sedari tadi ia tahan, turun perlahan.

"Tolong kendalikan dirimu, Draken-kun." Ucap Takemichi di sela tangisnya.

Setelah semua ketegangan mereda, ketiga pemuda itu kembali ke dalam lobi rumah sakit.

"Aku akan mengabarkan Y/n." Ucap Draken sebelum menghilang ke lorong lain.

"Mikey-kun.. aku tahu ini terdengar tidak pantas di saat seperti ini," Takemichi memulai pelan, "pertarungan dengan Tenjiku hari ini dan kita takkan bergerak tanpa aba-abamu."

Mikey duduk dalam diam. Tak sekalipun bibirnya mengeluarkan kata semenjak mereka tiba di rumah sakit.

Takemichi terisak kembali, "Kisaki harus membayar ini.." ia melirik sang Ketua.

Boy In Love | Mikey X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang